PENGARUH PROSES LAKU PANAS QUENCHING AND PARTITIONING TERHADAP UMUR LELAH BAJA PEGAS DAUN JIS SUP 9A DENGAN METODE REVERSED BENDING

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH PROSES LAKU PANAS QUENCHING AND PARTITIONING TERHADAP UMUR LELAH BAJA PEGAS DAUN JIS SUP 9A DENGAN METODE REVERSED BENDING"

Transkripsi

1 TUGAS AKHIR PENGARUH PROSES LAKU PANAS QUENCHING AND PARTITIONING TERHADAP UMUR LELAH BAJA PEGAS DAUN JIS SUP 9A DENGAN METODE REVERSED BENDING Oleh : Viego Kisnejaya Suizta Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Wajan Berata, DEA JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010

2 Latar Belakang Fungsi Pegas : Membuat stabil kendaraan bermotor saat menerima beban statik dan dinamik untuk memberi kenyamanan pada pengendara. Sifat Mekanik Yang Dibutuhkan Pegas Daun : 1. Kekuatan tarik 5. Kekakuan 2. Ketangguhan 6. Impact strength 3. Keuletan 7. kekerasan 4. ketahanan korosi 8. Fatique strength

3 Latar Belakang (Lanjutan) Baja pegas JIS SUP 9A dapat dipakai sebagai material pegas daun bila mendapatkan proses laku panas quenching dan tempering (standar JIS dan SNI). Proses laku panas quenching dan partitioning yang baru beberapa tahun ini dikembangkan dapat menjadi alternatif untuk mendapatkan sifat mekanik lebih baik. (banyak dipakai untuk trip steel dan ADI). Patah lelah merupakan salah satu penyebab utama kegagalan material atau konstruksi. Pegas daun rentan terhadap kerusakan akibat lelah karena mendapatkan beban dinamis (berulang-ulang).

4 Perumusan Masalah Mencari pengaruh umur lelah baja pegas daun pada uji lelah reversed bending, akibat proses laku panas quenching and partitioning lalu membandingkan umur lelahnya dengan baja pegas daun awal (non treat) juga pada material hasil proses laku panas quenching and tempering hasil penelitian ornag lain.

5 Batasan Masalah Material yang digunakan untuk penelitian ini sesuai standar dan sertifikat material JIS SUP 9A dan memiliki struktur mikro yang homogen. Pemanasan pada saat proses quenching dan partitioning sempurna dan merata diseluruh material uji. Waktu pemindahan spesimen uji dari dapur pemanas ke media pendingin dan dari media pendingin ke media pendingin berikutnya adalah sama untuk semua spesimen uji. Kondisi peralatan yang digunakan saat pengambilan data diasumsikan terkalibrasi. Pengujian dilakukan pada frekuensi kerja dan mesin yang sama yaitu mesin uji lelah reversed bending model LFE 150 yang ada di laboratorium Metalurgi ITS.

6 Batasan Masalah (Lanjutan) Tidak terdapat cacat maupun retak visual. Hasil pengujian mekanik, seperti data hasil uji tarik dan struktur mikro yang pernah dilakukan pada penelitian sebelumnya memiliki data yang valid.

7 Tujuan Penelitian 1. Mengetahui pengaruh proses laku panas quenching and partitioning terhadap umur lelah pegas daun. 2. Membandingkan umur lelah pegas daun proses laku panas quenching and partitioning dengan material awal (non treat). 3. Membandingkan umur lelah pegas daun proses laku panas quenching and partitioning dengan proses laku panas quenching and tempering hasil penelitian orang lain sebelumnya.

8 Dasar Teori Baja pegas : baja karbon dan baja paduan yang biasa digunakan oleh pabrik pembuat pegas dan pembuat komponenkomponen kendaraan yang digunakan untuk menerima beban statik dan dinamik. JIS SUP 9A Pegas Daun

9 Dasar Teori (Lanjutan) Material Baja Pegas : Baja kadar karbon tinggi dalam bentuk koil/wire Contoh : JIS SUP 10 dan JIS SUP 12 Baja kadar karbon tinggi dalam bentuk plat/strip Contoh : JIS G 4801 (SUP 3, SUP 6, SUP 7, SUP 9A, SUP 9, SUP 11A, SUP 13) Baja pegas paduan Contoh : Chromium Vanadium, ASTM A231 Baja pegas stainless steels Contoh : Stainless Type 304, ASTM A313 (18% chromium, 8% nickel) Baja pegas paduan dasar tembaga Contoh : Spring Brass, ASTM B 134 (70% copper, 30% zinc) Baja pegas paduan dasar nikel Contoh : Monel* (67% nickel, 30% copper) Baja pegas paduan dasar nikel dengan modulus elastisitas konstan Contoh : Elinvar* (nickel, iron, chromium)

10 Dasar Teori (Lanjutan) Proses Laku Panas Proses laku panas adalah suatu proses pemanasan dan pendinginan dengan temperatur, waktu tahan dan laju pendinginan tertentu untuk mendapatkan fase dan struktur mikro akhir tertentu dan sifat mekanik yang relatif lebih baik. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses laku panas: Kadar karbon/unsur paduan Temperatur austenisasi Waktu penahanan (holding time) Laju pendinginan Kondisi permukaan Ukuran benda kerja

11 Dasar Teori (Lanjutan) Pengerasan (hardening) Pengerasan (hardening) adalah suatu proses laku panas untuk mendapatkan kekerasan maksimum serta kekuatan yang lebih tinggi dari baja/paduan. Pengerasan terdiri dari tiga tahap : 1. Pemanasan sampai daerah austenisasi 2. Holding time pada temperatur austenisasi 3. Laju pendinginan yang relatif cepat

12 Dasar Teori (Lanjutan) Quenching Quenching adalah suatu proses laku panas dan dingin dengan laju pendinginan yang cepat yang dilakukan pada suatu media semisal air, oli atau salt bath untuk memperoleh sifat mekanik yang lebih keras. Media pendingin yang umum digunakan adalah 1. Air 4. Air garam/brine 2. Oli 5. Air dan minyak/emulei 3. Salt bath

13 Dasar Teori (Lanjutan) Partitioning adalah: Partitioning 1. Suatu proses perlakuan panas yang dilakukan setelah proses quenching dengan menahan pada temperatur diantara temperatur MS dan MF dan menaikan pada temperatur tertentu untuk memperoleh struktur akhir martensit dan austenit sisa yang kaya karbon dan menstabilkan pada temperatur ruang dengan laju pendinginan cepat. [Speer, J.G., et. al., 2005] 2. Proses perlakuan panas yang dilakukan setelah proses quenching dengan menahan pada temperatur diantara MS dan MF dan menaikkan pada temperatur tertentu untuk mendapatkan struktur akhir martensit dan austenit sisa yang kaya karbon dengan menghambat pertumbuhan presipitasi karbida dengan laju pendinginan cepat. [Edmondsa, D.V., et. Al., 2005]

14 Dasar Teori (Lanjutan) Tujuan Partitioning adalah Membatasi kelarutan karbon dalam martensit dan memperkaya karbon pada austenit sisa Memperoleh austenit sisa yang kaya akan karbon dan stabil pada temperatur kamar Mencegah timbulnya presipitasi karbida Perbedaan antara proses partitioning, austempering dan tempering berdasarkan struktur akhir yang dihasilkan adalah

15 Dasar Teori (Lanjutan) Menurut prosesnya Quenching dan Partitioning ada 2, yaitu: 1. One step treatment 2. Two step treatment One step treatment Two step Treatment

16 Dasar Teori (Lanjutan) Kelelahan (Fatique) Mekanisme awal retakan : Goresan pada permukaan Retakan pada permukaan/ dekat permukaan Inklusi Pemusatan tegangan akibat adanya cacat Deformasi plastis setempat RETAK AWAL Cacat permukaan Garis-garis slip pada Permukaan spesimen

17 Dasar Teori (Lanjutan) Umur lelah didefinisikan sebagai jumlah siklus yang dicapai material sampai material tersebut mengalami patah dengan pembebanan tertentu. Batas lelah (endurance limit/fatigue limit) didefinisikan sebagai besarnya beban maksimal yang menghasilkan umur lelah tak terhingga.

18 Penelitian yang pernah dilakukan pada baja pegas daun JIS SUP 9A Andika, Beny pada tahun 2010 dengan judul penelitian tugas akhirnya Pengaruh Temperatur Dan Waktu Penahanan Saat Partitioning Pada Proses Quenching Dan Partitioning Terhadap Sifat Mekanik Baja Pegas JIS SUP 9A. Dengan hasil data yang didapatkan, diantaranya adalah Material Awal (non treat) Spesimen Sifat Mekanik 0,2 % yield strength UTS Elongation (N/mm 2 ) (N/mm 2 ) (%) , ,50 Rata-rata ± SD 1185 ± ± ± 0,265

19 Penelitian yang pernah dilakukan pada baja pegas daun JIS SUP 9A (Lanjutan) Andika, Beny pada tahun 2010 dengan judul penelitian tugas akhirnya Pengaruh Temperatur Dan Waktu Penahanan Saat Partitioning Pada Proses Quenching Dan Partitioning Terhadap Sifat Mekanik Baja Pegas JIS SUP 9A. Dengan hasil data yang didapatkan, diantaranya adalah Material Quencing 190 C and Partitioning 250 C dengan Holding Time 10 detik Hasil Uji Tarik Rata-rata ± SD Spesimen Tensile Strength Elongation (%) Tensile Strength ± SD Elongation ± SD (N/mm 2 ) (N/mm 2 ) (%) , , ± 19 5,705 ± 1,057

20 Penelitian yang pernah dilakukan pada baja pegas daun JIS SUP 9A (Lanjutan) Eko Juniardi, Romi pada tahun 2010 dengan judul penelitian tugas akhirnya Studi Eksperimen Perbandingan Umur Lelah Material Baru Dan Rekondisi Pada Baja Pegas JIS SUP 9A. Dengan hasil data yang didapatkan, diantaranya adalah Hasil Uji Tarik Rata-rata ± SD Spesimen Tensile Strength (psi) Elongation (%) Tensile Strength ± SD (psi) Elongation ± SD (%) ,1 7, ± , ,102 8,431 ± 0,569

21 Metodologi Diagram alir penelitian : M u la i P e rs ia p a n m a te ria l a w a l B a ja J IS S U P 9 A S tu d y lite ra tu r P e m o to n g a n d a n p e m b e n tu k a n S p e s im e n u ji le la h re v e rs e d b e n d in g M a te ria l A w a l u ji le la h re v e r s e d b e n d in g P ro s e s Q u e n c h in g a n d P a rtitio n in g M a te r ia l u ji le la h re v e rs e d b e n d in g P r o s e s Q u e n c h in g T e m p e ra tu r C d a n H o ld in g T im e 3 0 m e n it la lu d ila k u k a n p e n d in g in a n s a m p a i te m p e ra tu r C d e n g a n S a lt B a th s e la m a 3 d e tik P ro s e s P a rtitio n in g T e m p e ra tu r C d a n H o ld in g T im e 1 0 d e tik A

22 Metodologi (Lanjutan) A U j i L e l a h M a t e r i a l A w a l T i n g k a t B e b a n : 0, 5 S u ; 0, 8 S u U j i L e l a h M a t e r i a l Q u e n c h i n g a n d P a r t i t i o n i n g T i n g k a t B e b a n : 0, 5 S u ; 0, 6 5 S u ; 0, 8 S u U m u r L e l a h K u r v a S - N : - H a s i l E k s p e r i m e n - P e r h i t u n g a n T e o r i t i s A n a l i s a D a t a D a n P e m b a h a s a n K e s i m p u l a n S e l e s a i

23 Komposisi Kimia SUP 9A Komposisi kimia material SUP 9A pada JIS G (Spring Steel) dan sertifikat material :

24 Proses Quenching and Partitioning

25 Uji Kelelahan Dilakukan pada spesimen yang telah diberi perlakuan panas quenching and partitioning dan material awal (non treat). Pengujian kelelahan yang dilakukan adalah fatique reversed bending test dengan menggunakan mesin LFE-150 di Laboratorium Metalurgi Teknik Mesin ITS. Pengujian dilakukan dengan tingkat beban pada : Material awal (non treat) : 0,5σ u ; 0,8σ u Material quenching and partitioning : 0,5σ u ; 0,65σ u ; 0,8σ u

26 Mesin Uji Lelah Gambar mesin uji lelah reversed bending LFE-150

27 Spesimen Uji Lelah Spesimen uji lelah dibentuk sesuai dengan manual handbook operational for LFE-150 fatique machine test. Gambar Spesimen Uji Lelah Reversed Bending LFE-150

28 Rancangan Tabel Uji Lelah Contoh tabel uji lelah penelitian: No Kode Spesimen Tingkat Beban Defleksi, D (in) Umur Lelah, NF (Siklus) Nf Rata-rata 1. A 1 B 1 0,8 σu 2. A 2 B 2 0,65 σu 3. A 3 B 3 0,5 σu Catatan : σu = tegangan ultimate material Baja Pegas Daun JIS SUP 9A

29 Data Uji Lelah Tabel hasil uji lelah material baja pegas awal (non treat) No Kode Spesimen Tingkat Beban (psi) Defleksi, D (in) Umur Lelah, Nf (Siklus) Nf Rata-rata 1. A ,8 σu ,392 1,235 B (2,0x10 4 ) 2. A ,5 σu 90353,995 0,772 B (5,2x10 5 ) Kondisi material awal (non treat ) setelah uji lelah reversed bending 0,8σu 0,5σu

30 Data Uji Lelah (Lanjutan) Tabel hasil uji lelah material baja pegas dengan laku panas quenching and partitioning No Kode Spesimen Tingkat Beban (psi) Defleksi, D (in) Umur Lelah, Nf (Siklus) Nf Rata-rata 3. A ,8 σu ,952 1,827 B (1,3x10 4 ) 4. A ,65 σu ,273 1,485 B (2,6x10 4 ) 5. A 5 0,5 σu ,595 1, (6,8x10 4 )

31 Data Uji Lelah (Lanjutan) Kondisi material quenching and partitioning setelah uji lelah reversed bending 0,8σu 0,65σu 0,5σu

32 Data Uji Lelah (Lanjutan) Kurva S-N percobaan dan teoritis material awal (non treat)

33 Data Uji Lelah (Lanjutan) Kurva S-N percobaan dan teoritis material Quenching and partitioning

34 Data Uji Lelah (Lanjutan) Kurva S-N Gabungan hasil percobaan material quenching and partitioning, material awal (non treat), serta material quenching and tempering

35 Data Uji Lelah (Lanjutan) prosentase perbandingan umur lelahnya yaitu :

PENGARUH VARIASI WAKTU TAHAN PADA PROSES NORMALIZING TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 310S PADA PRESSURE VESSEL

PENGARUH VARIASI WAKTU TAHAN PADA PROSES NORMALIZING TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 310S PADA PRESSURE VESSEL PENGARUH VARIASI WAKTU TAHAN PADA PROSES NORMALIZING TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 310S PADA PRESSURE VESSEL Mahasiswa Febrino Ferdiansyah Dosen Pembimbing Ir. Rochman Rochiem, M.

Lebih terperinci

Sifat Sifat Material

Sifat Sifat Material Sifat Sifat Material Secara garis besar material mempunyai sifat-sifat yang mencirikannya, pada bidang teknik mesin umumnya sifat tersebut dibagi menjadi tiga sifat. Sifat sifat itu akan mendasari dalam

Lebih terperinci

Bab 4 Sifat Material 50

Bab 4 Sifat Material 50 4 SIFAT MATERIAL Banyak material yang terdapat di sekitar kita, dan telah menjadi bagian dari pola berpikir manusia bahkan telah menyatu dengan keberadaan kita. Apakah hakikat bahan atau material itu?

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Alat Penukar Kalor

BAB II DASAR TEORI 2.1 Alat Penukar Kalor BAB II DASAR TEORI 2.1 Alat Penukar Kalor Alat penukar kalor adalah suatu alat yang memungkinkan perpindahan panas dan bisa berfungsi sebagai pemanas maupun sebagai pendingin. Biasanya, medium pemanas

Lebih terperinci

BAB VII PROSES THERMAL LOGAM PADUAN

BAB VII PROSES THERMAL LOGAM PADUAN BAB VII PROSES THERMAL LOGAM PADUAN Annealing adalah : sebuah perlakukan panas dimana material dipanaskan pada temperatur tertentu dan waktu tertentu dan kemudian dengan perlahan didinginkan. Annealing

Lebih terperinci

ANALISA SIFAT MEKANIK KOMPOSIT BAHAN KAMPAS REM DENGAN PENGUAT FLY ASH BATUBARA

ANALISA SIFAT MEKANIK KOMPOSIT BAHAN KAMPAS REM DENGAN PENGUAT FLY ASH BATUBARA i TUGAS AKHIR ANALISA SIFAT MEKANIK KOMPOSIT BAHAN KAMPAS REM DENGAN PENGUAT FLY ASH BATUBARA OLEH: PRATAMA D21105069 JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2011 ii LEMBAR PENGESAHAN

Lebih terperinci

yang tinggi, dengan pencelupan sedang dan di bagian tengah baja dapat dicapai kekerasan yang tinggi meskipun laju pendinginan lebih lambat.

yang tinggi, dengan pencelupan sedang dan di bagian tengah baja dapat dicapai kekerasan yang tinggi meskipun laju pendinginan lebih lambat. 10: HARDENABILITY 10.1 Hardenability Mampu keras merujuk kepada sifat baja yang menentukan dalamnya pengerasan sebagai akibat proses quench dari temperatur austenisasinya. Mampu keras tidak dikaitkan dengan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Proses Permesinan

BAB II DASAR TEORI 2.1 Proses Permesinan BAB II DASAR TEORI 2.1 Proses Permesinan Dalam industri manufaktur proses permesinan merupakan salah satu cara untuk menghasilkan produk dalam jumlah banyak dengan waktu relatif singkat. Banyak sekali

Lebih terperinci

BAB VI TRANSFORMASI FASE PADA LOGAM

BAB VI TRANSFORMASI FASE PADA LOGAM BAB VI TRANSFORMASI FASE PADA LOGAM Sebagian besar transformasi bahan padat tidak terjadi terus menerus sebab ada hambatan yang menghalangi jalannya reaksi dan bergantung terhadap waktu. Contoh : umumnya

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik. Disusun Oleh : YOGIK DWI MUSTOPO NIM. I 1404033

SKRIPSI. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik. Disusun Oleh : YOGIK DWI MUSTOPO NIM. I 1404033 digilib.uns.ac.id PENGARUH WAKTU TERHADAP KETEBALAN DAN ADHESIVITAS LAPISAN PADA PROSES ELEKTROPLATING KHROM DEKORATIF TANPA LAPISAN DASAR, DENGAN LAPISAN DASAR TEMBAGA DAN TEMBAGA-NIKEL SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

Heat Treatment (Perlakuan Panas) Dg Kondisi Equilibrium (Pendinginan Lambat)

Heat Treatment (Perlakuan Panas) Dg Kondisi Equilibrium (Pendinginan Lambat) Heat Treatment (Perlakuan Panas) Dg Kondisi Equilibrium (Pendinginan Lambat) Dilakukan mendekati kondisi equilibrium, shg menghasilkan struktur mikro yg mendekati diagram fasenya. Secara umum disebut sebagai

Lebih terperinci

LABORATORIUM BAHAN BANGUNAN KUAT LEKAT DAN PANJANG PENYALURAN BAJA POLOS PADA BETON RINGAN DENGAN BERBAGAI VARIASI KAIT SKRIPSI

LABORATORIUM BAHAN BANGUNAN KUAT LEKAT DAN PANJANG PENYALURAN BAJA POLOS PADA BETON RINGAN DENGAN BERBAGAI VARIASI KAIT SKRIPSI KUAT LEKAT DAN PANJANG PENYALURAN BAJA POLOS PADA BETON RINGAN DENGAN BERBAGAI VARIASI KAIT The Bond Strength and Development Length Observation of Bar Reinforcement of Lightweight Concrete with Various

Lebih terperinci

Materi #2 TIN107 Material Teknik 2013 SIFAT MATERIAL

Materi #2 TIN107 Material Teknik 2013 SIFAT MATERIAL #2 SIFAT MATERIAL Material yang digunakan dalam industri sangat banyak. Masing-masing material memiki ciri-ciri yang berbeda, yang sering disebut dengan sifat material. Pemilihan dan penggunaan material

Lebih terperinci

Persentasi Tugas Akhir

Persentasi Tugas Akhir Persentasi Tugas Akhir OLEH: MUHAMMAD RENDRA ROSMAWAN 2107 030 007 Pembimbing : Ir. Hari Subiyanto,MSc Program Studi Diploma III Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Lebih terperinci

BAB IV SIFAT MEKANIK LOGAM

BAB IV SIFAT MEKANIK LOGAM BAB IV SIFAT MEKANIK LOGAM Sifat mekanik bahan adalah : hubungan antara respons atau deformasi bahan terhadap beban yang bekerja. Sifat mekanik : berkaitan dengan kekuatan, kekerasan, keuletan, dan kekakuan.

Lebih terperinci

16 Media SainS, Volume 4 Nomor 1, April 2012 ISSN 2085-3548

16 Media SainS, Volume 4 Nomor 1, April 2012 ISSN 2085-3548 16 PENGARUH BESAR ARUS TEMPER BEAD WELDING TERHADAP KETANGGUHAN HASIL LAS SMAW PADA BAJA ST37 (Effect Large Current of Temper Bead Welding Against Toughness of SMAW Welding Results ST37 Steel) Ahmadil

Lebih terperinci

9.1. Proses Pengerjaan Dingin

9.1. Proses Pengerjaan Dingin 531 BAB. 9 PROSES PEMBENTUKAN Prinsip dasar pembentukan logam merupakan proses yang dilakukan dengan cara memberikan perubahan bentuk pada benda kerja. Perubahan bentuk ini dapat dilakukan dengan cara

Lebih terperinci

ANALISIS KUALITAS GENTENG BETON DENGAN BAHAN TAMBAH SERAT IJUK DAN PENGURANGAN PASIR

ANALISIS KUALITAS GENTENG BETON DENGAN BAHAN TAMBAH SERAT IJUK DAN PENGURANGAN PASIR ANALISIS KUALITAS GENTENG BETON DENGAN BAHAN TAMBAH SERAT IJUK DAN PENGURANGAN PASIR PROYEK AKHIR Diajukan kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Guna Memenuhi sebagian Persyaratan Untuk

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN INDUSTRI (PKLI)

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN INDUSTRI (PKLI) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN INDUSTRI (PKLI) PEMBUATAN HANGER BEARING C/W BRONZE BUSHING UNTUK SCREW CONVEYOR PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN PROSES PENGECORAN LOGAM DI CV. KINABALU Oleh: AKFADITA DIKA PARIRA

Lebih terperinci

PENGARUH FAS PADA BETON TERHADAP TEGANGAN LEKAT BAJA TULANGAN POLOS (BJTP) DENGAN PENGANGKERAN LURUS DAN KAIT STANDAR

PENGARUH FAS PADA BETON TERHADAP TEGANGAN LEKAT BAJA TULANGAN POLOS (BJTP) DENGAN PENGANGKERAN LURUS DAN KAIT STANDAR PENGARUH FAS PADA BETON TERHADAP TEGANGAN LEKAT BAJA TULANGAN POLOS (BJTP) DENGAN PENGANGKERAN LURUS DAN KAIT STANDAR Jhonson A. Harianja 1) 1) Jurusan Teknik Spil Fakultas Teknik UKRIM Yogyakarta Abstract

Lebih terperinci

PENENTUAN KOROSI BAT AS BUTIR DAN MEKANIK PADA PIP A KELUARAN PANAS (HOT LEG) REAKTOR DAY A

PENENTUAN KOROSI BAT AS BUTIR DAN MEKANIK PADA PIP A KELUARAN PANAS (HOT LEG) REAKTOR DAY A Seminar Tahunan Pengawasan Pemanfaatan Tenaga Nuklir - Jakarta, 11 Dcscmbcr 2003 ISSN 1693-7902 PENENTUAN KOROSI BAT AS BUTIR DAN MEKANIK PADA PIP A KELUARAN PANAS (HOT LEG) REAKTOR DAY A Johny Wahyu Adi

Lebih terperinci

W A D I Y A N A S940907117

W A D I Y A N A S940907117 KAJIAN KARAKTERISTIK BATU ALAM LOKAL KABUPATEN GUNUNGKIDUL SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI BATA MERAH PEJAL UNTUK PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI RUMAH SEDERHANA CHARACTERISTIC S STUDY OF NATURAL LOCAL STONE

Lebih terperinci

STUDI SIFAT-SIFAT REOLOGI ASPAL YANG DIMODIFIKASI LIMBAH TAS PLASTIK

STUDI SIFAT-SIFAT REOLOGI ASPAL YANG DIMODIFIKASI LIMBAH TAS PLASTIK STUDI SIFAT-SIFAT REOLOGI ASPAL YANG DIMODIFIKASI LIMBAH TAS PLASTIK Rezza Permana, ST. Peneliti Institut Teknologi Nasional Jl. PHH Mustapa 23 Bandung Telp. 022 727 2215 ; Facs 022 7202892 E-mail : edelweiss_pirates@yahoo.co.id

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KEKUATAN TRANSVERSA DARI TIGA JENIS RESIN BASIS GIGITIRUAN PADA BEBERAPA KETEBALAN SKRIPSI IDA AYU SARI PUTRI J 111 10 144

PERBANDINGAN KEKUATAN TRANSVERSA DARI TIGA JENIS RESIN BASIS GIGITIRUAN PADA BEBERAPA KETEBALAN SKRIPSI IDA AYU SARI PUTRI J 111 10 144 PERBANDINGAN KEKUATAN TRANSVERSA DARI TIGA JENIS RESIN BASIS GIGITIRUAN PADA BEBERAPA KETEBALAN SKRIPSI Diajukan Kepada Universitas Hasanuddin Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan

Lebih terperinci

DIKTAT KULIAH PROSES PRODUKSI

DIKTAT KULIAH PROSES PRODUKSI DIKTAT KULIAH PROSES PRODUKSI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DARMA PERSADA 2008 DIKTAT KULIAH PROSES PRODUKSI Disusun : ASYARI DARYUS Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Darma Persada Jakarta.

Lebih terperinci

PENGARUH PANJANG PENYALURAN BAJA TULANGAN ULIR (DEFORMED) DENGAN BENGKOKAN TERHADAP KUAT LEKAT ANTARA BETON DAN BAJA TULANGAN.

PENGARUH PANJANG PENYALURAN BAJA TULANGAN ULIR (DEFORMED) DENGAN BENGKOKAN TERHADAP KUAT LEKAT ANTARA BETON DAN BAJA TULANGAN. PENGARUH PANJANG PENYALURAN BAJA TULANGAN ULIR (DEFORMED) DENGAN BENGKOKAN TERHADAP KUAT LEKAT ANTARA BETON DAN BAJA TULANGAN. Arif Wahyudin Pendidikan Teknik Bangunan, Fakultas Teknik, Universitas Negeri

Lebih terperinci

13 14 : PERLAKUAN PERMUKAAN

13 14 : PERLAKUAN PERMUKAAN 13 14 : PERLAKUAN PERMUKAAN Proses perlakuan yang diterapkan untuk mengubah sifat pada seluruh bagian logam dikenal dengan nama proses perlakuan panas / laku panas (heat treatment). Sedangkan proses perlakuan

Lebih terperinci

PENGARUH JUMLAH KENDARAAN TERHADAP KERUSAKAN JALAN ASPAL KELAS II DI KABUPATEN SEMARANG

PENGARUH JUMLAH KENDARAAN TERHADAP KERUSAKAN JALAN ASPAL KELAS II DI KABUPATEN SEMARANG PENGARUH JUMLAH KENDARAAN TERHADAP KERUSAKAN JALAN ASPAL KELAS II DI KABUPATEN SEMARANG TUGAS AKHIR Ditujukan Kepada : Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN DAMDEX SEBAGAI BAHAN TAMBAH PADA CAMPURAN BETON

PENGGUNAAN DAMDEX SEBAGAI BAHAN TAMBAH PADA CAMPURAN BETON PENGGUNAAN DAMDEX SEBAGAI BAHAN TAMBAH PADA CAMPURAN BETON Jhonson A. Harianja 1), Efraim Barus 2) 1) Jurusan Teknik Spil Fakultas Teknik UKRIM Yogyakarta 2) Jurusan Teknik Spil Fakultas Teknik UKRIM Yogyakarta

Lebih terperinci

ALAT BANTU LOGGING UNTUK MENGURANGI SELIP PADA JALAN YANG LICIN Oleh : Yuniawati, Dulsalam, Maman Mansyur Idris, Sukadaryati dan Sona Suhartana

ALAT BANTU LOGGING UNTUK MENGURANGI SELIP PADA JALAN YANG LICIN Oleh : Yuniawati, Dulsalam, Maman Mansyur Idris, Sukadaryati dan Sona Suhartana ALAT BANTU LOGGING UNTUK MENGURANGI SELIP PADA JALAN YANG LICIN Oleh : Yuniawati, Dulsalam, Maman Mansyur Idris, Sukadaryati dan Sona Suhartana Abstrak Kegiatan pengangkutan kayu membutuhkan kelancaran

Lebih terperinci