Kata Kunci : Akuntansi Pertanggungjawaban, Kinerja Keuangan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kata Kunci : Akuntansi Pertanggungjawaban, Kinerja Keuangan"

Transkripsi

1 i

2 ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DALAM MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA HOTEL SEMPURNA LUBUKLINGGAU Dewi Anggraini., M.Si, Dosen STIE-MURA Prodi Akutansi Aryani Lestari, Mahasiswa STIE-MURA Prodi Akutansi ABSTRACT This study discusses the Application Analysis Responsibility Accounting In Assessing Financial Performance At Hotel Perfect Lubuklinggau. The decrease in profit in the year The problems of this research How the decline in earnings in the year , the lack of separation between the costs that can be controlled by the central responsibility and that can not be controlled and the absence of a clear separation of entities on account of income. The study aims to determine the application of accounting in financial performance on a perfect hotel Lubuklinggau years 2012 to The type of data in this research is secondary data. Data collection techniques in this study is documentation. ie, collecting data and information from the data that already exists on Hotel Perfect Lubuklinggau relating to financial performance. Data analysis techniques used in this research is using quantitative and qualitative descriptive analysis. Based on the research results obtained revenue from all services supplied are increasing and there is a decrease in 2013 can be seen from the difference between their respective incomes. Keywords: Responsibility Accounting, Financial Performance ABSTRAK Penelitian ini membahas Analisis Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Menilai Kinerja Keuangan Pada Hotel Sempurna Lubuklinggau. Terjadinya penurunan laba pada tahun Rumusan masalah dalam penelitian ini Bagaimana terjadinya penurunan laba pada tahun , tidak adanya pemisahan antara biaya-biaya yang dapat dikendalikan oleh pusat pertanggungjawaban dan yang tidak dapat dikendalikan dan tidak adanya pemisahan entitas yang jelas pada akun pendapatannya. Penelitian bertujuan untuk mengetahui penerapan akuntansi pertanggungjawaban dalam pencapaian kinerja keuangan pada hotel sempurna lubuklinggau tahun 2012 sampai dengan Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dokumentasi. yakni melakukan pengumpulan data dan informasi dari data yang sudah ada pada Hotel Sempurna Lubuklinggau yang berkaitan dengan kinerja keuangan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian pendapatan yang diperoleh dari seluruh jasa pelayanan yang diberikan ada yang mengalami peningkatan dan ada yang mengalami penurunan pada tahun 2013 dapat diketahui dari selisih masingmasing pendapatan. Kata Kunci : Akuntansi Pertanggungjawaban, Kinerja Keuangan ii

3 DAFTAR ISI Halaman Judul... Abstrak... Daftar isi... Daftar Tabel Daftar Gambar. BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perumusan Masalah Identifikasi Masalah Batasan Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori yang Mendukung Pengertian Akuntansi Akuntansi Pertanggungjawaban Akuntansi Pertanggungjawaban Tradisional Akuntansi Pertanggungjawaban Kontemporer Desentralisasi Pengukuran Kinerja Pusat Investasi (Investment Center) Pengukuran Kinerja Pusat Biaya (Cost Centre) Pengukuran Kinerja Pusat Laba (Profit Center) Pengukuran Kinerja Pusat Pendapatan (Revenue Center) Perencanaan Kinerja Pusat Pertanggungjawaban Penelitian yang Relevan Kerangka Berpikir BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian Sumber dan Teknik pengumpulan Data Teknik Analisis Data BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Sejarah Hotel Sempurna Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan Struktur Organisasi Hotel Sempurna Analisa Akuntansi Pertanggungjawaban Pusat Pendapatan Pusat Biaya Pusat Laba Pusat Investasi Pembahasan... BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran... i ii iii iv v vi iii

4 DAFTAR PUSTAKA... DAFTAR TABEL Tabel. 1.2 Perbedaan Akuntansi Pertanggungjawaban Tradisional dan Kontemporer... Tabel. 2.2 Hasil penelitian yang Relevan... Tabel 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel... Tabel 4.1 Perbandingan Pendapatan Hotel SempurnaTahun 2012 dan Tabel 4.2 Perbandingan pendapatan hotel sempurna Tahun 2013 dan Tabel 4.3 Perbandingan Biaya Hotel Sempurna Pada tahun 2012 dan Tabel 4.4 Perbandingan Biaya Hotel Sempurna Pada Tahun 2013 dan Tabel 4.5 Tabel ROA (return on asset) Hotel Sempurna Pada tahun 2012, 2013 dan Tabel 4.6 Tabel OPM (operating profit margin) Hotel Sempurna Pada tahun 2012,2013 dan Tabel 4.7 Tabel NPM (net profit margin) Hotel Sempurna Pada tahun 2012,2013 dan Tabel 4.8 Tabel ROI (return on investment) Hotel Sempurna Pada tahun 2012,2013 dan Tabel 4.9 Tabel hasil pendapatan Hotel Sempurna Pada tahun 2012,2013 dan Tabel 4.10 Tabel Hasil Pengeluaran Biaya Hotel Sempurna Pada Tahun 2012, 2013 dan Tabel 4.11 Tabel Hasil Pengukuran Pusat Laba Hotel Sempurna Pada Tahun 2012,2013 dan Tabel 4.12 Tabel Hasil Pengukuran pusat Investasi iv

5 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.4 Kerangka Pemikiran Gambar 4.1 Struktur Organisasi Hotel Sempurna LubukLinggau v

6 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap pendirian perusahaan termasuk hotel tentu mempunyai tujuan yang hendak dicapai, baik itu tujuan jangka pendek berupa laba dan tujuan jangka panjang berupa kelangsungan hidup perusahaan. Penerapan sistem menjadi penting sehingga kinerja semua komponen organisasi dapat dikendalikan ke arah pencapaian tujuan dengan demikian kinerja menjadi unsur penting karena merupakan salahb satu faktor yang mendukung tercapainya tujuan perusahaan tersebut. Keberhasilan suatu perusahaan tidak dapat tercapai begitu saja, tanpa adanya usaha secara maksimal dari perusahaan tersebut. Usaha yang dapat ditempuh oleh perusahaan antara lain dengan menentukan tujuan yang pasti yang harus ditetapkan dengan tepat dan metode pencapaiannya harus direncanakan dan dilaksanakan dengan semestinya. Informasi akuntansi pertanggungjawaban merupakan informasi yang penting dalam proses pengendalian manajemen karena informasi tersebut menekankan hubungan antara informasi keuangan dengan manajer yang bertanggung jawab terhadap perencanaan dan pelaksanaannya. Pengendalian dapat dilakukan dengan cara memberikan peran bagi setiap manajer untuk merencanakan pendapatan dan biaya dengan aktiva yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan yang menjadi tanggung jawabnya dan kemudian menyajikan informasi realisasi pendapatan dan biaya tersebut menurut manajer yang bertanggung jawab. Menurut Darsono dan Ari (2009, h. 201) Realisasi sistem akuntansi pertanggung jawaban adalah adanya pusat-pusat pertanggung jawaban (responsbility center). Pusat pertanggung jawaban merupakan suatu unit organisasi yang dipimpin oleh seorang instansi atau direktur yang bertanggung jawab sesuai bagiannya. Pusat-pusat pertanggung jawaban terdiri atas : a. Pusat pertanggung jawaban biaya (cost center) b. Pusat pertanggung jawaban pendapatan (revenue center) c. Pusat pertanggung jawaban laba (profit center) d. Pusat pertanggung jawaban investasi (investmen center). Akuntansi pertanggung jawaban merupakan suatu sistem akuntansi yang mengakui berbagai pusat pertanggungjawaban pada keseluruhan perusahaan dan instansi yang mencerminkan rencana dan tindakan setiap pusat pertanggung jawaban dengan menetapkan pendapatan dan biaya tertentu. Akuntansi pertanggung jawaban yang baik dalam penerapan nya harus menetapkan atau memberi wewenang secara tegas, karena dari wewenang ini akan menimbulkan adanya pertanggung jawaban suatu kinerja. Diterapkannya sistem akuntansi pertanggung jawaban yang baik, maka akan terciptanya pengendalian dan pengukuran suatu kinerja. Akuntansi pertanggungjawaban juga sebagai sarana untuk mengevaluasi kemampuan setiap manajer, sehingga akan dibentuk landasan terciptanya suatu sistem pengukuran kinerja. Laporan pertanggung jawaban dapat dipergunakan sebagai dasar membuat analisis yang bertujuan untuk mengukur kinerja disetiap pusat 1

7 pertanggungjawaban. Sistem akuntansi pertanggungjawaban merupakan metode pengendalian biaya. Biaya dalam sistem akuntansi pertanggungjawaban dihubungkan dengan manajer yang memiliki wewenang untuk mengelola anggaran. Hotel Sempurna Lubuklinggau merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang industri perhotelan. Hotel Sempurna melayani dalam hal penginapan, sewa gedung dan catering. Hotel sempurna memiliki misi yaitu memberikan pelayanan yang bermutu dan terjangkau masyarakat. Oleh sebab itu hotel sempurna terus meningkatkan pelayanan serta menyelenggarakan administrasi keuangan dan administrasi umum. Hal penting yang harus dilakukan dalam pelaksanaan proses peningkatan dan pelayanan hotel sempurna adalah pengukuran kinerja. Pengukuran kinerja ini dilakukan atas penerapan akuntansi pertanggungjawaban dengan pencapaian kinerja perusahaan atau lembaga pemerintah yang sesuai dengan pusat-pusat pertanggungjawaban yang diberikan pihak manajemen. Berikut dapat dilihat tabel data pendapatan, biaya, dan laba pada Hotel Sempurna Lubuklinggau pada tahun 2012, 2013 dan 2014 : Tabel 1.1 Tabel Pendapatan, Biaya dan Laba Hotel Sempurna Pada tahun 2012, 2013 dan 2014 Keterangan Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Pendapatan Usaha Rp Rp Rp Biaya Usaha Rp Rp Rp Laba Usaha Rp Rp Rp Sumber: Laporan Keuangan Hotel Sempurna Lubuklinggau (data diolah) Dari tabel diatas dapat dilihat bahwasannya pendapatan, biaya dan laba Hotel Sempurna Lubuklinggau dari tahun terus menurun. Penurunan pendapatan dalam kurun waktu tiga (3) tahun tersebut disebabkan karena semakin sedikit pengunjung yang memakai jasa Hotel Sempurna, tentunya biaya yang dikeluarkan pun akan ikut menurun, hal ini tentu saja berdampak pada laba Hotel Sempurna, dapat dilihat pada tabel diatas laba menurun tiap tahunnya dalam kurun waktu tiga (3) tahun. Sebelumnya belum pernah ada penilaian kinerja pada hotel sempurna. Dari gambaran tersebut perlu dilakukan penilaian kinerja dengan melakukan analisis akuntansi pertanggungjawaban. Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti tertarik untuk meneliti tentang bagaimana tingkat penerapan kinerja keuangan pada hotel sempurna lubuklinggau ditinjau dari sistem akuntansi pertanggungjawaban yang belum tercapai dengan maksimal, maka peneliti mengangkat judul ANALISIS PENERAPAN 2

8 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DALAM MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA HOTEL SEMPURNA LUBUKLINGGAU. 1.2 Perumusan Masalah Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka peneliti mengidentifikasikan masalah dalam penelitian ini adalah : a. Terjadinya penurunan laba pada tahun b. Tidak adanya pemisahan antara biaya-biaya yang dapat dikendalikan oleh pusat pertanggungjawaban dan yang tidak dapat dikendalikan. c. Tidak adanya pemisahan entitas yang jelas pada akun pendapatannya Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi dari masalah yang ada, maka batasan masalah dalam penelitian ini adalah pengukuran kinerja pertanggungjawaban (pusat biaya, pusat pendapatan,pusat laba dan pusat investasi) dalam pencapaian kinerja keuangan dari tahun 2012,2013 dan 2014 pada Hotel Sempurna Lubuklinggau Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana penerapan akuntansi pertanggungjawaban dalam pencapaian kinerja keuangan Hotel Sempurna Lubuklinggau pada tahun 2012,2013 dan 2014? 1.3 Tujuan Penelitian Untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan akuntansi pertanggungjawaban dalam pencapaian kinerja keuangan pada hotel sempurna lubuklinggau tahun 2012 sampai dengan Manfaat penelitian Manfaat penelitian terdiri dari 2 (dua) aspek yaitu : Aspek teoritis Manfaat penelitian bgai peneliti, yaitu memberikan tambahan pengetahuan tentang penerapan akuntansi pertanggungjawaban untuk mengetahui bagaimana kinerja keuangan pusat pendapatan biaya pada hotel sempurna lubuklinggau Aspek praktis Kegunaan praktis yang peneliti tujukan adalah sebagai berikut : 1. Bagi hotel, sebagai bahan masukan untuk semakin bijak dalam menerapkan akuntansi pertanggungjawaban. 2. Bagi peneliti, dapat menjadi sarana untuk mengembangkan potensi diri dan wawasan khusus yang berkaitan dengan materi yang disajikan. 3. Sebagai bahan bacaan atau literatur bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan penelitian ini serta dapat memberikan informasi mengenai 3

9 penerapan akuntansi pertanggungjawaban dan hubungannya dengan pencapaian kinerja. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Pengertian Akuntansi Dalam perusahaan kecil, pada umumnya perusahaan perseorangan, pimpinan dapat langsung mengurus sekaligus mengawasi pekerjaan dari setiap bagian,sehingga dapat mengetahui keadaan dalam perusahaan. Apabila perusahaan sudah menjadi besar dimana sebagian tugas dan wewenang pimpinan didelegasikan pada orang lain, maka pimpinan perusahaan membutuhkan alat yaitu akuntansi untuk mengadakan pengawasan dan mengetahui kemajuan atau perkembangan yang dicapai. Jadi sebenarnya akuntansi berkaitan dengan masalah pertanggung jawaban pengelolaan perusahaan kepada pemilik perusahaan atas kepercayaan yang telah diberikan kepadanya untuk menjalankan kegiatan perusahaan. Menurut Budi (2010, h. 1) mengartikan akuntansi dari sudut bidang studi sebagai seperangkat pengetahuan yang mempelajari perekayasaan penyediaan jasa berupa informasi keuangan kuantitatif suatu unit organisasi dan cara penyampaian(pelaporan) informasi tersebut kepada pihak yang berkepentingan untuk dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan ekonomi. Menurut Budi (2010, h. 1) Dari sudut proses akuntansi diartikan sebagai proses, pengidentifikasikan, pengukuran, pencatatan, pengklasifikasian, penguraian, penggabungan, peningkatan dan penyajian informasi keuangan yang terjadi dari transaksi-transaksi atau kegiatan operasi suatu unit organisasi dengan cara tertentu. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa akuntansi adalah kegiatan jasa yang memberikan informasi kuantitatif dalam bentuk moneter tentang suatu unit usaha yang digunakan untuk pengambilan dan pengendalian dalam bentuk keputusan ekonomi Akuntansi Pertanggungjawaban Menurut Henry (2012, h. 253) akuntansi pertanggungjawaban adalah sebuah sistem pelaporan informasi yang (1)mengklasifikasikan data finansial menurut bidang-bidang pertanggungjawaban didalam sebuah organisasi, (2)melaporkan berbagai berbagai aktivitas setiap bidang dengan hanya 4

10 menyertakan kategori-kategori pendapatan dan biaya yang dapat dikendalikan oleh manajer yang bertanggung jawab. Menurut Prawironegoro dan Ari (2009, h. 203) akuntansi pertanggungjawaban adalah suatu model pengendalian dan evaluasi kinerja anak perusahaan, cabang, atau suatu divisi yang didasarkan pada wewenang yang diberikan. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa akuntansi pertanggung jawaban merupakan bagian informasi yang disediakan para manajer, sistem ini merupakan sistem pengukuran keuangan yang mencatat rencana dan kinerja menurut variabel keuangan yang menjadi tanggung jawab seorang manajer. Sistem akuntansi pertanggungjawaban harus disesuaikan supaya memenuhi kebutuhan spesifik dan kondisi operasi perusahaan, sehingga pelaporan kinerja semua pos finansial yang dipertimbangkan dapat diraih oleh pusat pertanggungjawaban yakni segmen bisnis didalam organisasi. Pemahaman itu dibutuhkan guna memastikan aplikasi tipe pusat pertanggung jawaban yang benar dan bahwa evaluasi dan pelaporan kinerja adalah bermakna. Agar sistem akuntansi pertanggungjawaban bisa dijalankan dengan baik, maka ada beberapa syarat yang harus dipenuhi antara lain : a) Perusahaan sudah menyusun struktur organisasi formal untuk menilai tiap pusat-pusat pertanggung jawaban (responsbility center) dan menentukan penanggungjawab dari pusat pertanggungjawaban. b) Perusahaan sudah menggunakan budget sebagai alat ukur pelaksanaan c) Biaya-biaya dipisahkan antara yang bisa dikendalikan (controllable) oleh pusat pertanggungjawaban dan yang tidak bisa dikendalikan (uncontrollable). Pada umumnya baik perusahaan maupun lembaga instansi menggunakan sistem akuntansi pertanggungjawaban tradisional dan sistem akuntansi pertanggungjawaban kontemporer Akuntansi Pertanggungjawaban Tradisional Menurut Darsono dan Ari (2009, h. 201) akuntansi pertanggungjawaban tradisional hanya dapat diterapkan dalam kondisi bisnis yang stabil,tidak ada fluktuasi nilai tukar mata uang yang signifikan, tidak ada inflasi, tingkat suku bunga relatif stabil, pendapatan masyarakat stabil, persaingan yang tidak tajam. Dalam kondisi yang demikian program kerja dan anggaran mudah disajikan dan kinerja manajemen mudah diukur karena biaya-biaya relatif mudah dikendalikan. Namun dalam praktek bisnis persaingan sangat tajam dan inovasi teknologi cepat berkembang sehingga perkembangan bisnis sangat dinamis, sehingga akuntansi pertanggung jawaban tradisional sangat sulit diterapkan karena berbagai keterbatasan yang dimilikinya antara lain : a) Berfokus internal yaitu pembuatan standar biaya, anggaran, dan analisis varian biaya dan pendapatan b) Penekananya pada penghematan biaya dan pengukuraan kinerja keuangan return on investmen (ROI) dan return on equity (ROE) c) Model ini mengabaikan klasifikasi biaya yang bernilai tambah dan biaya yang tidak bernilai tambah d) Model ini hanya menggunakan varian sebagai alat untuk memberi insentif. 5

11 2.1.4 Akuntansi Pertanggungjawaban Kontemporer Menurut Darsono dan Ari (2009, h. 202) akuntansi pertanggungjawaban kontemporer adalah sistem akuntansi pertanggung jawaban yang diterapkan pada situasi bisnis yang dinamis yang melibatkan proses seluruh tim manajemen yang bertujuan reduksi biaya dan peningkatan kualitas melalui mata rantai nilai. Dalam hal ini akuntansi pertanggungjawaban tradisional dan akuntansipertanggung jawaban kontemporer dapat dibedakan melalui pimpinan puncak suatu organisasi dalam mencapai sasaran dan tujuan organisasi yang dipimpinnya antara lain : a) Memberi wewenang kepada manajer dibawahnya b) Meminta tanggung jawab atas wewenang yang diberikan c) Menetapkan ukuran kinerja (benchmarking) d) Mengevaluasi kinerja berdasar ukuran kinerja yang telah ditetapkan e) Memberikan imbalan layak dan memanusiakan manusia. Setelah seseorang (manajer) diberi wewenang, ia diminta tanggung jawab sesuai dengan wewenang yang dimilikinya, maka lahir akuntansi pertanggungjawaban dalam bentuk tradisional. Perbedaan kedua jenis akuntansi pertanggungjawaban tersebut disajikan dalam tabel berikut ini : Tabel. 1.2 Perbedaan Akuntansi Pertanggungjawaban Tradisional dan Kontemporer Keterangan Lingkungan Orientasi Model berpikir Keuangan Akuntansi pertanggungjawaban tradisional Stabil Kemampuan individu Parsial, analitik Unit organisasi Akuntansi pertanggungjawaban kontemporer Dinamis Kemampuan tim Holistik, dialetik Mata rantai nilai Standar pengukuran Kinerja Pengukuran kinerja Standar yang bisa dicapai Anggaran statis Perbandingan biaya aktual dengan biaya standar Kepuasan pelanggan Proses yang optimal Efektivitas, just in time, produktifitas Dasar imbalan Kepada individu Karakteristik Biaya Kinerja anggaran Mudah dikendalikan Kinerja tim, mata rantai, nilai kelompok Sulit dikendalikan 6

12 Sumber :(Darsono dan Ari, 2009.h.203) Desentralisasi Desain struktur organisasional yang efektif mempunyai dua pertimbangan pokok : (1) pengelompokan aktivitas-aktivitas kerja dan karyawan sebagai segmen-segmen perusahaan teridentifikasi, (2) pilihan antara otoritas tersentralisasi atau terdesentralisasi bagi manjer dari berbagai segmen yang dipilih. Semakin mandiri seorang manajer, tentunya semakin terdesentralisasi struktur organisasinya. Menurut Henry (2012, h. 205) desentralisasi (decentralization) adalah delegasi otoritas atau wewenang pengambilan keputusan kepada atas manajemen yang lebih rendah didalam sebuah organisasi. Pada intinya desentralisasi memindahkan titik pengambilan keputusan ke lapisan manajerial yang paling rendah untuk setiap keputusan yang harus diambil. Mereka yang diberi wewenang harus membuat laporan secara akuntansi untuk mempertanggung jawabkan pelaksanaan atas wewenang yang telah diterima. Pada umumnya wewenang yang diberikan oleh manajemen puncak dan pemilik perusahaan itu adalah wewenang dalam bidang mengelola investasi, mencari laba, dan efesiensi laba. Akuntansi pertanggung jawaban dapat dilihat dari struktur organisasi, dalam struktur organisasi itu tercermin wewenang dan tanggung jawab tiap-tiap divisi. Jika suatu perusahaan atau lembaga instansi memiliki struktur organisasi yang sederhana, maka manajemen puncak mudah mengadakan pengendalian, dan sebaliknya jika suatu perusahaan memiliki struktur organisasi yang rumit, maka manajemen puncak sulit mengadakan pengendalian. Oleh sebab itu untuk memudahkan pengendalian dan evaluasi kinerja anak perusahaan, cabang atau divisi, manajemen puncak menerapkan sistem akuntansi pertanggungjawaban. Menurut Darsono dan Ari (2009. h. 203) akuntansi pertanggungjawaban pada umumnya digunakan oleh suatu segmen bisnis dimana manajernya bertanggung jawab terhadap kegiatan-kegiatan tertentu, antara lain: a) Pusat biaya 7

13 Suatu pusat pertanggungjawaban dimana manajernya hanya bertanggung jawab mengenai biaya. Contohnya manajer pabrik, ia bertanggung jawab atas efiseinsi biaya produksi. b) Pusat pendapatan Suatu pusat pertanggungjawaban dimana manajernya hanya bertanggung jawab mengenai penjualan. Contohnya manajer pemasaran, ia bertanggung jawab atas peningkatan jumlah komoditi yang dijual dan jumlah pendapatan (sales revenue). Wewenangnya adalah menentukan strategi dan taktik pemasaran yang saling berhubungan. c) Pusat laba Suatu pusat pertanggungjawaban dimana manajernya bertanggung jawab mengenai pendapatan dan biaya. Contohnya manajer cabang manajer anak perusahaan, dimana ia memiliki wewenang dalam mengelola pendapatan dan biaya. Setiap keputusannya harus didasarkan pada benefit cost ratio. Kinerjanya dievalusai berdasarkan kemampuannya memperoleh laba. d) Pusat investasi Suatu pusat pertanggungjawaban dimana manjernya bertanggung jawab mengenai pendapatan, biaya dan investasi. Contohnya manajer yang diberi wewenang untuk melakukan proyek investasi yang berhubungan dengan sumber pembiayaan dan penggunaan dana untuk investasi dan untuk operasi Pengukuran Kinerja Pusat Investasi (Investment Center) Menurut Darsono dan Ari (2009, h. 205) Pengukuran dan evaluasi kinerja pusat investasi yang lazim digunakan adalah : 1. Return on investment (ROI) Menurut Darsono dan Purwanti (2009, h. 205) Tingkat hasil atas investasi atau return on investment adalah kemampuan manajemen dalam mengoperasikan harta untuk mendapatkan laba. Laba perusahaan dibedakan menjadi 3 (tiga), yaitu a Laba kotor atas penjualan b Laba operasi c Laba bersih Menurut Darsono dan Ari (2009. h ) Return on investment(roi) mempunyai keunggulan dan kelemahan,yakni sebagai berikut : Keunggulan ROI: Keunggulan ROI adalah mendorong manajer cabang, anak perusahaan, dan manajer divisi untuk lebih efektif dan efisien mengoperasikan harta untuk memperoleh pendapatan, atau mendorong manajer untuk mempertinggi perputaran harta atau assets turn over dan mempertinggi net profit margin. Kelemahan ROI : Kelemahan ROI adalah mempersempit pola piker manajer yang hanya mengejar laba jangka pendek saja, tanpa bersedia menambah investasi untuk memperoleh laba jangka panjang. 8

14 Pada umumnya ROI dihitung dari laba operasi atas harta atau laba bersih atas harta. Jika manajer investasi memiliki wewenang atas perolehan sumber dana (sumber pembiayaan investasi), terutama dana dari kreditur (dana hutang), maka ROI dihitung dari laba bersih, formulanya yaitu : ROI = Jika manajer investasi tidak memiliki wewenang atas perolehan sumber dana (sumber pembiayaan investasi), maka ROI dihitung dari laba operasi atas harta operasi rata-rata. Dalam hal ini manajer investasi hanya merancang dan melaksanakan investasi, keputusan pembiayaan investasi ada ditangan manajer puncak. Menurut Darsono dan Ari (2009, h. 206)Formula perhitungan ROI adalah sebagai berikut : ROI = Tekhnik perhitungan ROI yang lainnya adalah mengalikan perputaran harta (assets turn over) dengan laba operasi (operating profit margin atau erning before interest and tax). Perputaran harta adalah kemampuan manajemen mengoperasikan harta (assets) perusahaan untuk memperoleh pendapatan (sales revenue). Menurut Darsono dan Ari (2009, h. 206)Formula perhitungannya adalah sebagai berikut : Perputaran harta = Sedangkan operating profit margin dapat dihitung sebagai berikut : Laba operasi atau operating profit margin = Menurut Kasmir (2011, h. 201) ROI (return on investment) atau return on total assets merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. ROI juga merupakan suatu ukuran tentang efektivitas manajemen dalam mengelola investasinya. Menurut Kasmir (2011, h. 203) margin laba perusahaan dikatakan cukup baik jika rata-rata industry untuk return on investment adalah 30%. 2. Laba Residu (Residual Income) Laba residu atau residual income dalam perhitungan ini dianggap sebagai laba ekonomi (economic value added), sedangkan laba bersih atau earning after tax dapat disebut laba akuntansi. Dengan demikian jika laba bersih diketahui, maka dapat dihitung nilai perusahaan dan nilai tambah ekonomi. Menurut Darsono dan Ari (2009, h. 208) teknik perhitungan nilai perusahaan dan nilai tambah ekonomi adalah sebagai berikut : 9

15 Nilai perusahaan = Nilai tambah ekonomi (econimic value added atau EVA atau laba residu) : Nilai tambah perusahaan = Hal ini menunjukkan bahwa tim manajemen memiliki prestasi kerja yaitu dapat menaikkan nilai harta operasi secara akuntansi menjadi nilai perusahaan yang sedang berjalan. Perusahaan yang memiliki nilai tambah ekonomi adalah perusahaan yang return on investment lebih besar daripada biaya modal rata-rata tertimbang Pengukuran Kinerja Pusat Biaya (Cost Centre) Menurut Darsono dan Ari (2009, h. 209) Pusat biaya dilakukan dalam tiga kategori yaitu biaya produksi, biaya pemasaran dan biaya administrasi. Ketiga pusat biaya itu lazim disebut biaya operasi. Biaya-biaya itu dibuat standar dahulu, kemudian dibuat anggaran. Standar dan anggaran harus disesuaikan dengan setiap perubahan kondisi yang terjadi dilingkungan bisnis, baik kondisi ekonomi, sosial, dan politik. Oleh sebab itu standar dan anggaran harus fleksibel terhadap setiap perubahan, agar manajemen dapat melaksanakan program kerja dengan baik. Prestasi kerja manajer pusat biaya dinilai dari kemampuannya mengefesiensikan biaya, Diukur dengan melihat selisih pebandingan biaya pertahunnya. Menurut Darsono dan Ari (2009, h. 210) ukuran efiseinsi adalah : a Bila biaya sesungguhnya (actual cost) lebih kecil daripada biaya standar atau biaya yang dianggarkan b Biaya sesungguhnya lebih kecil daripada biaya sesungguhnya perusahaan pesaing Pengukuran Kinerja Pusat Laba (Profit Center) Manajer pusat laba mengemban tanggung jawab atas dan otorita untuk mengambil keputusan-keputusan menyangkut pendapatan dan biaya unitnya. Walaupun terdapat tiga jenis biaya yang tidak efisien (biaya overhead pabrik,biaya upah langsung dan biaya administrasi) namun hal itu dapat ditutupi dengan efisiensi biaya bahan langsung dan biaya pemasaran, serta didukung oleh harga pasar yang tinggi. Disamping itu manajer pusat laba kinerjanya dapat diukur dengan : gross profitmargin, operating profit margin, net profit margin, return on asset, return on equity dan residual income. Menurut Darsono dan Ari (2009, h. 211) teknik perhitungannya adalah sebagai berikut : Gross Profit Margin = Operating Profit Margin = 10

16 Net Profit Margin = Return on Assets(ROA) = Return on Equity(ROE) = Menurut Kasmir (2011, h ) : a. Standar rata-rata industri untuk operating profit margin adalah 30%. b. Standar rata-rata industri untuk net profit margin adalah 20%. c. Standar rata-rata industri untuk return on equity adalah 40%. d. Standar rata-rata industri untuk gross profit margin adalah 30%. e. Untuk ROA (Return on Asset) dikatakan baik apabila nilai ROA (Return on Asset) terus meningkat tiap tahunnya Pengukuran Kinerja Pusat Pendapatan (Revenue Center) Menurut Darsono dan Ari (2009, h. 213) Manajer pusat pendapatan diukur dari kemampuannya memperoleh pendapatan. Diukur dengan melihat selisih pendapatan Perusahaan pertahunnya, Itu bisa dilakukan meluaskan pangsa pasar agar jumlah unit yang dijual meningkat pada harga yang tetap (harga sama dengan pesaing), atau meningkatkan harga pada jumlah unit yang dijual tetap. Yang paling baik adalah jumlah unit yang dijual meningkat, pada harga yang meningkat (harga lebih tinggi dibanding pesaing). Manajer pusat pendapatan harus memfokusnya pada kegiatan pemasaran dengan cara meningkatkan segmentasi pasar, memposisikan produk dan menentukan kebijakan marketing mix yang tepat Perencanaan Kinerja Pusat Pertanggungjawaban Dalam manajemen tradisional, kinerja pusat pertanggungjawaban direncanakan dalam proses penyusunan anggaran. Oleh karena organisasi disusun secara berjenjang dan fungsional, kinerja pusat pertanggungjawaban direncanakan melalui anggaran yang disusun organisasi berjenjang dan fungsional. Setiap manajer pusat pertanggungjawaban diberi wewenang untuk menetapkan kinerja keuangan dengan menyusun anggaran. Menurut Darsono dan Ari (2009, h. 111) anggaran adalah rencana kerja yang dituangkan dalam angka-angka keuangan baik jangka penden maupun jangka panjang. Proses penyusunan anggaran biaya dalam akuntansi pertanggungjawaban dimulai dari tiap-tiap manajer harus mengajukan rancangan-rancangan biaya yang berada dibawah tanggung jawabnya masing-masing. Rancangan-rancangan ini kemudian dikombinasikan dan diselaraskan satu sama lain oleh komite anggaran. Setiap perubahan yang dilakukan terhadap rancangan anggaran tersebut biaya harus dirundingkan dan diberitahukan kepada manajer penyusunan 11

17 anggaran biaya sehingga menciptakan peran serta dsn komitmen mereka dalam mencapai target yang diterapkan. 2.2 Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah tentang pusat pertanggungjawaban biaya dan pendapatan dalam pencapaian kinerja. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 2 variabel, yaitu variabel independen dan variabel dependen. Variabel independen atau variabel X yaitu akuntansi pertanggungjawaban, sedangkan variabel dependen atau variabel Y adalah kinerja keuangan pada Hotel Sempurna Lubuklinggau. Pusat pertanggungjawaban diukur dalam pengukuran pencapaian kinerja keuangan pertanggungjawaban kemudian dapat diambil kesimpulan efektif atau tidak dalam pelaksanaannya di Hotel Sempurna Lubuklinggau. Pusat Biaya Laporan keuangan Akuntansi pertanggungjawaban Pusat Pendapatan Pusat Laba Pusat Investasi Gambar. 1 Kerangka Pemikiran 2.3 Hasil Penelitian yang relevan Tabel. 2.3 Hasil penelitian yang Relevan No Peneliti Judul Metode 1 Natalia caroline mengko (2013) Penerapan akuntansi pertanggungjawaban untuk penilaian kinerja nonfinansial Kantor Wilayah VI PT. Pegadaian (persero) Manado. Penelitian Metode deskriptif kualitatif Hasil akhir Penerapan akuntansi pertanggunjawaban nonfinansial di Kantor Wilayah VI PT. Pegadaian (persero) sudah baik, tujuan dan manfaat penilaian kinerja dari Kantor 12

18 Wilayah VI telah terealisasi tujuannya diperusahaan. Meskipun terdapat kendla dalam penerapannya, tetapi hasil akhirnya telah terealisasi. 2 Ayu made Analisia akuntansi Metode Penerapan akuntansi dian pertanggungjawaban deskriptif pertanggungjawaban pertiwi pada Hotel The komparatif sebagai alat bantu (2013) Oberoi Bali manajemen dalam penilaian kinerja pusatpusat pertanggungjawaban Hotel The Oberoi Bali masih belum efektif. Terbukti pada kinerja pusat pertanggungjawaban yang terdiri dari pusat biaya pada tahun 2010 dn 2011 menunjukkan kinerja yang kurang baik karena realisai biaya berada diatas anggaran. 3 Fione pita Peranan akuntansi Metode Bank Danamon telah pagow pertanggungjawaban analisis membagi struktur (2013) sebagai salah satu deskriptif organisasi atas unit-unit sasaran penilaian organisasi prestasi manajemen (departemen) dan telah 13

19 pada PT. Bank menetapkan secara Danamon Indonesia tegas wewenang dan Tbk. tanggungjawab tingkat manajemen. 5 Mia Hubungan antara Metode Bahwa terdapat darmiaty penerapan akuntansi kuantitatif hubungan yang positif (2012) pertanggungjawaban diantara penerapan dengan efektifitas akuntansi pengendalian biaya pertanggungjawaban yang sesuai dengan efektifitas pengendalian biaya. 6 Andre Penerapan akuntansi Metode Perlu membagi kembali mandak pertanggungjawaban pendekatan pusat (2013) dengan anggaran kualitatif pertanggungjawaban sebagai sesuai dengan struktur pengendalian biaya organisasi yang telag Dinas Perhubungan ada yang berguna untuk Manado mempermudah proses pengendalian biaya juga sebaiknya dilakukan pemisahan biaya-biaya yang dapat dikendalikan maupun yang tidak dapat dikendalikan. 7 Munawir Analisis penerapan Metode Akuntansi (2009) akuntansi deskriptif pertanggungjawaban pertanggungjawaban kualitatif pusat pendapatan, dan dalam pencapaian biaya pada Rumah kinerja pada Rumah Sakit Rflesia Bengkulu Sakit Raflesia sudah mendekati efektif 14

20 Bengkulu dan efisein dalam pencapaian kinerja keuangan sehingga penilian kinerja yang dilakukan sesuai dengan kriteria. 8 Sri iswati Internalisasi Metode Dengan 4 tipe pusat (2007) akuntansi deskriptif pertanggungjawaban pertanggungjawaban (responsibility center), melalui reward yang yaitu : pusat biaya (cost syar i center), pusat pendapatan (revenue center), pusat laba (profit center) dan pusat investasi (investment center). Masing-masing tipe mengindikasikan bentuk informasi akuntansi yang harus dipertanggungjawabkan oleh manajer pusat pertanggungjawaban. 15

21 BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Variabel penelitian dan definisi operasional variabel Tabel 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel Variabel Definisi Operasional Indikator Laporan keuangan Akuntansi pertanggungjawaban. Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dari kinerja keuangan suatu entitas. Akuntansi pertanggungjawaban adalah suatu model pengendalian dan evaluasi kinerja anak perusahaan, cabang atau suatu divisi yang didasarkan pada wewenang yang diberikan. dimana manajernya bertanggungjawab mengenai pendapatan, biaya, dan investasi 1. Neraca 2. Laporan laba rugi 1. Pusat Biaya (diukur dengan mnghitung perbandingan selisih pertahun). 2. Pusat Pendapatan (diukur dengan menghitung perbandingan selisih pendapatan pertahun) 3. Pusat Laba (diukur dengan menggunakan rumus ROA (return on asset), OPM (operating profir margin), NPM (net profit margin).). 4. Pusat Investasi (diukur dengan menggunakan rumus 16

22 Sumber : Darsono dan Ari, Akuntansi Manajemen ROI (return on investment).). 3.2 Waktu dan Tempat Penelitian Waktu pelaksanaan penelitian maksimal 6 (enam) bulan terhitung bulan Juni 2016 sampai dengan Desember Teknik Pengumpulan Data Jenis Data Menurut Subagyo (2011, h. 87) data primer adalah data yang diperoleh secara langsung baik melalui wawancara, observasi dan alat lainnya. Sedangkan data sekunder menurut Subagyo (2011, h. 88) adalah data yang diperoleh dari atau berasal dari bahan kepustakaan. Adapun jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang diperoleh melalui pihak lain,berupa neraca dan laporan laba rugi Hotel Sempurna Lubuklinggau pada tahun 2012, 2013 dan Sumber Data Menurut Arikunto (2010, h. 274) dokumentasi adalah suatu metode pengumpulan data dengan cara melakukan pengumpulan data dan informasi dari data yang sudah ada. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dokumentasi yakni melakukan pengumpulan data dan informasi dari data yang sudah ada pada Hotel Sempurna Lubuklinggau yang berkaitan dengan kinerja keuangan. 3.4 Teknik Analisis Data Menurut Ardianto (2011, h. 47) penelitian kuantitatif adalah penelitian yang sarat dengan nuansa angka-angka dalam teknik pengumpulan data dilapangan. Dalam analisis data, metode penelitian kuantitatif memerlukan bantuan perhitungan ilmu statistik, baik statistik deskriptif maupun inferensial. Menurut Ardianto (2011, h. 60) penelitian deskriptif kualitatif adalah penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang sekarang berdasarkan data-data, menyajikan data, menganalisis dan mengintrepetasikan. Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Analisis kuantitatif yaitu dengan menggunakan rumus pengukuran kinerja pertanggungjawaban yaitu: Menurut Darsono dan Ari (2009, h ) Rumus Pengukuran Kinerja Pertanggungjawaban adalah sebagai berikut : 1. Pusat Pendapatan Pusat pendapatan diukur dari kemampuannya memperoleh pendapatan. Yakni diukur dengan menghitung perbandingan selisih pendapatan perusahaan pertahunnya. Bisa dilakukan dengan meluaskan pangsa pasar agar jumlah unit yang dijual meningkat pada harga yang tetap, atau meningkatkan harga pada jumlah unit yang dijual tetap. 2. Pusat biaya 17

23 Pusat biaya dilakukan dalam tiga kategori, yaitu biaya produksi, biaya pemasaran dan biaya administrasi. Agar manajemen dapat melaksanakan program kerja dengan baik maka standard an anggaran harus fleksibel terhadap setiap perubahan, prestasi kerja manajer pusat biaya dinilai dari kemampuannya mengefiseinsikan biaya, pusat biaya diukur dengan menghitung perbandingan selisih biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan pertahunnya. 3. Pusat Laba Return on Assets(ROA) = Operating Profit Margin = Net Profit Margin = Menurut Kasmir (2011, h. 200) standar rata-rata industri untuk operating profit margin adalah 30%. Sedangkan standar rata-rata industri untuk net profit margin adalah 20%. 4. Pusat Investasi ROI = Menurut Kasmir (2011, h. 201) standar rata-rata industri untuk return on investment adalah 30%. Sedangkan deskriptif kualitatif yaitu metode yang menjelaskan atau menggambarkan permasalahan berdasarkan hasil dari penelitian mengenai akuntansi pertanggungjawaban dalam menilai kinerja keuangan pada Hotel Sempurna Lubuklinggau, seperti gambaran umum perusahaan, struktur organisasi yang berhubungan dengan kinerja keuangan, tujuan perusahaan, kegiatan dan pengukuran kinerja bidang kegiatan yang berhubungan dengan kinerja keuangan 18

24 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Sejarah Hotel Sempurna Hotel merupakan perusahaan atau badan usaha akomodasi yang menyediakan makanan, minuman, serta fasilitas jasa lainnya dimana semua pelayanan ini diperuntukkan bagi masyarakat umum baik mereka yang bermalam dihotel tersebut ataupun mereka yang hanya menggunakan fasilitas tertentu yang dimiliki oleh hotel tersebut Hotel Sempurna LubukLinggau didirikan oleh Ibu Hj. Netty Zainuri,BA pada tahun 2005 dan diresmikan pada tanggal 15 agustus 2006 oleh Wali Kota LubukLinggau Bapak H.Ridwan Effendi berdasarkan Akte Notaris No. 42 tanggal 16 Mei 2006 oleh H.Indra Putrajaya, SH,MH. Hotel sempurna terletak di Jl. Yos sudarso No. 298 RT.02 Watervang LubukLinggau Sumatera Selatan. Hotel Sempurna LubukLinggau termasuk dalam klasifikasi hotel bintang satu (satu), hotel ini merupakan hotel perseorangan atau hotel milik pribadi. Hotel sempurna memiliki 15 kamar yang terdiri dari 4 kamar deluxe, 7 kamar superior, 4 kamar standard dan memiliki 1 ball room, 3 meeting room. Adapun penjelasan masing-masing tipe kamar tersebut adalah sebagai berikut : a. Deluxe A Fasilitas-fasilitas yang disediakan dikamar ini adalah AC, Telepon, TV, Double Bed, Batup, Hot dan Cool Water. Kamar ini memiliki ukuran kamar seluas 7x5 m². b. Deluxe B 19

25 Fasilitas-fasilitas yang disediakan dikamar ini adalah AC, Telepon, TV, Double bed, Batup, Hot ang Cool Water. Kamar ini memiliki ukuran seluas 6x5 m². c. Superior A Fasilitas-fasilitas yang disediakan dikamar ini adalah AC, Telepon, TV,Triple Bed, Batup, Hot dan Cool Water. Kamar ini memiliki ukuran kamar seluas 6x5 m². d. Superior B Fasilitas-fasilitas yang disediakan dikamar ini adalah AC, Telepon, Double Bed, Shower, Hot dan Cool Water. Kamar ini memiliki ukuran kamar seluas 5x5 m². e. Standard Fasilitas-fasilitas yang disediakan dikamar ini adalah Fan, Telepon, TV, Twin Bed. Kamar ini memiliki ukuran kamar seluas 5x5 m² Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan Visi Hotel Sempurna adalah : Menjadikan Hotel yang berkualitas, unggul, dalam persaingan dan prima dalam pelayanan dan kinerja. Misi Hotel Sempurna adalah : a. Menjadikan tempat yang nyaman dan menyenangkan bagi para pengunjung. b. Memberikan manfaat dan dampak sosial yang positif bagi masyarakat sekitar. c. Memberikan partisipasi positif dalam pembangunan. d. Keikutsertaan karyawan dalam setiap proses kerja. Visi dan Misi tersebut diwujudkan dengan Motto Memberikan layanan akurat dan bersahabat disertai dengan senyum, sapa, salam, sopan dan santun guna mencapai tujuan Hotel Sempurna yaitu terselenggaranya pelayanan dan akomodasi terbaik Struktur Organisasi Hotel Sempurna Setiap perusahaan pada umumnya mempunyai struktur organisasi. Penyusunan struktur organisasi merupakan langkah awal dalam memulai pelaksanaan kegiatan perusahaan dengan kata lain penyusunan struktur organisasi adalah langkah terencana dalam suatu perusahaan untuk melaksanakan fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan. Struktur organisasi merupakan kerangka kerja formal organisasi yang dengan kerangka kerja itu tugas-tugas pekerjaan dibagi, dikelompokkan dan dikoordinasi. Struktur organisasi menggambarkan kerangka dalam susunan hubungan diantara fungsi, bagian, atau posisi, juga menunjukkan hierarki organisasi dan struktur sebagai wadah untuk wewenang, tanggung jawab dan sistem pelaporan pada atasan dan akhirnya memberikan stabilitas dan komunitas yang 20

26 memungkinkan organisasi tetap hidup walaupun orang datang dan pergi serta pengkoordinasian hubungan dengan lingkungan. Struktur organisasi dapat menghindari atau mengurangi kesimpangsiuran tugas. Struktur organisasi Hotel Sempurna dapat dilihat pada gambar dibawah ini : STRUKTUR ORGANISASI HOTEL SEMPURNA LUBUKLINGGAU PIMPINAN MANAGER RECEPTIONIST ROOMBOY SECURITY LAUNDRY RESTAURANT TATA RUANG Gambar 4.1 Struktur Organisasi Hotel Sempurna LubukLinggau 4.2 Analisa Akuntansi Pertanggungjawaban Menurut Darsono dan Ari (2009, h. 203) akuntansi pertanggungjawaban adalah suatu model pengendalian dan evaluasi kinerja anak perusahaan, cabang, divisi yang didasarkan pada wewenang yang diberikan. Dalam menganalisis penerapan akuntansi pertanggungjawaban dalam pencapaian kinerja dengan mengukur : 1. Pusat pendapatan 2. Pusat biaya 3. Pusat laba 4. Pusat investasi Untuk lebih rinci dapat dilihat dibawah ini : Pusat Pendapatan 21

27 Menurut Darsono dan Ari (2009, h. 213)Pendapatan merupakan aktiva yang diterima atas penyerahan barang atau jasa kepada pihak pembeli. Pendapatan utama yang diperoleh hotel sempurna adalah pendapatan usaha dari Room Sales, Coffe Shop, Mini Bar, Bauquet(catering), Meetting Room, Telephone Sales, Laundry Sales Perbandingan pendapatan Hotel Sempurna Pada tahun 2012 dan 2013 dapat dilihat pada tabel 4.1 dibawah ini :. Tabel 4.1 Perbandingan Pendapatan Hotel Sempurna Tahun 2012 dan 2013 Pendapatan Hotel Sempurna Pendapatan Usaha : Room Sales Coffe Shop Mini Bar Bauquet(catering) Meeting Room Telephone Sales Laundry Sales Tahun 2012 Tahun 2013 Selisih Rp Rp Rp( ) Rp Rp Rp Rp Rp Rp ( ) Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp ( ) Rp Rp Rp Jumlah pendapatan Rp Rp Rp( ) Sumber : Laporan Keuangan Hotel Sempurna (data diolah). Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa pendapatan yang diperoleh dari seluruh jasa pelayanan yang diberikan ada yang mengalami peningkatan dan ada yang mengalami penurunan pada tahun 2013 dapat diketahui dari selisih masingmasing pendapatan. Pendapatan-pendapatan usaha dapat dilihat dari perbandingan pendapatan masing-masing pertahun antara tahun 2012 dan 2013 yaitu pendapatan dari Room Sales mengalami penurunan pada tahun 2013 sebesar Rp , pendapatan dari Coffe Shop meningkat pada tahun 2013 yaitu sebesar Rp , dari Mini Bar mengalami penurunan pada tahun 2013 sebesar Rp , pendapatan dari bauquet(catering) meningkat pada tahun 2013 sebesar Rp , pendapatan dari Meeting Room juga mengalami peningkatan pada tahun 2013 yaitu sebesar Rp , sedangkan 22

28 pendapatan dari Telepon Sales menurun pada tahun 2013 sebesar Rp dan terjadi penurunan pendapatan dari Laundry Sales sebesar Rp Dari pendapatan-pendapatan usaha pada Hotel Sempurna terjadi siklus naik turun antara tahun 2012 dan Perbandingan pendapatan Hotel Sempurna pada tahun 2013 dan 2014 dapat dilihat pada tabel 4.2 dibawah ini : Tabel 4.2 Perbandingan pendapatan hotel sempurna Tahun 2013 dan 2014 Pendapatan Hotel Sempurna Pendapatan Usaha : Room Sales Coffe Shop Mini Bar Bauquet(catering) Meeting Room Telephone Sales Laundry Sales Tahun 2013 Tahun 2014 Selisih Rp Rp Rp( ) Rp Rp Rp ( ) Rp Rp Rp ( ) Rp Rp Rp ( ) Rp Rp Rp ( ) Rp Rp - Rp Rp Rp Rp ( ) Jumlah pendapatan Rp Rp Rp( ) Sumber : Laporan Keuangan Hotel Sempurna (data diolah). Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa pendapatan yang diperoleh dari seluruh jasa pelayanan yang diberikan mengalami peningkatan dan penurunan antara tahun 2013 dan 2014 dapat diketahui dari selisih masing-masing pendapatan. Pendapatan-pendapatan usaha Hotel Sempurna dapat dilihat dari perbandingan pendapatan masing-masing pertahun antara tahun 2013 dan 2014 yaitu pendapatan dari Room Sales mengalami penurunan pada tahun 2014 sebesar Rp , pendapatan dari Coffe Shop juga menurun pada tahun 2014 sebesar Rp , pendapatan dari Mini Bar mengalami penurunan yaitu sebesar Rp , pendapatan dari bauquet(catering) juga mengalami penurunan sebesar Rp , pendapatan dari Metting Room tahun 2014 mengalami penurunan sebesar Rp , dari hasil Telepon Sales tahun 2014 sama sekali tidak memperoleh pendapatan, dan terjadi penurunan pendapatan dari Laundry Sales pada tahun 2014 sebesar Rp Dari pendapatan-pendapatan usaha pada Hotel Sempurna tersebut antara tahun 2013 dan 2014 terjadi penurunan pada tahun 2014 dari tiap-tiap bidangnya. 23

29 4.2.2 Pusat Biaya Menurut Darsono dan Ari (2009, h. 209) Biaya merupakan aktiva yang dikeluarkan atau dipakai ataupun hutang yang ditimbulkan, dalam rangka memperoleh pendapatan. Biaya-biaya yang timbul sehubungan dengan usaha Hotel Sempurna dalam memperoleh pendapatan. Perbandingan biaya Hotel Sempurna pada tahun 2012 dan 2013 dapat dilihat pada tabel 4.3 dibawah ini : Tabel 4.3 Perbandingan Biaya Hotel Sempurna Pada tahun 2012 dan 2013 Biaya Hotel Sempurna Biaya-biayaUsaha : PLN PDAM Genset Solar FB HK Bauquet(catering) Gaji(salary) Employee Meals Jamsostek Transport Marketing Perbaikan Pemeliharaan Service charge Tax(pajak) telephone Tahun 2013 Tahun 2014 Selisih Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp ( ) Rp Rp Rp Rp Rp (90.100) Rp Rp Rp ( ) Rp Rp Rp Rp Rp (85.000) Rp ( ) Jumlah biaya Rp Rp Rp Sumber : Laporan Keuangan Hotel Sempurna (data diolah). 24

30 Berdasarkan tabel perbandingan biaya Hotel Sempurna antara tahun 2012 dan 2013 dapat dilihat dari biaya-biaya usaha Hotel Sermpurna. Dari biaya PLN yang meningkat pada tahun 2013 sebesar Rp , biaya PDAM menurun sebesar Rp , biaya genset solar meningkat sebesar Rp , biaya FB meningkat sebesar Rp , biaya HK meningkat sebesar Rp , biaya bauquet (catering) meningkat sebesar Rp , terjadi penurunan dari biya gaji (salery) sebesar Rp , kembali terjadi peningkatan pada biaya employee meals sebesar Rp , biaya jamsostek juga meningkat sebesar Rp , biaya transportasi mengalami penurunan sebesar Rp , dan biaya marketing (promotion) mengalami peningkatan sebesar Rp , untuk biaya perbaikan meningkat sebesar Rp , pemeliharaan meningkat sebesar Rp , terjadi penurunan pada biaya service charge sebesar Rp , biaya pajak menurun sebesar Rp , biaya telepon juga menurun sebesar Rp Perbandingan biaya Hotel Sempurna pada tahun 2013 dan 2014 dapat dilihat pada tabel 4.4 dibawah ini : Tabel 4.4 Perbandingan Biaya Hotel Sempurna Pada Tahun 2013 dan 2014 Biaya Hotel Sempurna Biaya-biayaUsaha : PLN PDAM Genset Solar FB HK Bauquet(catering) Gaji(salary) Employee Meals Jamsostek Transport Marketing Perbaikan Pemeliharaan Service charge Tax(pajak) Tahun 2013 Tahun 2014 Selisih Rp Rp Rp Rp Rp Rp ( ) Rp Rp Rp ( ) Rp Rp Rp ( ) Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp ( ) Rp Rp Rp 54 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp ( ) Rp Rp Rp ( ) Rp Rp Rp ( ) Rp Rp Rp

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Manfaat Dari Akuntansi Pertanggungjawaban

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Manfaat Dari Akuntansi Pertanggungjawaban BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Akuntansi Pertanggungjawaban 1. Pengertian dan Manfaat Dari Akuntansi Pertanggungjawaban Ada beberapa definisi akuntansi pertanggungjawaban oleh para ahli antara lain oleh :

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO PROFITABILITAS UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT NIAGARAYA KREASI LESTARI BANJARBARU

ANALISIS RASIO PROFITABILITAS UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT NIAGARAYA KREASI LESTARI BANJARBARU ANALISIS RASIO PROFITABILITAS UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT NIAGARAYA KREASI LESTARI BANJARBARU Ibnu Sutomo Dosen Tetap STIE Pancasetia Banjarmasin ABSTRAKSI Tujuan dari penelitian ini adalah

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA PUSAT-PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN PADA PT. BALI REKA MAHESA CARGO DI DENPASAR

ANALISIS KINERJA PUSAT-PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN PADA PT. BALI REKA MAHESA CARGO DI DENPASAR ANALISIS KINERJA PUSAT-PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN PADA PT. BALI REKA MAHESA CARGO DI DENPASAR Anak Agung Ngurah Gede Suindrawan (Dosen STIMI Handayani Denpasar) dan I Nyoman Wirayudi Sanjaya (Mahasiswa STIMI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban Mulyadi (2001:2), menyatakan bahwa akuntansi pertanggungjawaban adalah suatu sistem akuntansi yang disusun sedemikian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Laba merupakan indikator prestasi atau kinerja perusahaan yang besarnya tampak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laba 2.1.1 Pengertian Laba Laba merupakan elemen yang paling menjadi perhatian pemakai karena angka laba diharapkan cukup kaya untuk merepresentasi kinerja perusahaan secara

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI PENILAIAN KINERJA KARYAWAN PADA UD. SANGGING SERASI, TABANAN

ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI PENILAIAN KINERJA KARYAWAN PADA UD. SANGGING SERASI, TABANAN ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI PENILAIAN KINERJA KARYAWAN PADA UD. SANGGING SERASI, TABANAN Ni Luh Ika Putri Pramitari1, Anjuman Zukhri1, Lulup Endah Tripalupi2 Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

Pusat Pertanggung Jawaban Pusat Laba dan Pusat Investasi

Pusat Pertanggung Jawaban Pusat Laba dan Pusat Investasi Pusat Pertanggung Jawaban Pusat Laba dan Pusat Investasi PUSAT LABA Ketika kinerja finansial suatu pusat tanggung jawab di ukur dalam rung lingkup laba (yaitu selisih antara pendapatan dan beban) maka

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Analisa Laporan Keuangan 2.1.1.1 Pengertian Analisa Laporan Keuangan Pada mulanya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah sebagai alat penguji

Lebih terperinci

RASIO LAPORAN KEUANGAN

RASIO LAPORAN KEUANGAN RASIO LAPORAN KEUANGAN NERACA (BALANCED SHEET) Terdiri dari elemen pokok : Asset, Hutang, dan Modal. Pengukuran terhadap elemen-elemen Neraca biasanya menggunakan historical cost LAPORAN RUGI-LABA (INCOME

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. yang dihadapi PT. PAL cukup kompleks. Salah satunya adalah terjadi

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. yang dihadapi PT. PAL cukup kompleks. Salah satunya adalah terjadi BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Penelitian Terdahulu Rina MS dan Farid D (2012) Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Alat Penilaian Kinerja (Studi Kasus Bagian PT. PAL Surabaya-Divisi Kapal Perang).

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laba menurut beberapa ahli:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laba menurut beberapa ahli: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laba Setiap perusahaan berusaha untuk memperoleh laba yang maksimal. Laba yang diperoleh perusahaan akan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Berikut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aset 2.1.1 Pengertian Aset Aset merupakan bentuk dari penanaman modal perusahaan yang bentuknya dapat berupa hak atas kekayaan atau jasa yang dimiliki perusahaan yang bersangkutan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Rasio Keuangan Rasio yang menggambarkan suatu hubungan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa

Lebih terperinci

PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DENGAN ANGGARAN SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PADA HOTEL INNA GARUDA YOGYAKARTA

PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DENGAN ANGGARAN SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PADA HOTEL INNA GARUDA YOGYAKARTA PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DENGAN ANGGARAN SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PADA HOTEL INNA GARUDA YOGYAKARTA Vinsensia Luki Windaratri Fakultas Ekonomi, Program Studi Akuntansi Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha yang kian pesat saat ini menyebabkan persaingan antar perusahaan menjadi semakin ketat. Setiap perusahaan harus berjuang untuk tetap bertahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pekerjaan bagian pembukuan. Selanjutnya laporan keuangan tersebut untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pekerjaan bagian pembukuan. Selanjutnya laporan keuangan tersebut untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan Laporan keuangan bagi suatu perusahaan merupakan hasil akhir dari pekerjaan bagian pembukuan. Selanjutnya laporan keuangan tersebut untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Pada hakekatnya laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengukomunikasikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk memperoleh modal yang semurah murahnya dan menggunakan seefektif, seefisien,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. banyak bagi kesejahteraan pemilik, karyawan, serta meningkatkan mutu

BAB II LANDASAN TEORI. banyak bagi kesejahteraan pemilik, karyawan, serta meningkatkan mutu 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Teori - teori 1. Profitabilitas a. Pengertian Profitabilitas Tujuan akhir yang ingin dicapai perusahaan yang terpenting adalah memperoleh laba atau keuntungan yang maksimal.

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PERUSAHAAN PT GAJAH TUNGGAL DAN PT MULTISTRADA ARAH SARANA

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PERUSAHAAN PT GAJAH TUNGGAL DAN PT MULTISTRADA ARAH SARANA ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PERUSAHAAN PT GAJAH TUNGGAL DAN PT MULTISTRADA ARAH SARANA Tya Laras Satyastri e-mail : 212201101831@mhs.dinus.ac.id Program Studi Akuntansi, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif menyebabkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif menyebabkan perubahan besar dalam pengelolaan, sumber daya manusia, dan penanganan transaksi antara perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Umumnya perusahaan didirikan dengan maksud untuk mendapatkan keuntungan.

BAB I PENDAHULUAN. Umumnya perusahaan didirikan dengan maksud untuk mendapatkan keuntungan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Umumnya perusahaan didirikan dengan maksud untuk mendapatkan keuntungan. Menghasilkan keuntungan biasanya menjadi prioritas utama bagi perusahaan sehingga dapat memberikan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PT. HERO SUPERMARKET TBK DENGAN MENGGUNAKAN RATIO PROFITABILITAS DAN ECONOMIC VALUE ADDED

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PT. HERO SUPERMARKET TBK DENGAN MENGGUNAKAN RATIO PROFITABILITAS DAN ECONOMIC VALUE ADDED ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PT. HERO SUPERMARKET TBK DENGAN MENGGUNAKAN RATIO PROFITABILITAS DAN ECONOMIC VALUE ADDED NAMA : FITRI SABRINA NPM : 22210840 DOSEN PEMBIMBING : Dr. Dwi Asih Haryanti, SE.,

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian oleh Simbolon (2006) Analisis Laporan Keuangan dengan

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian oleh Simbolon (2006) Analisis Laporan Keuangan dengan BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian oleh Simbolon (2006) Analisis Laporan Keuangan dengan Menggunakan Metode Du Pont System pada PT Intraco Penta Tbk Medan bertujuan untuk menganalisis

Lebih terperinci

Bab II. Tinjauan Pustaka

Bab II. Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Likuiditas Rasio likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampauan perusahaan-perusahaan membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori - Teori Pada perusahaan yang sederhana pemimpin perusahaan dapat mengambil keputusan dan dapat mengawasi kegiatan perusahaan seorang diri. Dengan semakin besar dan berkembangnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan suatu perhitungan rasio dengan menggunakan laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laba 2.1.1 Pengertian dan Karakteristik Laba Setiap perusahaan pasti menginginkan memproleh laba yang maksimal atas usaha yang dikelolanya sehingga perusahaan dapat terus maju

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini akan menjelaskan tinjauan teori baik itu definisi, konsep atau hasil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini akan menjelaskan tinjauan teori baik itu definisi, konsep atau hasil BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Bab ini akan menjelaskan tinjauan teori baik itu definisi, konsep atau hasil penelitian ilmiah yang berkaitan dengan informasi akuntansi, informasi non akuntansi,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. suatu proses untuk menghasilkan sesuatu (output) atau pencapaian suatu tujuan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. suatu proses untuk menghasilkan sesuatu (output) atau pencapaian suatu tujuan BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Kinerja Keuangan Kinerja adalah aktivitas yang berkaitan dengan unsur yang terlibat dalam suatu proses untuk menghasilkan sesuatu (output) atau pencapaian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Sejarah Singkat Perusahaan. Industrial Estate, Jl Jababeka Raya Blok F 29-33, Cikarang, Bekasi 17530,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Sejarah Singkat Perusahaan. Industrial Estate, Jl Jababeka Raya Blok F 29-33, Cikarang, Bekasi 17530, 24 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Singkat Perusahaan PT Samsung Electronics Indonesia didirikan pada tanggal 14 agustus 1991 dengan membentuk 2 divisi yaitu:

Lebih terperinci

Gugun Pebriandana Sri Mangesti R Zahroh Z A Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Gugun Pebriandana Sri Mangesti R Zahroh Z A Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang PENGGUNAAN RETURN ON INVESTMENT (ROI) DALAM DU PONT SYSTEM YANG DI MODIFIKASI DAN RESIDUAL INCOME (RI) UNTUK MENILAI PRESTASI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN (Studi Kasus pada PT. Ades Waters Indonesia, Tbk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1. Kajian Pusataka 2.1.1. Definisi Akuntansi Pertanggungjawaban Pada perusahaan yang cukup besar, pimpinan perusahaan harus mendelegasikan wewenangnya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Laporan Keuangan Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 2012 dikemukakan laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap

Lebih terperinci

BAB 9 EVALUASI KINERJA DALAM PERUSAHAAN YANG TERDESENTRALISASI

BAB 9 EVALUASI KINERJA DALAM PERUSAHAAN YANG TERDESENTRALISASI BAB 9 EVALUASI KINERJA DALAM PERUSAHAAN YANG TERDESENTRALISASI 1 Akuntansi Pertanggungjawaban Akuntansi pertanggungjawaban adalah suatu sistem yang mengukur hasil dari masing-masing pusat pertanggungjawaban

Lebih terperinci

Akuntansi Pertanggungjawaban

Akuntansi Pertanggungjawaban Akuntansi Pertanggungjawaban Akuntansi pertanggungjawaban merupakan salah satu konsep dari akuntansi manajemen dan sistem akuntansi yang dikaitkan dan disesuaikan dengan pusat-pusat pertanggungjawaban

Lebih terperinci

memberikan harga yang terjangkau, murah tapi berkualitas, pemberian discount, hadiah berupa uang tunai maupun barang elektronik dalam pembelian barang

memberikan harga yang terjangkau, murah tapi berkualitas, pemberian discount, hadiah berupa uang tunai maupun barang elektronik dalam pembelian barang 51 terkenal dengan nama Indoprima Group. Mempunyai pabrik besar dan lengkap yang sudah berstandart internasional. Produknya bervariasi, sehingga dalam mempertahankan segmen pasar yang sudah dimiliki agar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam Perkembangan perekonomian yang pesat serta kemajuan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam Perkembangan perekonomian yang pesat serta kemajuan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam Perkembangan perekonomian yang pesat serta kemajuan teknologi yang terjadi saat ini, mengakibatkan berkembangnya pula usaha yang dilakukan oleh para pengusaha

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Manajemen Keuangan 1.1.1 Pengertian Manajemen keuangan Manajemen keuangan sangat penting bagi semua jenis usaha atau organisasi, selain itu manajemen keuangan juga berperan penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sangat dipengaruhi oleh krisis ekonomi yang sedang terjadi. dalam menanam modalnya di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sangat dipengaruhi oleh krisis ekonomi yang sedang terjadi. dalam menanam modalnya di Indonesia. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam beberapa tahun belakangan ini, kinerja perekonomian Indonesia sangat dipengaruhi oleh krisis ekonomi yang sedang terjadi. Ada beberapa indikator ekonomi yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan media yang penting untuk menilai prestasi serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat mengambil suatu keputusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sentanoe Kertonegoro

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sentanoe Kertonegoro 6 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi sekarang ini, kemajuan teknologi dan perkembangan arus informasi yang begitu pesat menyebabkan perkembangan dunia usaha yang begitu

Lebih terperinci

Evaria Novita, Achmad Husaini, MG Wi Endang Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia Abstrak

Evaria Novita, Achmad Husaini, MG Wi Endang Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia Abstrak Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Analisis Rasio Keuangan dan Metode Economic Value Added (EVA) (Studi pada PT. HM Sampoerna, Tbk dan Anak Perusahaan yang Terdaftar di BEI Periode 2008-2010)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. barang, pesaing, perkembangan pasar, perkembangan perekonomian dunia.

BAB I PENDAHULUAN. barang, pesaing, perkembangan pasar, perkembangan perekonomian dunia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini laju pertumbuhan ekonomi dunia dipengaruhi oleh dua elemen penting yaitu globalisasi dan kemajuan teknologi yang menyebabkan persaingan diantara perusahaan

Lebih terperinci

INFORMASI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI ALAT PENILAIAN KINERJA MANAJER. Untung Sriwidodo Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi Surakarta

INFORMASI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI ALAT PENILAIAN KINERJA MANAJER. Untung Sriwidodo Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi Surakarta INFORMASI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI ALAT PENILAIAN KINERJA MANAJER Untung Sriwidodo Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi Surakarta ABSTRACT Each responsibility center have manager in charge

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan keuangan Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari pembuatan ringkasan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. perusahaan serta proyeksi keuangan, dan harus mengevaluasi akuntansi. untuk meramalkan laba, deviden, dan harga saham.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. perusahaan serta proyeksi keuangan, dan harus mengevaluasi akuntansi. untuk meramalkan laba, deviden, dan harga saham. BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Tujuan manajemen keuangan yakni memaksimalkan harga saham, bukan memaksimalkan laba per saham. Data akuntansi sangat mempengaruhi

Lebih terperinci

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI IMPLEMENTASI SISTEM PENILAIAN KINERJA UNTUK PUSAT-PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN (Studi Kasus Pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Barat) Oleh : NUZULLIANA WINERY

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO PROFITABILITAS UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN: STUDI KASUS PADA PT BATAM JAYA PROPERTINDO

ANALISIS RASIO PROFITABILITAS UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN: STUDI KASUS PADA PT BATAM JAYA PROPERTINDO ANALISIS RASIO PROFITABILITAS UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN: STUDI KASUS PADA PT BATAM JAYA PROPERTINDO Prasetyo Widyo Iswara 1 Program Studi Akuntansi, Politeknik NSC Surabaya, 1 interpraz08@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut M.Hanafi (2008:42) pengertian ROA adalah mengukur

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut M.Hanafi (2008:42) pengertian ROA adalah mengukur BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Return On Assets (ROA) Menurut M.Hanafi (2008:42) pengertian ROA adalah mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Profitabilitas a. Pengertian Profitabilitas Profitabilitas merupakan alat yang digunakan untuk menganalisis kinerja manajemen, tingkat profitabilitas akan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian dan Karakteristik Laba Laba didefinisikan dengan pandangan yang berbeda-beda. Pengertian laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Objek yang dipilih adalah PT Mitra Adiperkasa Tbk. PT Mitra Adiperkasa Tbk adalah perusahaan yang bergerak dalam operasi berbagai merek toko ritel

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1. Biaya Kualitas 2.1.1.1. Pengertian Biaya Kualitas Biaya kualitas merupakan kegiatan penting dalam produksi perusahaan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Laba didefinisikan dengan pandangan yang berbeda-beda. Pengertian laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang

Lebih terperinci

PERANAN INFORMASI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DALAM PENILAIAN LAPORAN KEUANGAN PT. ARTA SEDANA TAHUN 2016

PERANAN INFORMASI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DALAM PENILAIAN LAPORAN KEUANGAN PT. ARTA SEDANA TAHUN 2016 PERANAN INFORMASI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DALAM PENILAIAN LAPORAN KEUANGAN PT. ARTA SEDANA TAHUN 2016 Desak Kadek Novitayanti Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi Universitas Pendidikan Ganesha

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Tujuan dan Jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan suatu perusahaan memiliki peranan yang sangat penting bagi pihak manajemen perusahaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini, perkembangan dunia semakin luas, persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini, perkembangan dunia semakin luas, persaingan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi saat ini, perkembangan dunia semakin luas, persaingan semakin ketat serta semakin kompleks permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan Kinerja keuangan merupakan hasil kegiatan operasi perusahaan yang disajikan dalam bentuk angka-angka keuangan. Hasil kegiatan perusahaan periode saat ini harus

Lebih terperinci

PENILAIAN KESEHATAN KEUANGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM RIAS P1 MARDIHARJO KABUPATEN MUSI RAWAS. Herman Paleni (Dosen Tetap STIE Musi Rawas) ABSTRAK

PENILAIAN KESEHATAN KEUANGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM RIAS P1 MARDIHARJO KABUPATEN MUSI RAWAS. Herman Paleni (Dosen Tetap STIE Musi Rawas) ABSTRAK PENILAIAN KESEHATAN KEUANGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM RIAS P1 MARDIHARJO KABUPATEN MUSI RAWAS Herman Paleni (Dosen Tetap STIE Musi Rawas) ABSTRAK Penelitian dilakukan untuk mengetahui kesehatan keuangan

Lebih terperinci

PENERAPAN ANALISIS DU PONT SYSTEM DALAM MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT PERUSAHAAN GAS NEGARA (PERSERO) TBK

PENERAPAN ANALISIS DU PONT SYSTEM DALAM MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT PERUSAHAAN GAS NEGARA (PERSERO) TBK PENERAPAN ANALISIS DU PONT SYSTEM DALAM MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT PERUSAHAAN GAS NEGARA (PERSERO) TBK TUGAS AKHIR Ditulis untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Diploma

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. media bagi manajer dalam sebuah perusahaan untuk mengkomunikasikan kinerja

BAB I PENDAHULUAN. media bagi manajer dalam sebuah perusahaan untuk mengkomunikasikan kinerja 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan dilihat dari sudut pandang manajemen merupakan media bagi manajer dalam sebuah perusahaan untuk mengkomunikasikan kinerja keuangan perusahan

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN RETURN ON ASSET (ROA) DAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) DALAM MENILAI KINERJA. PERUSAHAAN PADA PT. SEMEN BATURAJA (PERSERO) Tbk.

ANALISIS PERBANDINGAN RETURN ON ASSET (ROA) DAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) DALAM MENILAI KINERJA. PERUSAHAAN PADA PT. SEMEN BATURAJA (PERSERO) Tbk. ANALISIS PERBANDINGAN RETURN ON ASSET (ROA) DAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) DALAM MENILAI KINERJA PERUSAHAAN PADA PT. SEMEN BATURAJA (PERSERO) Tbk. FRAMEWORK JUMARNI,FITRIASURI,CITRA INDAH MERINA Jala Jenderal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi ini, kemajuan teknologi dan perkembangan arus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi ini, kemajuan teknologi dan perkembangan arus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini, kemajuan teknologi dan perkembangan arus informasi telah menyebabkan terjadinya perkembangan dunia usaha yang begitu pesat. Perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. finansial (financial assets) dan investasi pada aset riil (real assets). Investasi pada

BAB I PENDAHULUAN. finansial (financial assets) dan investasi pada aset riil (real assets). Investasi pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Umumnya investasi dibedakan

Lebih terperinci

hendro 6/30/2010 PRESENTASI VIII :

hendro 6/30/2010 PRESENTASI VIII : PRESENTASI VIII : ANALISIS LAPORAN KEUANGAN KOMPONEN UTAMA : RASIO KEUANGAN INFORMASI KEUANGAN SELURUH INFORMASI YANG SECARA SIGNIFIKAN MENGANDUNG DAN MENGEDEPANKAN ASPEK-ASPEK KEUANGAN DENGAN TUJUAN UNTUK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Segala macam kegiatan terorganisir untuk mencapai tujuan pasti membutuhkan manajemen. Jadi orang-orang dalam kegiatan tersebut akan membutuhkan

Lebih terperinci

1. Rasio keuangan dapat terlalu tinggi atau terlalu rendah. dalam industri. Dalam laporan keuangan, angka-angka yang berdiri sendiri sulit

1. Rasio keuangan dapat terlalu tinggi atau terlalu rendah. dalam industri. Dalam laporan keuangan, angka-angka yang berdiri sendiri sulit 1. Rasio keuangan dapat terlalu tinggi atau terlalu rendah. Rata-rata industri mungkin tidak memberikan target rasio atau norma yang diinginkan. Rata-rata industri hanya dapat memberikan panduan atas posisi

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA CV. MITRA SARANA ABADI SAMARINDA TASIANA BUAQ

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA CV. MITRA SARANA ABADI SAMARINDA TASIANA BUAQ ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA CV. MITRA SARANA ABADI SAMARINDA TASIANA BUAQ FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 Email : tasianaa93@gmail.com ABSTRACT Latar belakang penelitian adalah menganalisis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Signaling Theory 2.1.1. Pengertian Signaling Theory Menurut Jama an (2008) Signaling Theory mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pengertian Laporan Keuangan dan Analisis Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi. Laporan keuangan disusun setiap akhir periode sebagai

Lebih terperinci

ANALISIS PROFITABILITAS PADA PT BFI FINANCE INDONESIA. Aiden Tumiwa J. R. E. Tampi S. A. P. Sambul

ANALISIS PROFITABILITAS PADA PT BFI FINANCE INDONESIA. Aiden Tumiwa J. R. E. Tampi S. A. P. Sambul ANALISIS PROFITABILITAS PADA PT BFI FINANCE INDONESIA Aiden Tumiwa J. R. E. Tampi S. A. P. Sambul ABSTRACT Profitability is ratio to asses the company s to make profit. Financial ratio is the number of

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keuangan Perusahaan Menggunakan Analisis Dupont pada PT. Hanjaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keuangan Perusahaan Menggunakan Analisis Dupont pada PT. Hanjaya 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu David Lianto (2013) yang mengkaji tentang Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan Menggunakan Analisis Dupont pada PT. Hanjaya Mandala Sampoerna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kita dihadapkan pada suatu fenomena yang sering dibicarakan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kita dihadapkan pada suatu fenomena yang sering dibicarakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Dewasa ini kita dihadapkan pada suatu fenomena yang sering dibicarakan orang yaitu era globalisasi. Hampir seluruh aspek kehidupan terkena imbas fenomena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan perubahan

BAB I PENDAHULUAN. meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan perubahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:1), laporan keuangan meliputi bagian dari proses laporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 8 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan menurut Feriansya (2015:4) : Laporan keuangan merupakan tindakan pembuatan ringkasan dan keuangan perusahaan. Laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. finansial dan perkembangan perusahaan yang sehat dan mencerminkan

BAB I PENDAHULUAN. finansial dan perkembangan perusahaan yang sehat dan mencerminkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam daur kehidupan suatu perusahaan, banyak terjadi perubahanperubahan organisatoris. Bertambah dewasanya perusahaan, perusahaan juga berkembang untuk dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sentano Kertonegoro (1995 ; 3)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sentano Kertonegoro (1995 ; 3) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi sekarang ini, kemajuan teknologi dan perkembangan arus informasi yang begitu pesat menyebabkan perkembangan dunia usaha yang begitu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi dunia bisnis sekarang ini menuntut perusahaan-perusahaan yang ada

BAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi dunia bisnis sekarang ini menuntut perusahaan-perusahaan yang ada BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi dunia bisnis sekarang ini menuntut perusahaan-perusahaan yang ada untuk senantiasa meningkatkan efisiensinya. Hal ini dimaksudkan supaya perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi yang semakin pesat dan kondisi yang mendukung banyaknya persaingan, menuntut perusahaan-perusahaan untuk bekerja dengan kualitas profesionalisme

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Analisis Rasio Keuangan Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan Analisis terhadap laporan keuangan pada dasarnya karena ingin mengetahui posisi keuangan perusahaan saat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaat saat ini atau di masa yang akan datang bagi organisasi. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:26), biaya adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaat saat ini atau di masa yang akan datang bagi organisasi. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:26), biaya adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengendalian Biaya 1. Pengertian Biaya Menurut Hansen dan Mowen (2005:40), biaya merupakan kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia, efisiensi biaya, maupun kinerja yang makin tinggi. Dengan demikian,

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia, efisiensi biaya, maupun kinerja yang makin tinggi. Dengan demikian, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Situasi perekonomian di Indonesia sekarang ini membawa dampak persaingan yang semakin ketat di berbagai bidang industri. Untuk itu perusahaan harus dapat menghadapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini semakin maju dan pesat. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini semakin maju dan pesat. Hal ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha dewasa ini semakin maju dan pesat. Hal ini ditunjang dengan ilmu pengetahuan dan perkembangan teknologi yang sangat cepat. Setiap pelaku usaha

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memperhatikan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan dan. meningkatkan profit, hal ini daya tarik bagi investor dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memperhatikan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan dan. meningkatkan profit, hal ini daya tarik bagi investor dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Profitabilitas a. Pengertian Profitabilitas Profitabilitas merupakan alat yang digunakan untuk menganalisis kinerja manajemen. Para investor di pasar modal

Lebih terperinci

kinerja keuangan, diperlukan tolak ukur tertentu.

kinerja keuangan, diperlukan tolak ukur tertentu. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seorang investor dalam melakukan investasi tentu akan menanamkan modalnya pada perusahaan yang memiliki kinerja yang baik. Kinerja yang baik menunjukkan bahwa

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan

BAB III PEMBAHASAN. A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan merupakan salah satu dari sistem manajemen secara keseluruhan. Manajemen yang baik dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berasal dari kata-kata job performance dan disebut actual performance atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berasal dari kata-kata job performance dan disebut actual performance atau BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kinerja Keuangan Moeheriono (2010: 61) menyatakan bahwa kinerja sebenarnya berasal dari kata-kata job performance dan disebut actual performance atau prestasi kerja

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Menurut PSAK No.1 ( Revisi 2009 ) Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO PROFITABILITAS DALAM MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) MEDAN.

ANALISIS RASIO PROFITABILITAS DALAM MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) MEDAN. ANALISIS RASIO PROFITABILITAS DALAM MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) MEDAN Fitriani Saragih ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja keuangan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN 41

DAFTAR ISI. 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN 41 DAFTAR ISI. 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN 41 DAFTAR ISI DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR SINGKATAN 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Karakteristik Laba. dengan pendapatan tersebut. Pengertian laba menurut Harahap (2008:113)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Karakteristik Laba. dengan pendapatan tersebut. Pengertian laba menurut Harahap (2008:113) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan Laba 1. Pengertian dan Karakteristik Laba Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Pengertian laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dagang bertujuan untuk mencari laba, agar kelangsungan hidup dan

BAB I PENDAHULUAN. dagang bertujuan untuk mencari laba, agar kelangsungan hidup dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan baik yang bergerak di bidang industri, jasa maupun dagang bertujuan untuk mencari laba, agar kelangsungan hidup dan perkembangan perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Munawir (2010:2) mengungkapkan bahwa: Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. diukur karena dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan baik bagi pihak. internal maupun pihak eksternal perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. diukur karena dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan baik bagi pihak. internal maupun pihak eksternal perusahaan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah sebagai salah satu bentuk organisasi pada umumnya memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai dalam usaha untuk memenuhi kepentingan para

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. (Irham Fahmi, 2011 : 239)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. (Irham Fahmi, 2011 : 239) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Kinerja keuangan 2.1.1 Pengertian Kinerja Keuangan Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan

Lebih terperinci