IV HASIL DAN PEMBAHASAN. CV Danis Food merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IV HASIL DAN PEMBAHASAN. CV Danis Food merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha"

Transkripsi

1 31 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum CV Danis Food merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha ayam broiler komersil. Perusahan ini menjalankan sistem kemitraan pola makloon, dan memiliki farm yang tersebar di Jawa Barat. Konsep sistem pola makloon adalah kerjasama antara inti dan plasma. Aturan main pada sistem kemitraan pola makloon perusahaan ini yaitu: perolehan pendapatan peternak plasma ditetapkan dari total populasi ayam yang dimiliki dan nilai Indeks Produksi (IP). Peternak plasma pada pelaksanaan kemitraan ini hanya menyediakan kandang, tenaga kerja, dan sarana pendukung usaha ayam broiler; sedangkan DOC, pakan, obat-obatan seluruhya ditanggung oleh inti. Seluruh peternakan plasma perusahaan ini dalam satu tahun mampu melakukan tujuh (7) kali periode pemeliharaan ayam broiler. Hal tersebut sesuai dari akumulasi lama waktu pemeliharaan ditambah waktu kosong kandang per periode. Kondisi peternakan CV Danis Food sangatlah beragam, karena perbedaan letak geografis, akses menuju lokasi, lingkungan sekitar peternakan, produktivitas dan efisiensi tenaga kerja, serta tingkat populasi ayam broiler yang diperlihara. Perbedaan ini dapat dilihat dari nilai indeks produksi yang dicapai masing-masing peternakan. Terdapat empat peternakan yang diamati, yaitu: peternakan Cicalengka, Majalaya, Cihideung, dan Ciwidey. Tabel di bawah ini menunjukkan data peternakan ayam broiler CV Danis Food yang diamati selama selama Tahun 2017.

2 32 Tabel 1. Data Empat Peternakan Ayam Broiler CV Danis Food Tahun 2017 No Peternakan Populasi Ayam Broiler Tenaga kerja Rata-rata IP 1 Cicalengka ,266 2 Majalaya ,764 3 Cihideung ,672 4 Ciwidey ,034 Total ,737 Rata-rata ,14 227,773 Peternakan Cicalengka terletak di kampung Bojong Sempur Desa Hegarmanah, Kecamatan Cikancung, Kabupaten Bandung. Lokasi peternakan ini berada pada daerah dataran rendah, dengan suhu sekitar 28 o C, kelembaban 78%, curah hujan 4,8 mm/hari, dan kecepatan angin 7 Kilometer Per Hours (KPH). Peternakan ini memiliki populasi ekor ayam broiler, yang dikelompokan di 6 kandang dan dikelola oleh 6 orang tenaga kerja. Peternakan ini merupakan salah satu peternakan skala besar yang dikelola oleh CV Danis Food. Akses jalan ke peternakan mudah dan cukup jauh dari pemukiman namun pengelolan yang dilakukan oleh tenaga kerja kurang baik sehingga peternakan kadang kala merugi. Peternakan yang berada di Majalaya terletak di Kampung Jatinunggal, Desa Jatinunggal, Kecamatan Paseh, Kabupaten Bandung. Lokasi peternakan ini berada pada daerah dataran rendah, dengan suhu sekitar 28 o C kelembaban 62%, curah hujan 4,8 mm/hari, dan kecepatan angin 9 KPH. Peternakan ini memiliki populasi ekor ayam broiler, yang dikelompokan di 3 kandang dan dikelola oleh 3 orang tenaga kerja. Peternakan ini terletak di tengah area pesawahan dan jauh dari area pemukiman penduduk. Terdapat banyak sarang burung di area peternakan, sehingga menyebabkan burung-burung terkadang masuk dan memakan pakan

3 33 ternak. Hal ini menyebabkan nilai feed consumtion ratio (FCR) turun dan ayam broiler riskan terkena penyakit. Peternakan yang berada di Cihideung terletak di Kampung Panyairan, Desa Cihideung, Kecamatan Parongpong, Kabupatan Bandung Barat. Lokasi peternakan ini berada pada daerah dataran tinggi, dengan suhu sekitar 20 o C, kelembaban 65%, curah hujan 0,3 mm/hari, dan kecepatan angin 8 KPH. Peternakan ini memiliki populasi ekor ayam broiler, yang dikelompokan di 4 kandang dan dikelola oleh 4 orang tenaga kerja. Peternakan ini terletak pada wilayah padat penduduk di daerah Kabupatan Bandung Barat. Hal tersebut menyebabkan ayam broiler sering terserang penyakit, karena banyaknya penduduk yang lalu-lalang dan kualitas lingkungan yang kurang baik. Peternakan Ciwidey terletak di Kampung Cukang Genteng, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung Barat. Lokasi peternakan ini berada pada daerah dataran tinggi, dengan suhu sekitar 20 o C, kelembaban 65%, curah hujan 0,3_mm/hari, dan kecepatan angin 8 KPH. Peternakan ini memiliki populasi ekor ayam broiler, yang dikelompokan di 2 kandang dan dikelola oleh 2 orang tenaga kerja. Peternakan ini merupakan salah satu peternakan skala kecil yang dikelola oleh CV Danis Food. Peternakan ini memiliki akses yang sangat mudah karena terletak dekat sekali dengan jalan raya utama Ciwidey, namun kendalanya adalah curah hujan yang tinggi. Hal tersebut menyebabkan ayam broiler riskan terkena penyakit. 4.2 Karakteristik Responden Responden merupakan tenaga kerja di empat peternakan CV Danis Food, total tenaga kerja tersebut berjumlah 15 orang yang terbagi di peternakan cabang Cicalengka 6 orang, Majalaya 3 orang, Cihideung 4 orang, dan Ciwidey 2 orang.

4 34 Peternak adalah pekerjaan utama seluruh responden sebagai tenaga kerja peternakan. Responden berusia 18 sampai 47 tahun, dengan pengalaman beternak mulai dari 1 hingga 20 tahun Usia Responden Usia memperngaruhi kemampuan seseorang dalam bekerja. Umumnya tenaga kerja yang sudah berusia lanjut mempunyai tenaga fisik relatif terbatas daripada tenaga kerja yang masih muda. Tenaga kerja yang berusia produktif akan memiliki kemampuan yang besar dalam beraktivitas, sehingga berpengaruh terhadap curahan waktu yang digunakan untuk beraktivitas, untuk itu peternakan rata-rata lebih banyak mengunakan tenaga kerja yang lebih muda. Distribusi usia responden dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Usia Responden Jumlah No Usia Responden Orang % , , ,67 Total Hasil observasi pada Tabel 2 menunjukkan Usia responden bervariasi. Tingkat usia responden terbanyak berada pada kisaran usia 18 sampai 30 tahun. Hal tersebut menunjukkan kebanyakan tenaga kerja masih ber usia muda. Usia yang muda dipilih, karena dalam usaha ayam broiler dibutuhkan tenaga fisik yang kuat. Seluruh tenaga kerja empat peternakan CV Danis Food termasuk ke dalam golongan usia produktif, yaitu: kisaran umur 15 sampai 55 (Adiwilaga, 1982). Usia

5 35 tenaga kerja produktif dalam penelitian ini dapat membuat tenaga kerja mudah menerima arahan penggunaan teknologi baru dalam pelaksanaan kerja, sehingga dapat memperoleh produktivitas kerja yang lebih baik Pengalaman Berternak Responden Pengalaman berternak diperoleh dari lamanya peternak berada dalam usaha ternak. Pengalaman dalam beternak ayam broiler akan mempengaruhi pengetahuan dan keterampilan kerja. Seorang peternak yang memiliki pengalaman kerja yang tinggi akan memiliki keunggulan dalam beberapa hal, antara lain dalam mendeteksi kesalahan, memahami kesalahan, dan mencari penyebab munculnya kesalalahan. Pengalaman kerja berternak memberikan peluang yang besar bagi tenaga kerja untuk melakukan pekerjaan yang lebih baik. Tingkat pengalaman responden menunjukkan lamanya tenaga kerja bekerja sebagai peternak. Pengalaman dapat mempengaruhi produktivitas kerja. Distribusi pengalaman beternak para responden dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Pengalaman Beternak Responden Pengalaman Berternak Jumlah No (Tahun) Orang % , ,33 Total Hasil observasi pada Tabel 3 menunjukkan pengalaman berternak responden dalam melakukan usaha ayam broiler bervariasi. Tingkat pengalaman responden terbanyak berada pada kisaran 1 sampai 5 tahun. Hal ini menunjukkan

6 36 kebanyakan tenaga kerja belum terlalu berpengalaman, namun beberapa tenaga kerja memiliki tingkat pengalaman yang tinggi. Tenaga kerja yang berpengalaman tinggi tersebut umumnya memiliki keterampilan dalam beternak lebih baik dibandingkan tenaga kerja yang belum terlalu berpengalaman. Tingginya pengalaman dalam penelitian ini dapat mempengaruhi cara berfikir dan keterampilan kerja responden dalam melakukan pemeliharaan ayam broiler. Hal ini karena semakin tinggi pendidikan dan pengalaman, ia akan berhati-hati serta menghitung kemungkinan risiko yang dihadapi (Hernanto, 1991) Pendidikan Responden Pendidikan peternak merupakan salah satu tolak ukur terhadap kemampuan berfikir dalam mengahadapi masalah, dengan tingkat pendidikan yang tinggi maka pemecahan masalah dapat segera diatasi. Pendidikan merupakan faktor pelancar dan sarana untuk meningkatkan kualitas yang dimiliki oleh peternak. Tingkat pendidikan merupakan faktor yang penting dalam usaha ternak. Peternak dengan tingkat pendidikan yang rendah akan memiliki keterbatasan dalam menalarkan suatu inovasi, sehingga peluang untuk maju lebih rendah dibandingkan dengan peternak yang berpendidikan lebih tinggi. Tingkat pendidikan berpengaruh terhadap perubahan sikap dan perilaku kerja. Tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan memudahkan seseorang atau masyarakat untuk menyerap informasi dan mengimplementasikannya dalam perilaku dan cara bekerja sehari-hari. Tingkat pendidikan sangat berpengaruh dalam upaya pengembangan usaha ternak ayam broiler, karena usaha peternakan ayam broiler membutuhkan kecakapan, pengalaman serta wawasan tertentu terutama dalam hal mengadopsi

7 37 teknologi dan keterampilan tenaga kerja yang dipekerjakan suatu usaha peternakan. Distribusi tingkat pendidikan responden dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Tingkat Pendidikan Responden Jumlah No Tingkat Pendidikan Orang % 1 SD 5 33,3 2 SMP SMA 1 6,7 Total Hasil observasi pada Tabel 4 terlihat bahawa tingkat pendidikan responden umumnya berpendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Hal tersebut menunjukkan sebagian tenaga kerja memliki tingkat pendidikan rendah, namun pada kenyataan di lapangan tingkat pendidikan formal seperti sekolah tidak terlalu mempengaruhi keterampilan (skill) tenaga kerja peternakan ayam broiler. Hal tersebut disebabkan para tenaga kerja memperoleh pengetahuan tidak hanya dari pendidikan formal tetapi dapat juga melalui pendidikan non formal (Mubyarto, 1989). Pada pendidikan formal seperti sekolah tidak diajarkan bagaimana teknik dalam berternak, sehingga keterampilan beternak diperoleh dari pendidikan non formal. Umumnya tenaga kerja peternak plasma yang melakukan kerjasama dengan kemitraan makloon diberikan pendidikan non formal oleh peternak inti, seperti penyuluhan peternakan, pelatihan kandang, dan evaluasi kerja, sehingga diharapkan tetap mampu berinovasi untuk meningkatkan kinerjanya. Ketiga karakteristik responden, yaitu: usia, pengalaman, dan pendidikan berhubungan terhadap produktivitas tenaga kerja. Hal ini dapat dilihat dari

8 38 pengaruh karakterisitk tersebut terhadap perolehan indeks produksi masing masing tenaga kerja. Distribusi hubungan karakteristik responden dengan indeks produksi dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Matriks Hubungan Karakteristik Responden Terhadap Indeks Produksi. Karakteristik IP Usia Pengalaman Pendidikan SD SMP SMA < 176, , , , , , , > 262, Jumlah (orang) Hasil pada Tabel 5 menunjukkan bahwa usia, pengalaman dan pendidikan sebagai karakteristik responden berhubungan terhadap perolehan nilai indeks produksi yang dapat menunjukkan produktivitas tenaga kerja. Nilai indeks produksi tertinggi diperoleh tenaga kerja yang berusia tua, berpengalaman tinggi dan berpendidikan formal rendah (SMP dan SD). Hal tersebut membuktikan bahwa tenaga kerja yang berusia tua dapat memperoleh nilai indeks produksi yang lebih tinggi karena dipengaruhi faktor pengalaman yang lebih tinggi pula. Hasil menunjukkan bahwa semakin tinggi pengalaman tenaga kerja, maka semakin tinggi perolehan nilai indeks produksi, sementara itu dari hasil terdapat pula tenaga kerja yang memiliki pengalaman tinggi namun memperoleh indeks produksi yang rendah. Hal ini disebabkan tenaga kerja tersebut masih mengandalkan pengalaman yang tidak diiringi oleh pengetahuan yang ada.

9 39 Tenaga kerja yang memiliki tingkat pendidikan formal rendah (SD dan SMP), dapat memperoleh nilai indeks produksi tinggi. Sementara itu tenaga kerja yang memiliki tingkat pendidikan formal SMA memperoleh nilai indeks produksi yang rendah. Hal tersebut membuktikan bahwa tingkat pendidikan formal seperti sekolah tidak berpengaruh terhadap perolehan nilai indeks produksi Pendapatan Responden Pendapatan tenaga kerja dihitung dari beberapa komponen, yaitu: (a) Upah pokok makloon yang dihitung dari total bobot panen yang diperoleh; (b) Bonus atau insentif, jika memperoleh nilai indeks produksi tinggi; dan (c) Uang makan. Distribusi upah tenaga kerja empat peternakan CV Danis Food selama Tahun 2017 dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Rata-Rata Pendapatan Responden Tahun 2017 Rincian Upah (Rp) Total Upah No Peternakan Upah Uang Bonus (Rp/Tahun) Pokok Makan 1 Cicalengka Majalaya Cihideung Ciwidey Rata-rata Hasil penelitian pada Tabel 6 menunjukkan bahwa upah tenaga kerja tertinggi selama Tahun 2017 diperoleh peternak plasma Cihideung, sedangkan upah tenaga kerja terendah didapat oleh peternak plasma Majalaya. Perbedaan pendapatan upah tenaga kerja antar peternakan disebabkan oleh tingkat bobot panen

10 40 ayam broiler dan juga nilai indeks produksi yang dicapai, sedangkan pendapatan dari uang makan per tenaga kerjanya dihitung sama. Tenaga kerja ayam broiler di Cicalengka dan Majalaya mendapatkan upah pokok yang lebih rendah di bawah rata-rata upah pokok keempat peternakan. Hal tersebut disebabkan banyaknya ayam broiler dengan pertumbuhan bobot badan yang lambat, sehingga pada saat panen target bobot badan yang diinginkan tidak tercapai. Peternakan Cihideung memiliki indeks produksi tertinggi, yaitu rata-rata sebesar 262,672, sedangkan Peternakan Majalaya mendapatkan nilai indeks produksi terendah, yaitu rata-rata sebesar 176,74. Hal tersebut menjadi penyebab utama perbedaan nilai bonus kedua tenaga kerja peternakan tersebut. Semakin tinggi nilai indeks produksi maka semakin besar bonus yang didapat. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa rata-rata tenaga kerja pada usaha ayam broiler ini memperoleh pendapatan sebesar Rp /tahun atau sama dengan Rp /bulan. Hal ini menunjukkan bahwa pendapatan tenaga kerja pada keempat peternakan CV Danis Food jauh lebih kecil dibandingkan dengan rataan upah minimum kerja (UMK) Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat Tahun 2017, di mana UMK pada kedua kabupaten tersebut berkisar antara Rp sampai Rp (Keputusan Gubernur Jawa Barat, 2016) Curahan Kerja Responden Curahan waktu kerja adalah proporsi waktu bekerja yang dicurahkan untuk kegiatan tertentu di sektor pertanian dan di luar sektor pertanian terhadap total waktu kerja angkatan kerja (Handayani dan Wayan, 2009). Curahan kerja adalah jumlah waktu yang dialokasikan untuk melakukan serangkaian kegiatan usaha peternakan yang biasa dilakukan dalam satuan waktu.

11 41 Setiap tenaga kerja peternakan memliki Curahan kerja yang berbeda tergantung pada jenis kerja yang dilakukan. Ada jenis-jenis kegiatan yang memerlukan curahan waktu yang banyak dan kontinyu, tetapi sebaliknya ada pula jenis jenis kegiatan yang memerlukan curahan waktu kerja yang terbatas. Seorang peternak bekerja dengan waktu yang relatif kontinyu, standar waktu kerja peternak dihitung dalam satuan Hari Kerja Produktif (HKP) yaitu 8 jam/hari. Lama waktu pemeliharaan ayam broiler setiap periode dari setiap peternakan berbeda-beda tergantung dari tingkat pertumbuhan dan permintaan pasar akan ayam broiler. Hal ini membuat hasil penelitian beragam, dan ditetapkan rata-rata waktu pemeliharaa empat Peternakan CV Danis Food yaitu 27,97 hari. Berdasarkan penelitian, distribusi curahan kerja beternak ayam broiler di empat peternakan CV Danis Food dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Curahan Tenaga Kerja Plasma pada Empat Peternakan Ayam Broiler Tahun 2017 No Peternakan Jumlah Tenaga Kerja Curahan Kerja Jam/Hari HKP/Periode HKP/Tahun 1 Cicalengka 6 7,33 25,63 179,39 2 Majalaya 3 6,55 22,90 160,30 3 Cihideung 4 6,91 24,17 169,17 4 Ciwidey 2 6,85 23,95 167,65 Total 15 27,64 96,65 676,51 Rata-rata 4 6,91 24,16 169,13

12 42 Hasil penelitian pada Tabel 7 menunjukkan bahwa curahan tenaga kerja setiap peternakan bervariasi. Curahan kerja tertinggi diperoleh peternakan Cicalengka, dan curahan kerja terendah diperoleh peternakan majalaya. Perbedaan tersebut disebabkan lamanya waktu kerja setiap tenaga kerja berbeda. Peternakan Cicalengka yang memiliki populasi ayam broiler dan ukuran kandang yang lebih besar dibandingkan peternakan lainnya, sehingga memiliki curahan kerja yang lebih tinggi pula. Curahan yang tinggi disebabkan oleh faktor skala usaha yang tinggi dibandingkan dengan penggunaan jumlah tenaga kerja yang rendah dan juga keterampilan (skill) tenaga kerja yang minim. Seorang tenaga kerja peternakan dalam bekerja memiliki curahan kerja yang hampir sama setiap periodenya. Hal ini disebabkan oleh kebiasaan cara kerja yang sama dipengaruhi faktor pengalaman. Rata-rata curahan tenaga kerja empat peternakan plasma CV Danis Food sebesar 169,13 HKP/tahun ± 7,86 HKP/tahun. Rata-rata waktu pemeliharaan 6,91 jam/hari. Curahan waktu kerja tersebut lebih rendah dari anggapan yang biasa dipakai tanpa memperhatikan kebiasaan bekerja yaitu delapan jam kerja/ hari (Soekartawi, 1990). 4.3 Output Usaha Peternakan Penelitian di lapangan menunjukkan output dari usaha ayam broiler yang dijalankan empat peternak plasma CV Danis Food memiliki keragaman jumlah yang dihasilkan. Output CV Danis Food adalah ayam broiler hidup, yang dihitung selama satu tahun. Distribusi rata-rata output yang di terima empat peternakan plasma CV Danis Food selama Tahun 2017 dapat dilihat pada Tabel 8.

13 43 Tabel 8. Output Empat Peternakan Plasma CV Danis Food Tahun 2017 No Peternakan Populasi Ayam broiler (Ekor) Ekor Kg 1 Cicalengka Majalaya Cihideung Ciwidey Total Hasil dari penelitian menunjukkan output terbesar diperoleh Peternakan Cicalengka, sedangkan output terendah diperoleh peternakan Ciwidey dari segi jumlah ayam broiler dan bobot badan. Hal tersebut sesuai dengan perbedaan skala usaha (populasi ayam broiler) masing-masing peternakan. Semakin besar skala usaha akan menyebabkan semakin besar output yang dihasilkan. Pada Tabel 8 terlihat bahwa selisih perolehan output Peternakan Ciwidey dan Majalaya tidak terlalu jauh, padahal populasi Peternakan Majalaya lebih besar sekitar 3000 ekor ayam broiler dibandingkan Peternakan Ciwidey. Hal ini disebabkan karena Peternakan Majalaya memiliki tingkat kematian yang tinggi_(11,35%) dan rata-rata bobot badan ayam broiler yang rendah (1,01.kg/ekor) sepanjang tahun Faktor tersebut disebabkan oleh keadaan kandang Peternakan Majalaya yang telah usang dan lingkungan sekitar kandang yang buruk, sehingga menyebabkan ayam mudah terserang penyakit. 4.4 Analisis Produktivitas Tenaga Kerja Produktivitas tenaga kerja merupakan salah satu ukuran usaha dalam mencapai tujuannya. Produktivitas tenaga kerja ini menunjukkan tingkat keberhasilan tenaga kerja pada empat peternakan plasma CV Danis Food dalam

14 44 menjalankan kerjanya. Pada penelitian ini produktivitas tenaga kerja dihitung secara teknis. Secara teknis, produktivitas merupakan suatu perbandingan antara output dengan input. Produktivitas teknis tenaga kerja dihitung dengan cara membandingkan antara total nilai Indeks Produksi (IP) peternakan yang di akumulasi dari masing masing kandang, dengan curahan tenaga kerja selama satu tahun (HKP). Tingkat produktivitas tena ga kerja yang diperoleh tergantung dari nilai indeks produksi peternakan dan lamanya waktu curahan tenaga kerja. Distribusi produktivitas teknis tenaga kerja empat Peternakan CV Danis Food selama tahun 2017 dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Produktivitas Tenaga Kerja CV Danis Food Curahan TK Produktivitas teknis No Peternakan Total nilai IP HKP/Tahun (IP/HKP) 1 Cicalengka 1618,38 179,39 9,022 2 Majalaya 1254,36 160,30 7,825 3 Cihideung 1842,02 169,17 10,889 4 Ciwidey 1755,85 167,65 10,473 Rata-rata 1617,66 169,13 9,552 Hasil penelitian pada Tabel 9 menunjukkan bahwa angka produktivitas bervariasi. Perbedaan angka produktivitas tersebut disebabkan oleh pengaruh nilai indeks produksi pada setiap peternakan. Angka produktivitas tertinggi diperoleh Peternakan Cihideung. Hal ini disebabkan Peternakan tersebut memiliki nilai indeks produksi di atas peternakan lainnya. Angka produktivitas terendah diperoleh Peternakan Majalaya. Hal ini karena peternakan tersebut memiliki nilai indeks produksi yang terendah pula. Rata-rata nilai indeks produksi keempat peternakan

15 45 per periode pemeliharaannya sebesar 227,773. Nilai tersebut termasuk ke dalam standar indeks produksi kurang baik karena di bawah angka 280, berdasarkan kriteria nilai indeks produksi (Santoso dan Sudaryani, 2009). Banyak Faktor penyebab rendahnya nilai indeks produksi di empat Peternakan CV Danis Food, yaitu: 1) Tingkat kematian ayam broiler yang tinggi, sebesar 9,66%; 2) Tingkat bobot badan yang rendah, sebesar 1,225 kg/ekor; 3)_Tingkat Feed Consumption Ratio (FCR) yang tinggi, sebesar 1,73; dan 4).Waktu pemeliharaan, selama 27,97 hari. Keempat faktor tersebut dapat disebabkan oleh buruknya sistem manajemen pemeliharaan ayam broiler. Perbedaan nilai produktifitas dapat juga disebabkan oleh perbedaan curahan kerja. Rata-rata produktivitas tenaga kerja empat peternakan CV Danis Food selama Tahun 2017 yaitu 9,552 IP/HKP atau setiap penambahan waktu kerja sebesar 1.HKP akan menurunkan nilai indeks produksi sebesar 9,552 kali lipat, maka untuk meningkatkan produktivitas dibutuhkan penambahan skala usaha sampai batas tertentu rasio tenaga kerja dengan populasi ayam broiler yang ideal pada sistem pemeliharaan open house. 4.5 Analisis Efisiensi Penggunaan Tenaga Kerja Hasil pengolahan data menggunakan software Data Envelopment Analysis Program (DEAP) mengahasilkan nilai efisiensi untuk masing-masing periode penggunaan tenaga kerja empat peternakan plasma CV Danis Food berdasarkan total bobot panen ayam broiler. Hasil tersebut menunjukkan bahwa tingkat efisiensi bervariasi dari efisiensi tingkat tinggi, sedang sampai full efisien. Kebanyakan masih dalam kondisi increasing return to scale yaitu kondisi tingkat efisiensi dengan kenaikan hasil bertambah.distribusi tingkat efisiensi penggunaan tenaga

16 46 kerja peternakan dengan metode DEA model VRS CV Danis Food dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Tingkat Efisiensi Penggunaan Tenaga Kerja Peternakan CV Danis Food. Periode Cicalengka Majalaya Cihideung Ciwidey Σ X , , , , , , ,889 Mean 0,776 0,774 0, ,854 Hasil penelitian pada Tabel 10 menunjukkan bahwa nilai efisiensi tertinggi didapat oleh Peternakan Ciwidey dengan nilai efisiensi maksimal yang ditunjukkan oleh angka 1. Pada Peternakan Ciwidey seluruh periode pemeliharaan mendapatkan tingkan efisiensi maksimal. Hal ini disebabkan oleh perbandingan proporsi jumlah tenaga kerja dan populasi ayam broiler yang ideal, sehingga menghasilkan produksi yang baik dan optimal. Kondisi tersebut menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan tenaga kerja dengan perbandingan 1 tenaga kerja untuk 4000 ekor ayam broiler pada Peternakan Ciwidey dinilai efisien. Umumnya pada peternakan ayam broiler dengan tipe kandang open house satu orang tenaga kerja mampu menangani populasi ayam broiler sebanyak ekor (Rasyaf, 2002) Nilai efisiensi tenaga kerja dari keempat peternakan setiap periodenya bervariasi. Nilai efisiensi maksimal juga diperoleh Peternakan Cicalengka pada periode keempat serta Peternakan Cihideung pada periode pertama dan terakhir,

17 47 namun secara keseluruhan peternakan tersebut masih belum efisien dalam hal penggunaan tenaga kerja. Hal ini karena nilai efisiensi penggunaan tenaga kerja selain dipengaruhi oleh tingkat proporsi penggunaan tenaga kerja juga dipengaruhi oleh populasi ayam broiler, dan faktor lingkungan. Faktor lingkungan, seperti curah hujan dan kelembaban yang tinggi pada periode tertentu akan berpengaruh terhadap daya hidup dan tingkat kematian, sehingga total panen bobot ayam broiler berbeda setiap periodenya. Nilai rata-rata efisiensi penggunaan tenaga kerja keempat peternakan yaitu 0,854 ± 0,084. Nilai tersebut menunjukkan bahwa penggunaan tenaga kerja sudah efisien dan tergolong dalam standar tingkat efisiensi yang sedang atau masih bisa di tingkatkan berdasarkan kriteria nilai efisiensi yang sudah di tetapkan (Radja, 2004 dalam Firmansyah, 2007). Untuk lebih mengefisiensikan tingkat penggunaan tenaga kerja, maka diperlukan adanya penyesuaian proporsi jumlah tenaga kerja dengan populasi ayam broiler yang ideal.

VII. ANALISIS PENDAPATAN

VII. ANALISIS PENDAPATAN VII. ANALISIS PENDAPATAN 7.1. Biaya Produksi Usahatani dianalisis dengan cara mengidentifikasikan penggunaan sarana produksi (input). Sarana produksi yang digunakan antara peternak mitra dan peternak non

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Peneilitian Penelitian ini dilakukan di Kelompok Ternak Cibinong yang bermitra dengan CV Tunas Mekar Farm (TMF) di Kecamatan Ciluar, Kabupaten Bogor, Provinsi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pola kemitraan ayam broiler adalah sebagai suatu kerjasama yang

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pola kemitraan ayam broiler adalah sebagai suatu kerjasama yang PENDAHULUAN Latar Belakang Pola kemitraan ayam broiler adalah sebagai suatu kerjasama yang sering diterapkan di pedesaan terutama di daerah yang memiliki potensi memelihara ayam broiler. Pola kemitraan

Lebih terperinci

VI POLA KEMITRAAN. Perusahaan Inti DUF. Perusahaan Pemasok Sapronak

VI POLA KEMITRAAN. Perusahaan Inti DUF. Perusahaan Pemasok Sapronak VI POLA KEMITRAAN Dramaga Unggas Farm merupakan perusahaan kemitraan ayam broiler yang didirikan pada tanggal 17 Juli 2009. Lokasi kantor perusahaan ini berada di Jl. Raya Dramaga KM 8, Kecamatan Dramaga

Lebih terperinci

VI. PELAKSANAAN KEMITRAAN

VI. PELAKSANAAN KEMITRAAN VI. PELAKSANAAN KEMITRAAN 6.1. Pola Kemitraan CV TMF Kemitraan antara peternak ayam di daerah Cibinong pada dasarnya adalah sama dengan semua kemitraan yang dijalankan di semua daerah kemitraan CV TMF.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Diversifikasi Siegler (1977) dalam Pakpahan (1989) menyebutkan bahwa diversifikasi berarti perluasan dari suatu produk yang diusahakan selama ini ke produk baru yang

Lebih terperinci

KELAYAKAN USAHA PETERNAKANN AYAM RAS PEDAGING POLA KEMITRAAN INTI-PLASMA

KELAYAKAN USAHA PETERNAKANN AYAM RAS PEDAGING POLA KEMITRAAN INTI-PLASMA KELAYAKAN USAHA PETERNAKANN AYAM RAS PEDAGING POLA KEMITRAAN INTI-PLASMA Muhammad Sujudi 1) Dhyvhy29@gmail.com Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi Enok Sumarsih 2) sumarsihenok@gmail.com

Lebih terperinci

RECORDING (PENCATATAN)

RECORDING (PENCATATAN) RECORDING (PENCATATAN) DATA PEMELIHARAAN AYAM BROILER Umur pemeliharaan Jumlah ayam aktual pada minggu tersebut Pemeliharaan minggu ke- Hari Tanggal Jumlah ayam Suhu ( o C) kelembaban Pakan pemberian pakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Wonosari merupakan salah satu dari 7 kecamatan yang ada di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Wonosari merupakan salah satu dari 7 kecamatan yang ada di BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Wilayah Penelitian Kecamatan Wonosari merupakan salah satu dari 7 kecamatan yang ada di Kabupaten Boalemo, Di lihat dari letak geografisnya, Kecamatan Wonosari

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kota Metro merupakan ibukota Kecamatan Metro Pusat. Kota Metro

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kota Metro merupakan ibukota Kecamatan Metro Pusat. Kota Metro 61 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Kota Metro Kota Metro merupakan ibukota Kecamatan Metro Pusat. Kota Metro termasuk bagian dari Provinsi Lampung, berjarak 45 km dari Kota Bandar Lampung

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Terletak LU dan LS di Kabupaten Serdang Bedagai Kecamatan

TINJAUAN PUSTAKA. Terletak LU dan LS di Kabupaten Serdang Bedagai Kecamatan TINJAUAN PUSTAKA Geografi Desa Celawan a. Letak dan Geografis Terletak 30677 LU dan 989477 LS di Kabupaten Serdang Bedagai Kecamatan Pantai Cermin dengan ketinggian tempat 11 mdpl, dengan luas wilayah

Lebih terperinci

[Pengelolaan dan Evaluasi Kegiatan Agribisnis Ternak Unggas]

[Pengelolaan dan Evaluasi Kegiatan Agribisnis Ternak Unggas] SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN [AGRIBISNIS TERNAK UNGGAS] [Pengelolaan dan Evaluasi Kegiatan Agribisnis Ternak Unggas] [Endang Sujana, S.Pt., MP.] KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Analisa ekonomi usaha peternakan broiler yang menggunakan dua tipe kandang berbeda

Analisa ekonomi usaha peternakan broiler yang menggunakan dua tipe kandang berbeda Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan 23 (3): 11-16 ISSN: 0852-3581 Fakultas Peternakan UB, http://jiip.ub.ac.id/ Analisa ekonomi usaha peternakan broiler yang menggunakan dua tipe kandang berbeda Imam Ismail, Hari

Lebih terperinci

ANALISIS PERFORMA PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETERNAK AYAM BROILER DENGAN SISTEM PEMELIHARAAN CLOSED HOUSE

ANALISIS PERFORMA PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETERNAK AYAM BROILER DENGAN SISTEM PEMELIHARAAN CLOSED HOUSE ANALISIS PERFORMA PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETERNAK AYAM BROILER DENGAN SISTEM PEMELIHARAAN CLOSED HOUSE POLA KEMITRAAN (Studi Kasus di Peternakan Plasma Sri Budi Ratini, Desa Candikusuma, Kecamatan Melaya,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Peternakan Ayam Broiler

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Peternakan Ayam Broiler II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Peternakan Ayam Broiler Ayam ras pedaging disebut juga broiler, yang merupakan jenis ras unggulan hasil persilangan dari bangsa-bangsa ayam yang memiliki daya produktivitas

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Pemilihan Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Metode Pengumpulan Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Pemilihan Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Pemilihan Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Bapak Maulid yang terletak di Kelurahan Karang Anyar, Kecamatan Bukit Baru, Kota Palembang, Provinsi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil Perusahaan CV Cipta Usaha Sejahtera Cipta Usaha Sejahtera ( CV CUS ) merupakan perusahaan kemitraan Ayam Pedaging yang berdiri sejak tahun 2002 dengan No izin usaha

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. profil Desa Sukanegara, Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang tahun 2016.

HASIL DAN PEMBAHASAN. profil Desa Sukanegara, Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang tahun 2016. 26 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum Daerah Penelitian Keadaan umum daerah penelitian meliputi, keadaan administratif daerah, tata guna lahan, dan mata pencaharian penduduk. Keadaan umum didapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pangan dan gizi serta menambah pendapatan (kesejahteraan) masyarakat. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. pangan dan gizi serta menambah pendapatan (kesejahteraan) masyarakat. Hal ini 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan subsektor peternakan merupakan bagian integral dari pembangunan sektor pertanian dalam arti luas yang bertujuan untuk pemenuhan pangan dan gizi serta

Lebih terperinci

VII. ANALISIS FINANSIAL

VII. ANALISIS FINANSIAL VII. ANALISIS FINANSIAL Usaha peternakan Agus Suhendar adalah usaha dalam bidang agribisnis ayam broiler yang menggunakan modal sendiri dalam menjalankan usahanya. Skala usaha peternakan Agus Suhendar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Protein hewani memegang peran penting bagi pemenuhan gizi masyarakat. Untuk

I. PENDAHULUAN. Protein hewani memegang peran penting bagi pemenuhan gizi masyarakat. Untuk I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Protein hewani memegang peran penting bagi pemenuhan gizi masyarakat. Untuk memenuhi kebutuhan gizi tersebut, masyarakat akan cenderung mengonsumsi daging unggas

Lebih terperinci

Gambar 5. Sebaran Peternak Berdasarkan Skala Usaha

Gambar 5. Sebaran Peternak Berdasarkan Skala Usaha V KARAKTERISTIK USAHA TERNAK DAN PETERNAK 5.1 Karakteristik Usaha Peternak Responden 5.1.1 Skala Usaha Ternak Jumlah ternak yang diusahakan oleh peternak plasma sangat tergantung pada kemampuan peternak

Lebih terperinci

PENGANTAR. Latar Belakang. Peternakan merupakan salah satu subsektor yang berperan penting dalam

PENGANTAR. Latar Belakang. Peternakan merupakan salah satu subsektor yang berperan penting dalam PENGANTAR Latar Belakang Peternakan merupakan salah satu subsektor yang berperan penting dalam perekonomian nasional. Pada tahun 2014 subsektor peternakan berkontribusi tehadap Produk Domestik Bruto (PDB)

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN PETERNAK AYAM RAS PEDAGING POLA KEMITRAAN INTI-PLASMA

ANALISIS PENDAPATAN PETERNAK AYAM RAS PEDAGING POLA KEMITRAAN INTI-PLASMA ANALISIS PENDAPATAN PETERNAK AYAM RAS PEDAGING POLA KEMITRAAN INTI-PLASMA (Studi Kasus Peternak Plasma dari Tunas Mekar Farm di Kecamatan Nanggung Kabupaten Bogor, Jawa Barat) SKRIPSI MUHAMAD LUCKY MAULANA

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Pembiayaan dalam dunia usaha sangat dibutuhkan dalam mendukung keberlangsungan suatu usaha yang dijalankan. Dari suatu usaha yang memerlukan pembiayaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler merupakan ayam penghasil daging dalam jumlah yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler merupakan ayam penghasil daging dalam jumlah yang 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Broiler Pembibit Ayam broiler merupakan ayam penghasil daging dalam jumlah yang banyak dengan waktu yang cepat. Tipe ayam pembibit atau parent stock yang ada sekarang

Lebih terperinci

Tingkat Adopsi Inovasi Peternak dalam Beternak Ayam Broiler di Kecamatan Bajubang Kabupaten Batang Hari

Tingkat Adopsi Inovasi Peternak dalam Beternak Ayam Broiler di Kecamatan Bajubang Kabupaten Batang Hari Tingkat Adopsi Inovasi Peternak dalam Beternak Ayam Broiler di Kecamatan Bajubang Kabupaten Widya Lestari 1, Syafril Hadi 2 dan Nahri Idris 2 Intisari Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. pemerintahan dalam memberikan pelayanan publiknya wilayah ini dibagi kedalam

HASIL DAN PEMBAHASAN. pemerintahan dalam memberikan pelayanan publiknya wilayah ini dibagi kedalam IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum Wilayah Penelitian Desa Mekarjaya merupakan salah satu dari 13 (tiga belas desa) yang berada di Kecamatan Bungbulang. Kecamatan Bungbulang merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan produktivitas ayam buras agar lebih baik. Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan produktivitas ayam buras agar lebih baik. Perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Agribisnis ayam kampung pedaging merupakan bisnis yang penuh gejolak dan beresiko. Peternakan unggas memiliki peranan yang sangat penting dalam pemenuhan gizi masyarakat.

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Identitas Petani Petani Padi Organik Mitra Usaha Tani

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Identitas Petani Petani Padi Organik Mitra Usaha Tani V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identitas Petani Petani Padi Organik Mitra Usaha Tani Identitas petani merupakan suatu tanda pengenal yang dimiliki petani untuk dapat diketahui latar belakangnya. Identitas

Lebih terperinci

Analisis Pendapatan Usaha Ternak Ayam Ras Pedaging Pada Pola Usaha Yang Berbeda Di Kecamatan Cingambul Kabupaten Majalengka

Analisis Pendapatan Usaha Ternak Ayam Ras Pedaging Pada Pola Usaha Yang Berbeda Di Kecamatan Cingambul Kabupaten Majalengka Jurnal Ilmu Pertanian dan Peternakan Volume 3 Nomor Juli 25 Analisis Pendapatan Usaha Ternak Ayam Ras Pedaging Pada Pola Usaha Yang Berbeda Di Kecamatan Cingambul Kabupaten Majalengka Ulfa Indah Laela

Lebih terperinci

V. KEMISKINAN 5.1 Kemiskinan di Desa Sitemu

V. KEMISKINAN 5.1 Kemiskinan di Desa Sitemu V. KEMISKINAN 5.1 Kemiskinan di Desa Sitemu Berdasarkan hasil pendataan sosial ekonomi penduduk (PSEP) yang dilakukan oleh BPS pada tahun 2005 diketahui jumlah keluarga miskin di Desa Sitemu 340 KK. Kriteria

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Usahatani Definisi usahatani ialah setiap organisasi dari alam, tenaga kerja dan modal yang ditujukan kepada produksi di lapangan

Lebih terperinci

KONTRIBUSI USAHA PETERNAKAN DALAM PENGEMBANGAN WILAYAH

KONTRIBUSI USAHA PETERNAKAN DALAM PENGEMBANGAN WILAYAH KONTRIBUSI USAHA PETERNAKAN DALAM PENGEMBANGAN WILAYAH Hanny Siagian STIE Mikroskil Jl. Thamrin No. 112, 124, 140 Medan 20212 hanny@mikroskil.ac.id Abstrak Usaha peternakan memberi kontribusi terhadap

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. tentang Pedoman Kemitraan Usaha Pertanian, yang menyatakan bahwa kemitraan

II. TINJAUAN PUSTAKA. tentang Pedoman Kemitraan Usaha Pertanian, yang menyatakan bahwa kemitraan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kemitraan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 940/Kpts/OT.210/10/97 tentang Pedoman Kemitraan Usaha Pertanian, yang menyatakan bahwa kemitraan usaha pertanian adalah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. secara efektif dan efisien untuk tujuan memperoleh keuntungan yang

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. secara efektif dan efisien untuk tujuan memperoleh keuntungan yang II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep usahatani Soekartawi (1995) menyatakan bahwa ilmu usahatani adalah ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peternakan merupakan salah satu sub sektor pertanian yang memiliki peranan cukup penting dalam memberikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peternakan merupakan salah satu sub sektor pertanian yang memiliki peranan cukup penting dalam memberikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peternakan merupakan salah satu sub sektor pertanian yang memiliki peranan cukup penting dalam memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap perekonomian negara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Broiler adalah ayam yang memiliki karakteristik ekonomis, memiliki

I. PENDAHULUAN. Broiler adalah ayam yang memiliki karakteristik ekonomis, memiliki I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Broiler adalah ayam yang memiliki karakteristik ekonomis, memiliki pertumbuhan cepat sebagai penghasil daging, konversi pakan sangat irit, siap dipotong pada

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM DESA CIMANGGIS

V GAMBARAN UMUM DESA CIMANGGIS V GAMBARAN UMUM DESA CIMANGGIS 5.1. Karakteristik Wilayah Kabupaten Bogor memiliki kuas wilayah 299.428,15 hektar yang terbagi dari 40 kecamatan. 40 kecamatan dibagi menjadi tiga wilayah yaitu wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat potensial dikembangkan. Hal ini tidak lepas dari berbagai keunggulan

BAB I PENDAHULUAN. sangat potensial dikembangkan. Hal ini tidak lepas dari berbagai keunggulan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Usaha peternakan ayam potong merupakan salah satu jenis usaha yang sangat potensial dikembangkan. Hal ini tidak lepas dari berbagai keunggulan yang dimiliki

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sektor peternakan sangat penting dalam memenuhi kebutuhan gizi. Sumber daya

I. PENDAHULUAN. Sektor peternakan sangat penting dalam memenuhi kebutuhan gizi. Sumber daya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Sektor peternakan sangat penting dalam memenuhi kebutuhan gizi. Sumber daya manusia yang berkualitas ditentukan oleh pendidikan yang tepat guna dan pemenuhan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. berbatasan langsung dengan dengan Kabupaten Indramayu. Batas-batas wialayah

HASIL DAN PEMBAHASAN. berbatasan langsung dengan dengan Kabupaten Indramayu. Batas-batas wialayah IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kecamatan Jatitujuh berada di wilayah Utara Kabupaten Majalengka dan berbatasan langsung dengan dengan Kabupaten Indramayu. Batas-batas wialayah

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM KECAMATAN TOSARI

V. GAMBARAN UMUM KECAMATAN TOSARI V. GAMBARAN UMUM KECAMATAN TOSARI 5.1. Gambaran Umum Kabupaten Pasuruan Kabupaten Pasuruan adalah salah satu daerah tingkat dua di Propinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibukotanya adalah Pasuruan. Letak geografi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... iii. UCAPAN TERIMA KASIH... iv. DAFTAR ISI... vii. DAFTAR TABEL... xi. DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... iii. UCAPAN TERIMA KASIH... iv. DAFTAR ISI... vii. DAFTAR TABEL... xi. DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... iii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xv DAFTAR LAMPIRAN... xvii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah...

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab 4 ini penulis akan membahas mengenai hal hal yang berhubungan dengan target costing yang diterapkan oleh perusahaan peternakan ayam broiler X sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan subsektor peternakan sehingga menjadi sumber pertumbuhan baru

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan subsektor peternakan sehingga menjadi sumber pertumbuhan baru 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan subsektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan sektor pertanian yang memiliki nilai strategis, antara lain dalam memenuhi kebutuhan pangan

Lebih terperinci

Faktor Produksi Tenaga Kerja dalam Usahatani

Faktor Produksi Tenaga Kerja dalam Usahatani Faktor Produksi Tenaga Kerja dalam Usahatani Tenaga Kerja Merupakan daya manusia untuk melakukan serangkaian kegiatan yang diperlukan untuk berbagai macam keperluan Tenaga kerja adalah salah satu unsur

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Secara geografis letak Kabupaten Bandung berada pada 6,41' - 7,19' Lintang Selatan dan diantara 107 22' - 108 5' Bujur Timur dengan ketinggian 500m-1.800m dpl

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Sub sektor peternakan merupakan bagian dari sektor pertanian yang sangat potensial untuk dikembangkan. Sub sektor peternakan perlu dikembangkan karena sub sektor ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesejahteraan masyarakat merupakan salah satu tujuan dari pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Kesejahteraan masyarakat merupakan salah satu tujuan dari pembangunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesejahteraan masyarakat merupakan salah satu tujuan dari pembangunan ekonomi nasional yang dapat dicapai melalui pembenahan taraf hidup masyarakat, perluasan lapangan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PENDAPATAN ANTARA PETERNAK MITRA DAN PETERNAK MANDIRI AYAM BROILER DI KABUPATEN BUNGO. SKRIPSI. Oleh : ELSYE DILLA ANGRIANI

PERBANDINGAN PENDAPATAN ANTARA PETERNAK MITRA DAN PETERNAK MANDIRI AYAM BROILER DI KABUPATEN BUNGO. SKRIPSI. Oleh : ELSYE DILLA ANGRIANI PERBANDINGAN PENDAPATAN ANTARA PETERNAK MITRA DAN PETERNAK MANDIRI AYAM BROILER DI KABUPATEN BUNGO. SKRIPSI Oleh : ELSYE DILLA ANGRIANI 06 164 001 FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG, 2011 PERBANDINGAN

Lebih terperinci

VII ANALISIS KEPUASAN PETERNAK PLASMA TERHADAP ATRIBUT KEMITRAAN. 7.1 Penilaian Tingkat Kepentingan dan Kinerja Kemitraan

VII ANALISIS KEPUASAN PETERNAK PLASMA TERHADAP ATRIBUT KEMITRAAN. 7.1 Penilaian Tingkat Kepentingan dan Kinerja Kemitraan VII ANALISIS KEPUASAN PETERNAK PLASMA TERHADAP ATRIBUT KEMITRAAN 7.1 Penilaian Tingkat Kepentingan dan Kinerja Kemitraan Penilaian tingkat kepentingan dan kinerja dilakukan secara individu oleh seluruh

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. umur 4 5 minggu. Sifat pertumbuhan yang sangat cepat ini dicerminkan dari. modern mencapai di bawah dua (Amrullah, 2004).

I. PENDAHULUAN. umur 4 5 minggu. Sifat pertumbuhan yang sangat cepat ini dicerminkan dari. modern mencapai di bawah dua (Amrullah, 2004). I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ayam broiler modern tumbuh sangat cepat sehingga dapat di panen pada umur 4 5 minggu. Sifat pertumbuhan yang sangat cepat ini dicerminkan dari tingkah laku makannya yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam menopang perekononiam masyarakat. Pembangunan sektor

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam menopang perekononiam masyarakat. Pembangunan sektor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Subsektor peternakan merupakan bagian dari sektor pertanian yang memiliki peranan penting dalam menopang perekononiam masyarakat. Pembangunan sektor ini dapat diwujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bergerak pada bidang produksi peternakan ayam, perdagangan pakan ternak, dan

BAB I PENDAHULUAN. bergerak pada bidang produksi peternakan ayam, perdagangan pakan ternak, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PS (Poultry Shop) Bintang Unggas merupakan sebuah industri yang bergerak pada bidang produksi peternakan ayam, perdagangan pakan ternak, dan peralatan peternakan.

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Definisi Kemitraan Definisi kemitraan diungkapkan oleh Hafsah (1999) yang menyatakan bahwa kemitraan adalah suatu strategi bisnis yang dilakukan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. meramu bahan-bahan kimia (anorganik) berkadar hara tinggi. Misalnya, pupuk urea

TINJAUAN PUSTAKA. meramu bahan-bahan kimia (anorganik) berkadar hara tinggi. Misalnya, pupuk urea TINJAUAN PUSTAKA Pupuk Anorganik Pupuk anorganik adalah pupuk yang dibuat oleh pabrik-pabrik pupuk dengan meramu bahan-bahan kimia (anorganik) berkadar hara tinggi. Misalnya, pupuk urea berkadar N 45-46

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Petani dan Usahatani Menurut Hernanto (1995), petani adalah setiap orang yang melakukan usaha untuk memenuhi sebagian atau seluruh kebutuhan kehidupannya di bidang pertanian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Tempat Penelitian Desa Sumber Makmur yang terletak di Kecamatan Banjar Margo, Kabupaten Tulang Bawang, Provinsi Lampung memiliki luas daerah 889 ha. Iklim

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Broiler adalah istilah yang biasa dipakai untuk menyebut ayam hasil

TINJAUAN PUSTAKA. Broiler adalah istilah yang biasa dipakai untuk menyebut ayam hasil TINJAUAN PUSTAKA Ayam Broiler Broiler adalah istilah yang biasa dipakai untuk menyebut ayam hasil budidaya teknologi peternakan yang memiliki karakteristik ekonomi dengan ciri khas pertumbuhan yang cepat,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Teori. Prodviksi adalah suatu kegiatan yang mengubah input menjadi output.

II. TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Teori. Prodviksi adalah suatu kegiatan yang mengubah input menjadi output. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teori Prodviksi adalah suatu kegiatan yang mengubah input menjadi output. Kegiatan tersebut dalam ekonomi bisa dinyatakan dalam fungsi produksi. Fungsi produksi menunjukkan

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Karakteristik Wilayah Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor. Desa Gunung Malang merupakan salah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. budidaya ini meluas praktiknya sejak paruh kedua abad ke 20 di dunia serta

TINJAUAN PUSTAKA. budidaya ini meluas praktiknya sejak paruh kedua abad ke 20 di dunia serta TINJAUAN PUSTAKA Monokultur Pertanaman tunggal atau monokultur adalah salah satu cara budidaya di lahan pertanian dengan menanam satu jenis tanaman pada satu areal. Cara budidaya ini meluas praktiknya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Agribisnis peternakan memberikan banyak kontribusi bagi bangsa Indonesia yaitu sebagai penyedia lapangan pekerjaaan dan berperan dalam pembangunan. Berdasarkan data statistik

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Umur, Tingkat Pendidikan, dan Pengalaman berusahatani

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Umur, Tingkat Pendidikan, dan Pengalaman berusahatani V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Petani Responden 1. Umur, Tingkat Pendidikan, dan Pengalaman berusahatani Berdasarkan dari penelitian yang dilakukan, diperoleh hasil komposisi umur kepala keluarga

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Teori Organisasi Produksi Usahatani Menurut Rivai dalam Hernanto (1989) mendefinisikan usahatani sebagai organisasi dari alam, kerja dan modal

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Teknik Budidaya Ikan Nila, Bawal, dan Udang Galah

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Teknik Budidaya Ikan Nila, Bawal, dan Udang Galah V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Teknik Budidaya Ikan Nila, Bawal, dan Udang Galah 1. Persiapan kolam Di Desa Sendangtirto, seluruh petani pembudidaya ikan menggunakan kolam tanah biasa. Jenis kolam ini memiliki

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. timbunan daging baik, dada lebih besar dan kulit licin (Siregar et al, 1981).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. timbunan daging baik, dada lebih besar dan kulit licin (Siregar et al, 1981). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Broiler Ayam broiler adalah ayam hasil dari rekayasa teknologi yang memiliki karakteristik ekonomis dengan ciri khas pertumbuhan cepat sebagai penghasil daging dengan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan merupakan suatu rancangan kerja penelitian yang digunakan untuk mengungkapkan konsep dan teori dalam menjawab

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Peternakan Sapi Perah

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Peternakan Sapi Perah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Peternakan Sapi Perah Menurut Yusdja (2005), usaha sapi perah sudah berkembang sejak tahun 1960 ditandai dengan pembangunan usaha-usaha swasta dalam peternakan sapi perah

Lebih terperinci

Gambar 2. Tingkat Produktivitas Tanaman Unggulan Kab. Garut Tahun

Gambar 2. Tingkat Produktivitas Tanaman Unggulan Kab. Garut Tahun V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum Agroekonomi Kabupaten Garut Kabupaten Garut memiliki 42 kecamatan dengan luas wilayah administratif sebesar 306.519 ha. Sektor pertanian Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Daging ayam merupakan salah satu produk hasil ternak yang diminati

BAB III MATERI DAN METODE. Daging ayam merupakan salah satu produk hasil ternak yang diminati BAB III MATERI DAN METODE 3.1. Kerangka Pemikiran Daging ayam merupakan salah satu produk hasil ternak yang diminati masyarakat baik dari kalangan bawah maupun kalangan atas karena menimbulkan kepuasan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1 Gambaran Umum Perusahaan Perusahaan ini berdiri pada tahun 2001 dengan pengusahaan pada berbagai komoditi pertanian seperti budidaya ikan, budidaya manggis, budidaya pepaya,

Lebih terperinci

ternakan Tropik Journal of Tropical Animal Science

ternakan Tropik Journal of Tropical Animal Science e-journal FAPET UNUD e-journ nal Pet ternakan Tropik ka Journal of Tropical Animal Science email: peternakantropika_ejournal@yahoo.com email: jurnaltropika@unud.ac.id Universitas Udayana Submitted Date:

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN V. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN 5.1. Gambaran Umum Desa Purwasari Desa Purwasari merupakan salah satu Desa pengembangan ubi jalar di Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor. Usahatani ubi jalar menjadi

Lebih terperinci

Perbandingan Keuntungan Antara Usaha Peternak Plasma Dan Mandiri Pada Peternakan Ayam Broiler Di Kota Padang

Perbandingan Keuntungan Antara Usaha Peternak Plasma Dan Mandiri Pada Peternakan Ayam Broiler Di Kota Padang Perbandingan Keuntungan Antara Usaha Peternak Plasma Dan Mandiri Pada Peternakan Ayam Broiler Di Kota Padang Rahmaini Pakpahan 1, H. Jafrinur 2, M. Ikhsan Rias 2 1 Program Sarjana Program Studi Sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini membahas mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah,

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini membahas mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah, BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitan, manfaat penelitian, lingkup penelitian, dan sistematika penulisan. 1.1 Latar

Lebih terperinci

I Peternakan Ayam Broiler

I Peternakan Ayam Broiler I Peternakan Ayam Broiler A. Pemeliharaan Ayam Broiler Ayam broiler merupakan ras ayam pedaging yang memiliki produktivitas tinggi. Ayam broiler mampu menghasilkan daging dalam waktu 5 7 minggu (Suci dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan umum Ayam Broiler. sebagai penghasil daging, konversi pakan irit, siap dipotong pada umur relatif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan umum Ayam Broiler. sebagai penghasil daging, konversi pakan irit, siap dipotong pada umur relatif 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan umum Ayam Broiler Ayam broiler adalah istilah untuk menyebut strain ayam hasil budidaya teknologi yang memiliki sifat ekonomis, dengan ciri khas pertumbuhan cepat sebagai

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. diterapkan berdasarkan kebutuhan. Selain itu aplikasi ini akan dibuat sedemikian

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. diterapkan berdasarkan kebutuhan. Selain itu aplikasi ini akan dibuat sedemikian BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Tahap ini merupakan pembuatan perangkat lunak yang disesuaikan dengan rancangan atau desain sistem yang telah dibuat. Aplikasi yang dibuat akan diterapkan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN. usahatani, pendapatan usahatani, dan rasio penerimaan dan biaya (R-C rasio).

III. KERANGKA PEMIKIRAN. usahatani, pendapatan usahatani, dan rasio penerimaan dan biaya (R-C rasio). III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis penelitian ini meliputi konsep usahatani, biaya usahatani, pendapatan usahatani, dan rasio penerimaan dan biaya (R-C

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. ayam yang umumnya dikenal dikalangan peternak, yaitu ayam tipe ringan

II. TINJAUAN PUSTAKA. ayam yang umumnya dikenal dikalangan peternak, yaitu ayam tipe ringan 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ayam Jantan Tipe Medium Berdasarkan bobot maksimum yang dapat dicapai oleh ayam terdapat tiga tipe ayam yang umumnya dikenal dikalangan peternak, yaitu ayam tipe ringan (Babcock,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Tenaga Kerja Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Lapangan Pekerjaan Tahun 2011

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Tenaga Kerja Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Lapangan Pekerjaan Tahun 2011 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Peternakan adalah kegiatan membudidayakan hewan ternak untuk mendapatkan manfaat dengan menerapkan prinsip-prinsip manajemen pada faktor-faktor produksi. Peternakan merupakan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Letak dan Keadaan Geografi Daerah Penelitian Desa Perbawati merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Batas-batas

Lebih terperinci

PENDAPATAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH RAKYAT DI KECAMATAN NGANCAR KABUPATEN KEDIRI

PENDAPATAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH RAKYAT DI KECAMATAN NGANCAR KABUPATEN KEDIRI PENDAPATAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH RAKYAT DI KECAMATAN NGANCAR KABUPATEN KEDIRI Sapta Andaruisworo Email : saptaandaruisworo@gmail.com Nur Solikin Email : gatotkoco.80@gmail.com Abstrak : Tujuan penelitian

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum 4.1.1 Lokasi Penelitian Desa Tlogoweru terletak di Kecamatan Guntur Kabupaten Demak, Provinsi Jawa Tengah, dengan perbatasan wilayah Desa sebagai berikut Batas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, sumber daya alam hayati yang didominasi oleh pepohonan dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, sumber daya alam hayati yang didominasi oleh pepohonan dalam 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Hutan Marga dan Hutan Rakyat 1. Hutan Marga Berdasarkan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi

Lebih terperinci

BAB VII ANALISIS PERBANDINGAN USAHATANI

BAB VII ANALISIS PERBANDINGAN USAHATANI BAB VII ANALISIS PERBANDINGAN USAHATANI 7.1. Produktivitas Usahatani Produktivitas merupakan salah satu cara untuk mengetahui efisiensi dari penggunaan sumberdaya yang ada (lahan) untuk menghasilkan keluaran

Lebih terperinci

VII. ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI UBI JALAR DI DESA CIKARAWANG

VII. ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI UBI JALAR DI DESA CIKARAWANG VII. ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI UBI JALAR DI DESA CIKARAWANG Komoditas pertanian erat kaitannya dengan tingkat produktivitas dan efisiensi yang rendah. Kedua ukuran tersebut dipengaruhi oleh

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PETERNAKAN MAJU BERSAMA. 5.1.Gambaran Umum Desa Cikarawang

V. GAMBARAN UMUM PETERNAKAN MAJU BERSAMA. 5.1.Gambaran Umum Desa Cikarawang V. GAMBARAN UMUM PETERNAKAN MAJU BERSAMA 5.1.Gambaran Umum Desa Cikarawang Desa Cikarawang merupakan salah satu desa yang yang berada dalam wilayah administrasi Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor Jawa Barat.

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tingkat pendidikan, jumlah anggota keluarga, dan pengalaman dalam usahatani.

BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tingkat pendidikan, jumlah anggota keluarga, dan pengalaman dalam usahatani. BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 6.1 Karakteristik Petani Sampel Berdasarkan data primer yang diperoleh dari 84 orang petani sampel, maka dapat dikemukakan karakteristik petani sampel, khususnya

Lebih terperinci

Analisis pola kemitraan usaha peternakan ayam pedaging sistem closed house di Plandaan Kabupaten Jombang

Analisis pola kemitraan usaha peternakan ayam pedaging sistem closed house di Plandaan Kabupaten Jombang Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan 23 (2): 1-5 ISSN: 0852-3581 Fakultas Peternakan UB, http://jiip.ub.ac.id/ Analisis pola kemitraan usaha peternakan ayam pedaging sistem closed house di Plandaan Kabupaten Jombang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis Kecamatan Pulubala merupakan salah satu dari 18 Kecamatan yang ada di Kabupaten Gorontalo. Secara Geografis Kecamatan ini

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN

BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN 5.1. Usia Usia responden dikategorikan menjadi tiga kategori yang ditentukan berdasarkan teori perkembangan Hurlock (1980) yaitu dewasa awal (18-40), dewasa madya (41-60)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Broiler adalah ayam yang memiliki karakteristik ekonomis, memiliki

I. PENDAHULUAN. Broiler adalah ayam yang memiliki karakteristik ekonomis, memiliki 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Broiler adalah ayam yang memiliki karakteristik ekonomis, memiliki pertumbuhan cepat sebagai penghasil daging, konversi pakan sangat irit, siap dipotong pada

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Tujuan dari penelitian yang akan dilakukan adalah untuk mengetahui tingkat pendapatan usahatani tomat dan faktor-faktor produksi yang mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Budidaya ayam ras khususnya ayam broiler sebagai ayam pedaging,

BAB I PENDAHULUAN. Budidaya ayam ras khususnya ayam broiler sebagai ayam pedaging, 1 BAB I PENDAHULUAN Budidaya ayam ras khususnya ayam broiler sebagai ayam pedaging, mengalami pasang surut, terutama pada usaha kemitraan. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya fluktuasi harga

Lebih terperinci

VII ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI

VII ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI VII ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI 7.1 Analisis Produksi Stochastic Frontier 7.1.1 Pendugaan Model Fungsi Produksi Stochastic Frontier Model yang digunakan untuk mengestimasi fungsi produksi usahatani

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. di bawah permukaan laut. Kota ini dilalui oleh dua sungai yaitu Sungai Deli dan. Sungai Babura yang bermuara di Selat Malaka.

TINJAUAN PUSTAKA. di bawah permukaan laut. Kota ini dilalui oleh dua sungai yaitu Sungai Deli dan. Sungai Babura yang bermuara di Selat Malaka. TINJAUAN PUSTAKA Gambaran Umum Kota Medan Kotamadya Medan merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya. Kota ini merupakan wilayah yang subur di wilayah dataran rendah timur

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. dimiliki oleh petani masih dalam jumlah yang sangat terbatas.

PENDAHULUAN. dimiliki oleh petani masih dalam jumlah yang sangat terbatas. I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan pembangunan dalam usaha dibidang pertanian, khusunya peternakan dapat memberikan pembangunan yang berarti bagi pengembangan ekonomi maupun masyarakat. Pembangunan

Lebih terperinci