Berikut perbandingan besaran-besaran yang ada dalam kinematika gerak lurus dan gerak melingkar. Posisi Sudut (θ ) Perpindahan (Δr )

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Berikut perbandingan besaran-besaran yang ada dalam kinematika gerak lurus dan gerak melingkar. Posisi Sudut (θ ) Perpindahan (Δr )"

Transkripsi

1 Ahmad Basir Najwan Contact Person : Follow m Kinematika Gerak Kinematika Gerak adalah ilmu ang mempelajari gerakan suatu benda/partikel atau sistem tanpa mempedulikan sebab bagaimana gerakan tersebut terjadi. Kinematika Gerak dapat dibagi menjadi dua aitu 1. Kinematika Gerak Lurus : arah gerakan konstan atau tidak berubah 2. Kinematika Gerak Melingkar : jarak partikel relatif poros konstan Secara umum gerakan bisa dinatakan dalam gerak melingkar. v t v v r Berikut perbandingan besaran-besaran ang ada dalam kinematika gerak lurus dan gerak melingkar Kinematika Gerak Lurus Kinematika Gerak Melingkar Posisi (r ) Posisi Sudut ( ) Perpindahan (Δr ) Perpindahan Sudut (Δ ) Kecepatan (v ) Kecepatan Sudut (ω ) Percepatan (a ) Percepatan Sudut (α ) Penting : Maksud dari notasi Delta (Δ) adalah kondisi akhir dikurang kondisi awal. Sebagai contoh Δr, maksudna adalah posisi akhir dikurang posisi awal atau secara matematis menjadi Δr = r akhir r awal Definisi masing-masing besaran Kinematika Gerak Lurus 1. Posisi adalah kedudukan titik relatif terhadap titik lain ang dijadikan acuan. Pada umumna, titik ang dijadikan sebagai titik acuan adalah titik asal pada sistem koordinat ang digunakan. r 2. Perpindahan adalah perubahan posisi Δr = r akhir r awal r Basir Al Banjari anderbasir99@gmail.com Hal 1

2 Ahmad Basir Najwan Contact Person : Follow m r awal 3. Kecepatan adalah perubahan posisi tiap satuan waktu v = Δr Δr atau v = lim Δt Δt 0 Δt = dr 4. Percepatan adalah perubahan kecepatan tiap satuan waktu a = Δv Δv atau a = lim Δt Δt 0 Δt = dv Kinematika Gerak Melingkar 1. Posisi sudut adalah sudut ang dibentuk oleh garis ang menghubungkan titik ang diamati dan titik acuan dengan garis lain ang dijadikan acuan. Pada umumna, garis ang dijadikan sebagai acuan adalah sumbu positif (untuk sistem koordinat kartesius dua dimensi). Δr r akhir = k Arah bisa didapatkan menggunakan aturan tangan kanan. Putarlah keempat jari kecuali jari jempol tangan anda dari garis acuan ke garis ang menghubungkan titik ang diamati dan titik acuan. Arah jari jempol adalah arah dari ang mengorientasikan arah putaranna. Arah masuk bidang kertas ( k ) artina dihitung dengan putaran searah jarum jam atau clockwise (CW) dari garis acuan sedangkan arah masuk keluar bidang kertas (k ) artina dihitung dengan putaran berlawanan arah jarum jam atau counter-clockwise (CCW). 2. Perpindahan sudut adalah perubahan posisi sudut Δ = ( 2 1 )k Δ = akhir awal akhir = 2 k 2 1 awal = 1 k Basir Al Banjari anderbasir99@gmail.com Hal 2

3 Ahmad Basir Najwan Contact Person : Follow m 3. Kecepatan sudut adalah perubahan posisi sudut tiap satuan waktu ω = Δ Δ atau ω = lim Δt Δt 0 Δt = d 4. Percepatan sudut adalah perubahan kecepatan sudut tiap satuan waktu α = Δω Δω atau α = lim Δt Δt 0 Δt = dω Gerak Relatif C Untuk gerak relatif atau gerakan ang diamati oleh pengamat ang berbeda akan berlaku r CA r CB r CA = r CB + r BA r CA = posisi C menurut pengamat A B r CB = posisi C menurut pengamat B r BA A r BA = posisi B menurut pengamat A karena v = dr dv dan a =, maka akan kita dapatkan pula hubungan kecepatan relatif dr CA = d (r CB + r BA ) v CA = v CB + v BA percepatan relatif dv CA = d (v CB + v BA ) a CA = a CB + a BA Pada gerak relatif juga berlaku posisi benda C menurut pengamat B sama dengan negatif dari posisi pengamat C menurut benda C atau r CB = r BC sehingga berlaku pula v CB = v BC dan a CB = a BC Contoh 1 : Sebuah bisa bergerak dengan kecepatan v 0 terhadap tanah. Di atas bis tersebut, Agen 007 atau ang akrab kita kenal dengan nama James Bond, berlari dengan kecepatan 3v 0 relatif terhadap bis searah dengan gerakan bis. Ternata, Agen James Bond dikejar seorang penjahat ang menaiki motor dengan kecepatan motor terhadap tanah adalah 2v 0. Tuan Krab ang sedang diam di pinggir jalan sambil menghitung uang mengamati kejadian tersebut. Jika bis, Agen James Bond, dan si penjahat bergerak dengan kecepatan konstan, tentukanlah kecepetan Agen 007 menurut si penjahat dan menurut tuan Krab! v jb v kt = 0 v pt v bt Basir Al Banjari anderbasir99@gmail.com Hal 3

4 Ahmad Basir Najwan Contact Person : Follow m Pembahasan : Kecepatan bis relatif tanah = v bt = v 0 i Kecepatan James Bond relatif bis = v jb = 3v 0 i Kecepatan penjahat relatif tanah = v pt = 2v 0 i Kecepatan tuan Krab relatif tanah = v kt = 0 Kecepatan James Bond relatif = v jt v jt = v jb + v bt = 3v 0 i + v 0 i v jt = 4v 0 i Kecepatan James Bond relatif penjahat = v jp v jp = v jt + v tp = v jt v pt = 4v 0 i 2v 0 i v jp = 2v 0 i Kecepatan James Bond relatif tuan Krab = v jk v jk = v jt + v tk = v jt v kt = 4v 0 i 0 v jk = 4v 0 i Dari kasus di atas kita ketahui bahwa kecepatan suatu benda menurut pengamat ang diam terhadap suatu acuan lain ang diam akan sama dengan kecepatan benda tersebut terhadap acuan ang lain tadi. Dalam hal ini, acuan lain adalah tanah dan pengamat ang diam terhadap acuan lain ini adalah tuan Krab ang diam terhadap tanah. Maka kecepatan Agen 007 menurut tuan Krab akan sama dengan kecepatan Agen 007 terhadap tanah. Contoh 2 : Seorang pengamat A berada di dalam sebuah Bianglala ang bergerak dengan kecepatan sudut konstan ω 1 = ω 1 i. Kemudian seorang pengamat B bermain komidi putar dimana komidi putar ini berputar dengan kecepatan sudut konstan ω 2 = ω 2 k. Tentukan vektor kecepatan sudut pengamat A dan besarna ang diamati oleh pengamat B! ω 1 = ω 1 i ω 2 = ω 2 k Pembahasan : Sesuai dengan definisi gerak relatif, maka ω AB = ω 1 ω 2 = ω 1 i ω 2 k Besar kecepatan sudut tersebut adalah ω AB = ω ω 2 2. Bentuk lintasan pengamat A menurut pengamat B memang sedikit susah di baangkan namun itu masih termasuk ke dalam gerak melingkar. Hubungan Gerak Tangensial dan Gerak Angular Basir Al Banjari anderbasir99@gmail.com Hal 4

5 Ahmad Basir Najwan Contact Person : Follow m P s P R O Hubungan s, R, dan adalah s = R Dimana dalam satuan Radian. Jika diturunkan satu kali dan dua kali terhadap waktu akan kita dapatkan ds st = R d v = Rω dan dv st = R dω a = Rα Ini hana berlaku untuk nilai R ang konstan. Gerak Menggelinding Gerak Menggelinding dapat saa katakan sebagai gerak rotasi sambil berotasi, untuk definisi pastina saa lupa mohon maaf. Pada gerak menggelinding bisa terjadi slip atau tidak slip. Umumna gerak ini terjadi pada roda, bola, silinder, dan benda-benda ang memiliki dimensi lingkaran. Tapi bisa jadi juga terjadi pada benda ang berdimensi elips atau benda lengkung lainna. Contoh 1 : Tinjau suatu gerak menggelinding sebuah silinder berjari-jari R seperti gambar di bawah ini! Diketahui silinder berotasi dengan kecepatan sudut ω ω dan kecepatan pusat massa v 0 dimana v 0 ωr. Kecepatan pusat masssa v 0 dan kecepatan sudut ω P. diamati oleh seorang pengamat ang diam di atas tanah r v dan nilaina konstan. Terdapat suatu titik P pada 0 silinder ang berjarak r dari pusat silinder. Tentukan vektor kecepatan dan besar kecepatan titik P sebagai fungsi waktu terhadap tanah! Saat t = 0, = 0. Pembahasan : Vektor kecepatan pusat massa silinder adalah v pm,t = v 0 i Sekarang perhatikan titik P. Relatif terhadap pusat massa silinder, titik P memiliki kecepatan tangensial ωr ang arahna tegak lurus vektor r atau pada arah vektor satuan. ωr r P. r = rr v t = ωr Basir Al Banjari anderbasir99@gmail.com Hal 5

6 Ahmad Basir Najwan Contact Person : Follow m Arah vektor satuan r dan dapat kita proeksikan pada sumbu dan menjadi r = cos i + sin j = sin i + cos j Dengan i dan j adalah vektor satuan pada sumbu dan. Maka vektor kecepatan titik P terhadap pusat massa silinder adalah v p,pm = v t = ωr = ωr(sin i + cos j ) v p,pm = ωr sin i + ωr cos j Sehingga vektor kecepatan titik P terhadap tanah menurut prinsip gerak relatif akan menjadi v pt = v p,pm + v pm,t v pt = ωr sin i + ωr cos j + v 0 i v pt = (v 0 + ωr sin )i + ωr cos j v pt = v pt = (v 0 + ωr sin ) 2 + (ωr cos ) 2 v pt = v ω 2 R 2 + 2v 0 ωr sin Kita tahu bahwa saat t = 0, = 0. Karena ω konstan, akan kita dapatkan bahwa = ωt Maka vektor kecepatan dan besar kecepatan titik P sebagai fungsi waktu terhadap tanah adalah v pt = (v 0 + ωr sin ωt)i + ωr cos ωt j v pt = v ω 2 R 2 + 2v 0 ωr sin ωt Contoh 2 : Buktikan bahwa pada gerak menggelinding tanpa slip suatu silinder berjari-jari R ang bergerak dengan kecepatan pusat massa v 0 dan kecepatan sudut ω di atas permukaan mendatar akan berlaku v 0 = ωr Pembahasan : ω P 2 v 0 P 1 P 2 = s φ P 1 P 1 P 1 = s Berdasarkan gambar di atas dapat kita peroleh bahwa P 1 P 1 = s = P 1 P 2 s = Rφ Karena R konstan, jik kita turunkan kedua ruas satu kali terhadap waktu akan diperoleh P 1 Basir Al Banjari anderbasir99@gmail.com Hal 6

7 Ahmad Basir Najwan Contact Person : Follow m v 0 = Rω Contoh 3 : Sekarang silinder ang ada pada contoh 2 melakukan gerak menggelinding tanpa slip di atas permukaan silinder lain dengan jari-jari r dimana r > R. Tentukan perbandingan antara kecepatan pusat massa silinder (v 0 ) dan kecepatan sudutna (ω)! Pembahasan : Perhatikan gambar di bawah ini. ω v 0 P 3 P P 1 P 3 1 s φ P 2 φ P 1 P 1 P 2 r r Secara geometri akan kita peroleh P 1 P 1 = r = P 2 P 2 = Rφ = R(φ ) (R + r) = Rφ P 3 P 3 = s = (R + r) = Rφ s = Rφ Untuk r dan R ang konstan, penurunan satu kali terhadap waktu untuk kedua ruas akan kita peroleh Dan kita dapatkan pula v 0 = Rω v 0 ω = R v 0 = (R + r)ω Basir Al Banjari anderbasir99@gmail.com Hal 7

8 Ahmad Basir Najwan Contact Person : Follow m Sistem Koordinat Sistem Koordinat dapat dibagi menjadi sistem koordinat dua dimensi dan sistem koordinat tiga dimensi. Sistem Koordinat Dua Dimensi Sistem Koordinat Kartesian Koordinat titik P menurut sistem koordinat kartesian dua dimensi adalah P(, ) P Vektor posisi P dapat dinatakan sebagai j r P = r = i + j i Sistem Koordinat Polar r Koordinat titik P menurut sistem koordinat polar dua dimensi adalah P(r, ). Notasi dan r menatakan arah tangensial dan j r P arah radial. Vektor posisi P dapat dinatakan sebagai i P = r = rr Sebagai contoh, perhatikan tiga titik berikut aitu titik P 1, P 2, dan P 3 ang mempunai vektor posisi r 1, r 2, dan r 3. r 2 1 r 1 P 2 j r P i P 3 r 3 3 Posisi ketiga titik tersebut dalam sistem koordinat kartesian adalah r 1 = 1 i j 1 r 2 = 2 i j 2 r 3 = 3 i j 3 Disini, vektor satuan pada arah sumbu dan nilaina sama atau Basir Al Banjari anderbasir99@gmail.com Hal 8

9 Ahmad Basir Najwan Contact Person : Follow m i 1 = i 2 = i 3 = i j 1 = j 2 = j 3 = j Namun, pada sistem koordinat polar, vektor satuan pada setiap titik arahna berbeda r 1 r 2 r Hubungan antara vektor satuan r dan dengan i dan j Arah r dan dapat di proeksikan pada arah i dan j menjadi r = cos i + sin j = sin i + cos j Posisi titik P dapat dinatakan sebagai r = rr Kecepatan partikel secara umum dalam koordinat polar dapat dinatakan sebagai v = dr = d (rr ) = r dr dr + r Sekarang saa kenalkan suatu notasi baru, dr = r. Notasi titik menatakan turunan terhadap waktu, jika terdapat dua titik berarti turunan kedua terhdap waktu dan seterusna. dr = d d cos (cos i + sin j ) = i + j d sin j = sin d d i + cos j dr = sin i + cos j = ( sin i + cos j ) = d = d d sin d cos ( sin i + cos j ) = i + d = cos i sin j = (cos i + sin j ) = r Maka v = r r + r Suku r adalah kecepatan radial dan r adalah kecepatan tangensial. Percepatan partikel secara umum dalam koordinat polar dapat dinatakan sebagai r P i j = cos d d i sin j a = dv = d (r r + r ) dr = r + r dr + r d ( ) + dr r Basir Al Banjari anderbasir99@gmail.com Hal 9

10 Ahmad Basir Najwan Contact Person : Follow m a = r dr + r dr d + r ( + d dr ) + = r dr + r dr d + r + r d dr + a = r r + r + r r 2 r + +r a = r r r 2 r + 2r + r r = percepatan radial r 2 = percepatan sentripetal 2r = percepatan koriolis r = percepatan tangensial Definisi masing-masing percepatan 1. Percepatan Radial adalah percepatan ang menebabkan perubahan kecepatan radial partikel. 2. Percepatan Sentripetal adalah percepatan ang mengubah arah gerak partikel tapi tidak mengubah percepatan partikel, arahna selalu pada arah r (menuju pusat rotasi). 3. Percepatan Koriolis adalah percepatan ang menebabkan perubahan jarak dari pusat rotasi. 4. Percepatan tangensial adalah percepatan ang menebabkan perubahan kecepatan tangensial partikel. Contoh 1 : Suatu cincin C 2 dirotasikan pada sumbu dimana sumbuna diam tidak bertranslasi terhadap tanah. Kemudian cincin C 1 ikut berotasi bersama cincin C 2 dimana titik kontakna menempel. Pada saat t = 0 sumbu rotasi cincin C 1 adalah sumbu. Jari-jari cincin C 1 dan C 2 adalah R 1 dan R 2. Berikut diagram sistem dua cincin ini. ω 1 C 1 A R 1 P ω 2 O R 2 C 2 Basir Al Banjari anderbasir99@gmail.com Hal 10

11 Ahmad Basir Najwan Contact Person : Follow m Kecepatan sudut ω 1 dan ω 2 bernilai konstan. Pada saat t = 0 posisi titik P ada di koordinat (0, R 1, R 1 + R 2 ). a. Hitung kecepatan titik P sebagai fungsi waktu! b. Hitung percepatan titik P sebagai fungsi waktu! Pembasahan : a. Kita lihat pada dunia tiga dimensi seperti gambar di bawah. Misalkan pada saat t, terhadap masing-masing pusat rotasina, cincin C 1 dan C 2 telah menempuh sudut sejauh 1 dan 2 dengan 1 = ω 1 t dan 2 = ω 2 t. 1 R 1 A 2 R 2 O Vektor kecepatan titik A relatif titik O ang diam terhadap tanah adalah v AO = ω 2 (R 1 + R 2 ) 2 Kita lihat cincin C 2 pada bidang r 2 = sin 2 j + cos 2 k 2 = cos 2 j sin 2 k Maka v AO = ω 2 (R 1 + R 2 )(cos 2 j + sin 2 k ) Berikutna kita tinjau kecepatan titik P relatif terhadap titik A. Kecepatan titik P relatif A adalah v PA = ω 1 R 1 1 Perhatikan lintasan melingkar titik P pada bidang r 1 = sin 1 i + cos 1 j 1 = cos 1 i sin 1 j Dari gambar sebelumna, kita bisa dapatkan bahwa arah i searah dengan i sedangkan j berlawanan arah dengan 2, maka i = i dan j = cos 2 j + sin 2 k sehingga r 2 2 k j r j i 2 1 Basir Al Banjari anderbasir99@gmail.com Hal 11

12 Ahmad Basir Najwan Contact Person : Follow m 1 = cos 1 i + sin 1 2 v PA = ω 1 R 1 ( cos 1 i + sin 1 2) Menurut prinsip gerak relatif v PO = v PA + v AO v PO = ω 1 R 1 ( cos 1 i + sin 1 2) + ω 2 (R 1 + R 2 ) 2 v PO = ω 1 R 1 cos 1 i + [ω 1 R 1 sin 1 + ω 2 (R 1 + R 2 )] 2 Kita tahu bahwa i dan 2 tegak lurus karena berada di bidang ang berbeda. Kecepatan titik P sebagai fungsi waktu menjadi v PO = ( ω 1 R 1 cos 1 ) 2 + [ω 1 R 1 sin 1 + ω 2 (R 1 + R 2 )] 2 v PO = ω 1 2 R ω 22 (R 1 + R 2 ) 2 + ω 1 ω 2 R 1 (R 1 + R 2 ) sin ω 1 t b. Vektor percepatan titik P adalah turunan pertama vektor kecepatan titik P terhadap waktu a PO = dv PO d cos 1 = ω 1 R 1 i + [ω 1 R 1 sin 1 + ω 2 (R 1 + R 2 )] d 2 + 2ω d sin 1 1 R 1 Dari sebelumna kita tahu bahwa 2 = cos 2 j sin 2 k, maka Dan juga d 2 = d cos 2 j d sin 2 k = d 2 sin 2 j d 2 cos 2 k d 2 = ω 2( sin 2 j + cos 2 k ) = ω 2 r 2 d cos 1 d sin 1 = d 1 sin 1 = ω 1 sin 1 = d 1 cos 1 = ω 1 cos 1 Maka a PO = ω 1 2 R 1 sin 1 i ω 2 [ω 1 R 1 sin 1 + ω 2 (R 1 + R 2 )]r 2 + ω 1 2 R 1 cos 1 2 Ketiga vektor arah i, r 2 dan 2 tegak lurus, maka percepatan titik P sebagai fungsi waktu menjadi v PO = (ω 1 2 R 1 sin 1 ) 2 + ω 22 [ω 1 R 1 sin 1 + ω 2 (R 1 + R 2 )] 2 + (ω 1 2 R 1 cos 1 ) 2 v PO = ω 1 4 R ω 22 [ω 1 R 1 sin ω 1 t + ω 2 (R 1 + R 2 )] 2 Basir Al Banjari anderbasir99@gmail.com Hal 12

13 Ahmad Basir Najwan Contact Person : Follow m Sistem Koordinat Tiga Dimensi Sistem Koordinat Kartesian k r j P Koordinat titik P menurut sistem koordinat kartesian dua dimensi adalah P(,, ) Vektor posisi P dapat dinatakan sebagai P = r = i + j + k i Sistem Koordinat Silinder φ k r ρ P j φ Koordinat titik P menurut sistem koordinat silinder adalah P(ρ, φ, ). Notasi φ dan ρ menatakan arah tangensial dan arah radial ang analog dengan dan r pada sistem koordinat polar dua dimensi. Vektor posisi P dapat dinatakan sebagai P = r = ρρ + k ρ = cos φ i + sin φ j φ = sin φ i + cos φ j i ρ Kecepatan dan percepatan partikel secara umum pada sistem koordinat silinder adalah v = dr = d (ρρ + k ) = ρ dρ dρ d + ρ + k v = ρ ρ + ρ + k a = dv = d (ρ ρ + ρ + k ) a = ρ ρ ρ 2 ρ + 2ρ + r + k Basir Al Banjari anderbasir99@gmail.com Hal 13

14 Ahmad Basir Najwan Contact Person : Follow m Contoh 1 : R Suatu pipa fleksibel di lilitkan pada sebuah silinder besar dengan A jari-jari R seperti gambar di samping. Pipa fleksibel tersebut dibuat sangat licin sehingga gaa gesek di dalamna dapat di abaikan. Pada t = 0, suatu partikel di lepaskan tanpa kecepatan awal dari titik A dan suatu ketika pada t > 0 dia sampai di titik B. B Jika jarak vertikal titik A dan B adalah, tentukan kecepatan partikel tersebut di titik B! Pembahasan : Lintasan gerak partikel analog dengan sebuah bidang miring misal dengan sudut kemiringan. A Beradasarkan geometri kita peroleh partikel s = 2 + 4π 2 R 2 sin = s cos = 2πR s Berdasarkan persamaan gerak GLBB, besar kecepatan partikel di titik B adalah v B 2 = v A 2 + 2as v B = 2g Secara vektor, kecepatan partikel di B menjadi v B = 2g(cos φ sin k ) v Bφ = 2g cos dan v B = 2g sin Percepatan partikel di titik B adalah percepatan sentripetal dan percepatan tangensial a B = a s + a t a B = v Bφ 2 ρ + g sin (cos φ sin k ) Dan besarna adalah a = g sin 2πR s k R B φ v B a B = 2g R cos2 ρ + g sin cos φ g sin 2 k a B = 8π2 Rg s 2 ρ + 2πRg s 2 φ g2 s k 2 a B = ( 8π2 2 Rg s 2 ) + ( 2πRg 2 s 2 ) + ( g2 2 s 2 ) g a B = 2 + 4π 2 R 2 4π2 R 2 (16π 2 + 1) + 2 Basir Al Banjari anderbasir99@gmail.com Hal 14

15 Ahmad Basir Najwan Contact Person : Follow m Sistem Koordinat Bola Koordinat titik P menurut sistem koordinat bola adalah r P(r, φ, ). Pada koordinat bola arah ang digunakan adalah P arah r, φ, dan. k Vektor posisi P dapat dinatakan sebagai r j P = r = rr φ ρ φ Hubungan koordinat r, φ, dan dengan vektor satuan pada koordinat kartesian adalah i ρ r = sin cos φ i + sin sin φ j + cos k = cos cos φ i + cos sin φ j sin k φ = sin φ i + cos φ j Sekarang kita coba turunkan kecepatan dan percepatan partikel secara umum pada sistem koordinat bola. v = dr = d (rr ) = r dr dr + r Kita cari dulu turunan masing-masing arah terhadap waktu Untuk arah r dr = d (sin cos φ)i + d (sin sin φ)j + d cos k dr = ( cos cos φ φ sin sin φ)i + ( cos sin φ + φ sin cos φ)j sin k dr = (cos cos φ i + cos sin φ j sin k ) + φ sin ( sin φ i + cos φ j ) dr = + φ sin φ Untuk arah d = d (cos cos φ)i + d (cos sin φ)j d sin k d = ( sin cos φ φ cos sin φ)i + ( sin sin φ + φ cos cos φ)j cos k d = (sin cos φ i + sin sin φ j + cos k ) + φ cos ( sin φ i + cos φ j ) d = r + φ cos φ Untuk arah φ dφ = d ( sin φ)i + d (cos φ)j dφ = φ (cos φ i + sin φ j ) Basir Al Banjari anderbasir99@gmail.com Hal 15

16 Ahmad Basir Najwan Contact Person : Follow m dφ = φ ρ Arah ρ dapat kita uraikan pada arah r dan menjadi ρ = sin r + cos sehingga dφ = φ sin r φ cos Maka kecepatan umum partikel dapat dinatakan sebagai v = r r + r + rφ sin φ Untuk percepatan umum partikel a = dv = d (r r + r + rφ sin φ ) Untuk suku d (r r + r ) d a = d (r r + r ) + d (rφ sin φ ) dr + r dr d + r + r d dr + (r r + r ) = r d (r r + r ) = r r + r + r φ sin φ + r r 2 r + r φ cos φ + r d (r r + r ) = (r r r 2 )r + (2r + r ) + (r φ sin + r φ cos )φ Untuk suku d (rφ sin φ ) d (rφ sin φ ) = rφ d (sin φ ) + sin φ d (rφ ) d d sin (rφ sin φ ) = rφ (φ + sin dφ ) + sin φ (φ dr dφ + r ) d (rφ sin φ ) = rφ ( cos φ φ sin 2 r φ sin cos ) + (r φ + rφ ) sin φ d (rφ sin φ ) = rφ 2 sin 2 r rφ 2 sin cos + (rφ cos + (r φ + rφ ) sin )φ Sehingga a = (r r r 2 )r + (2r + r ) + (r φ sin + r φ cos )φ rφ 2 sin 2 r rφ 2 sin cos + (rφ cos + (r φ + rφ ) sin )φ a = (r r r 2 rφ 2 sin 2 )r + (2r + r rφ 2 sin cos ) + (2r φ sin + 2r φ cos + rφ sin )φ Atau bisa kita sederhanakan komponen percepatan pada arah masing-masing menjadi a r = r r r 2 rφ 2 sin 2 a = r + 2r rφ 2 sin cos a φ = rφ sin + 2r φ sin + 2r φ cos Basir Al Banjari anderbasir99@gmail.com Hal 16

1 Sistem Koordinat Polar

1 Sistem Koordinat Polar 1 Sistem Koordinat olar ada kuliah sebelumna, kita selalu menggunakan sistem koordinat Kartesius untuk menggambarkan lintasan partikel ang bergerak. Koordinat Kartesius mudah digunakan saat menggambarkan

Lebih terperinci

KINEMATIKA. Fisika. Tim Dosen Fisika 1, ganjil 2016/2017 Program Studi S1 - Teknik Telekomunikasi Fakultas Teknik Elektro - Universitas Telkom

KINEMATIKA. Fisika. Tim Dosen Fisika 1, ganjil 2016/2017 Program Studi S1 - Teknik Telekomunikasi Fakultas Teknik Elektro - Universitas Telkom KINEMATIKA Fisika Tim Dosen Fisika 1, ganjil 2016/2017 Program Studi S1 - Teknik Telekomunikasi Fakultas Teknik Elektro - Universitas Telkom Sasaran Pembelajaran Indikator: Mahasiswa mampu mencari besaran

Lebih terperinci

Gambar 7.1 Sebuah benda bergerak dalam lingkaran yang pusatnya terletak pada garis lurus

Gambar 7.1 Sebuah benda bergerak dalam lingkaran yang pusatnya terletak pada garis lurus BAB 7. GERAK ROTASI 7.1. Pendahuluan Gambar 7.1 Sebuah benda bergerak dalam lingkaran yang pusatnya terletak pada garis lurus Sebuah benda tegar bergerak rotasi murni jika setiap partikel pada benda tersebut

Lebih terperinci

Kinematika. 1 Kinematika benda titik: posisi, kecepatan, percepatan

Kinematika. 1 Kinematika benda titik: posisi, kecepatan, percepatan ekan #1 Kinematika Mekanika membahas gerakan benda-benda fisis. Kita akan memulai pembahasan kinematika benda titik. Kinematika aitu topik ang membahas deskripsi gerak benda-benda tanpa memperhatikan penebab

Lebih terperinci

DEPARTMEN IKA ITB Jurusan Fisika-Unej BENDA TEGAR. MS Bab 6-1

DEPARTMEN IKA ITB Jurusan Fisika-Unej BENDA TEGAR. MS Bab 6-1 Jurusan Fisika-Unej BENDA TEGAR Kuliah FI-1101 Fisika 004 Dasar Dr. Linus Dr Pasasa Edy Supriyanto MS Bab 6-1 Jurusan Fisika-Unej Bahan Cakupan Gerak Rotasi Vektor Momentum Sudut Sistem Partikel Momen

Lebih terperinci

1 Posisi, kecepatan, dan percepatan

1 Posisi, kecepatan, dan percepatan 1 osisi, kecepatan, dan percepatan osisi suatu benda pada suatu waktu t tertentu kita tulis sebaai r(t). Jika saat t = t 1 benda berada pada posisi r 1 r(t 1 ) dan saat t = t 2 > t 1 benda berada pada

Lebih terperinci

B. Pengertian skalar dan vektor Dalam mempelajari dasar-dasar fisika, terdapat beberapa macam kuantitas kelompok besaran yaitu Vektor dan Skalar.

B. Pengertian skalar dan vektor Dalam mempelajari dasar-dasar fisika, terdapat beberapa macam kuantitas kelompok besaran yaitu Vektor dan Skalar. ANALISIS VEKTOR A. Deskripsi Materi ini akan membahas tentang pengertian, sifat, operasi dan manipulasi besaran fisik scalar dan vector. Pada pembahasan materi medan elektromagnetik berikutna akan melibatkan

Lebih terperinci

Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA

Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA Dalam gerak translasi gaya dikaitkan dengan percepatan linier benda, dalam gerak rotasi besaran yang dikaitkan dengan percepatan

Lebih terperinci

momen inersia Energi kinetik dalam gerak rotasi momentum sudut (L)

momen inersia Energi kinetik dalam gerak rotasi momentum sudut (L) Dinamika Rotasi adalah kajian fisika yang mempelajari tentang gerak rotasi sekaligus mempelajari penyebabnya. Momen gaya adalah besaran yang menyebabkan benda berotasi DINAMIKA ROTASI momen inersia adalah

Lebih terperinci

A x pada sumbu x dan. Pembina Olimpiade Fisika davitsipayung.com. 2. Vektor. 2.1 Representasi grafis sebuah vektor

A x pada sumbu x dan. Pembina Olimpiade Fisika davitsipayung.com. 2. Vektor. 2.1 Representasi grafis sebuah vektor . Vektor.1 Representasi grafis sebuah vektor erdasarkan nilai dan arah, besaran dibagi menjadi dua bagian aitu besaran skalar dan besaran vektor. esaran skalar adalah besaran ang memiliki nilai dan tidak

Lebih terperinci

Kinematika Gerak KINEMATIKA GERAK. Sumber:

Kinematika Gerak KINEMATIKA GERAK. Sumber: Kinematika Gerak B a b B a b 1 KINEMATIKA GERAK Sumber: www.jatim.go.id Jika kalian belajar fisika maka kalian akan sering mempelajari tentang gerak. Fenomena tentang gerak memang sangat menarik. Coba

Lebih terperinci

KINEMATIKA GERAK 1 PERSAMAAN GERAK

KINEMATIKA GERAK 1 PERSAMAAN GERAK KINEMATIKA GERAK 1 PERSAMAAN GERAK Posisi titik materi dapat dinyatakan dengan sebuah VEKTOR, baik pada suatu bidang datar maupun dalam bidang ruang. Vektor yang dipergunakan untuk menentukan posisi disebut

Lebih terperinci

ANALISA VEKTOR. Skalar dan Vektor

ANALISA VEKTOR. Skalar dan Vektor ANALISA VEKTOR Skalar dan Vektor Skalar merupakan besaran ang dapat dinatakan dengan sebuah bilangan nata. Contoh dari besaran skalar antara lain massa, kerapatan, tekanan, dan volume. Sedangkan besaran

Lebih terperinci

Fisika Dasar 9/1/2016

Fisika Dasar 9/1/2016 1 Sasaran Pembelajaran 2 Mahasiswa mampu mencari besaran posisi, kecepatan, dan percepatan sebuah partikel untuk kasus 1-dimensi dan 2-dimensi. Kinematika 3 Cabang ilmu Fisika yang membahas gerak benda

Lebih terperinci

Bab III. 3.1.1 Kecepatan relatif dua buah titik pada satu penghubung kaku. Penghubung berputar terhadap satu titik tetap

Bab III. 3.1.1 Kecepatan relatif dua buah titik pada satu penghubung kaku. Penghubung berputar terhadap satu titik tetap Diktat KINEMTIK leh : Ir. Erwin Sulito - Ir. Endi Sutikno ab III KECEPTN RELTIF DN PERCEPTN RELTIF 3.1 KECEPTN RELTIF 3.1.1 Kecepatan relatif dua buah titik pada satu penghubung kaku Penghubung berputar

Lebih terperinci

4 I :0 1 a :4 9 1 isik F I S A T O R A IK M A IN D

4 I :0 1 a :4 9 1 isik F I S A T O R A IK M A IN D 9:4:04 Posisi, Kecepatan dan Percepatan Angular 9:4:04 Partikel di titik P bergerak melingkar sejauh θ. Besarnya lintasan partikelp (panjang busur) sebanding sebanding dengan: s = rθ Satu keliling lingkaran

Lebih terperinci

BAB I ANALISIS VEKTOR

BAB I ANALISIS VEKTOR BAB I ANALISIS VEKTOR A. Deskripsi Materi ini akan membahas tentang pengertian, sifat, operasi dan manipulasi besaran fisik scalar dan vector. Pada pembahasan materi medan elektromagnetik berikutna akan

Lebih terperinci

2.2 kinematika Translasi

2.2 kinematika Translasi II KINEMATIKA PARTIKEL Kompetensi yang akan diperoleh setelah mempelajari bab ini adalah pemahaman dan kemampuan menganalisis serta mengaplikasikan konsep kinematika partikel pada kehidupan sehari-hari

Lebih terperinci

FIsika KTSP & K-13 KESEIMBANGAN BENDA TEGAR. K e l a s. A. Syarat Keseimbangan Benda Tegar

FIsika KTSP & K-13 KESEIMBANGAN BENDA TEGAR. K e l a s. A. Syarat Keseimbangan Benda Tegar KTSP & K-1 FIsika K e l a s XI KESEIMNGN END TEG Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami sarat keseimbangan benda tegar.. Memahami macam-macam

Lebih terperinci

SP FISDAS I. acuan ) , skalar, arah ( ) searah dengan

SP FISDAS I. acuan ) , skalar, arah ( ) searah dengan SP FISDAS I Perihal : Matriks, pengulturan, dimensi, dan sebagainya. Bisa baca sendiri di tippler..!! KINEMATIKA : Gerak benda tanpa diketahui penyebabnya ( cabang dari ilmu mekanika ) DINAMIKA : Pengaruh

Lebih terperinci

BAB I SISTEM KOORDINAT

BAB I SISTEM KOORDINAT BAB I SISTEM KOORDINAT 1.1 Sistem Koordinat Sistem koordinat adalah suatu cara ang digunakan untuk menentukan letak suatu titik pada bidang ( R ) atau ruang ( R ). Beberapa macam sistem koordinat ang kita

Lebih terperinci

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 36

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 36 Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 36 Irisan Kerucut animation 1 animation 2 Irisan kerucut adalah kurva ang terbentuk dari perpotongan antara sebuah kerucut dengan bidang datar. Kurva irisan ini

Lebih terperinci

FISIKA XI SMA 3

FISIKA XI SMA 3 FISIKA XI SMA 3 Magelang @iammovic Standar Kompetensi: Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam menyelesaikan masalah Kompetensi Dasar: Merumuskan hubungan antara konsep torsi,

Lebih terperinci

GERAK MELINGKAR. Gerak Melingkar Beraturan

GERAK MELINGKAR. Gerak Melingkar Beraturan KD: 3.1 Menganalisis gerak lurus,parabola dan gerak melingkar dengan menggunakan vektor. GERAK MELINGKAR Gerak melingkar yaitu Gerak suatu benda dengan lintasan yang berbentuk lingkaran.contoh :Compact

Lebih terperinci

VEKTOR. Besaran skalar (scalar quantities) : besaran yang hanya mempunyai nilai saja. Contoh: jarak, luas, isi dan waktu.

VEKTOR. Besaran skalar (scalar quantities) : besaran yang hanya mempunyai nilai saja. Contoh: jarak, luas, isi dan waktu. VEKTOR Kata vektor berasal dari bahasa Latin yang berarti "pembawa" (carrier), yang ada hubungannya dengan "pergeseran" (diplacement). Vektor biasanya digunakan untuk menggambarkan perpindahan suatu partikel

Lebih terperinci

Contoh Soal dan Pembahasan Dinamika Rotasi, Materi Fisika kelas 2 SMA. Pembahasan. a) percepatan gerak turunnya benda m.

Contoh Soal dan Pembahasan Dinamika Rotasi, Materi Fisika kelas 2 SMA. Pembahasan. a) percepatan gerak turunnya benda m. Contoh Soal dan Dinamika Rotasi, Materi Fisika kelas 2 SMA. a) percepatan gerak turunnya benda m Tinjau katrol : Penekanan pada kasus dengan penggunaan persamaan Σ τ = Iα dan Σ F = ma, momen inersia (silinder

Lebih terperinci

Koordinat Kartesius, Koordinat Tabung & Koordinat Bola. Tim Kalkulus II

Koordinat Kartesius, Koordinat Tabung & Koordinat Bola. Tim Kalkulus II Koordinat Kartesius, Koordinat Tabung & Koordinat Bola Tim Kalkulus II Koordinat Kartesius Sistem Koordinat 2 Dimensi Sistem koordinat kartesian dua dimensi merupakan sistem koordinat yang terdiri dari

Lebih terperinci

Fisika Umum (MA101) Kinematika Rotasi. Dinamika Rotasi

Fisika Umum (MA101) Kinematika Rotasi. Dinamika Rotasi Fisika Umum (MA101) Topik hari ini: Kinematika Rotasi Hukum Gravitasi Dinamika Rotasi Kinematika Rotasi Perpindahan Sudut Riview gerak linear: Perpindahan, kecepatan, percepatan r r = r f r i, v =, t a

Lebih terperinci

r = r = xi + yj + zk r = (x 2 - x 1 ) i + (y 2 - y 1 ) j + (z 2 - z 1 ) k atau r = x i + y j + z k

r = r = xi + yj + zk r = (x 2 - x 1 ) i + (y 2 - y 1 ) j + (z 2 - z 1 ) k atau r = x i + y j + z k Kompetensi Dasar Y Menganalisis gerak parabola dan gerak melingkar dengan menggunakan vektor. P Uraian Materi Pokok r Kinematika gerak translasi, terdiri dari : persamaan posisi benda, persamaan kecepatan,

Lebih terperinci

GERAK BENDA TEGAR. Kinematika Rotasi

GERAK BENDA TEGAR. Kinematika Rotasi GERAK BENDA TEGAR Benda tegar adalah sistem benda yang terdiri atas sistem benda titik yang jumlahnya tak-hinggadan jika ada gaya yang bekerja, jarak antara titik-titik anggota sistem selalu tetap. Gerak

Lebih terperinci

GERAK ROTASI. Hoga saragih. hogasaragih.wordpress.com

GERAK ROTASI. Hoga saragih. hogasaragih.wordpress.com GERAK ROTASI Hoga saragih Benda tegar yang dimaksud adalah benda dengan bentuk tertentu yang tidak berubah, sehinga partikelpartikel pembentuknya berada pada posisi tetap relatif satu sama lain. Tentu

Lebih terperinci

(translasi) (translasi) Karena katrol tidak slip, maka a = αr. Dari persamaan-persamaan di atas kita peroleh:

(translasi) (translasi) Karena katrol tidak slip, maka a = αr. Dari persamaan-persamaan di atas kita peroleh: a 1.16. Dalam sistem dibawah ini, gesekan antara m 1 dan meja adalah µ. Massa katrol m dan anggap katrol tidak slip. Abaikan massa tali, hitung usaha yang dilakukan oleh gaya gesek selama t detik pertama!

Lebih terperinci

1 Posisi, kecepatan, dan percepatan

1 Posisi, kecepatan, dan percepatan 1 Posisi, kecepatan, dan percepatan Posisi suatu benda pada suatu waktu t tertentu kita tulis sebaai r(t). Jika saat t = t 1 benda berada pada posisi r 1 r(t 1 ) dan saat t = t 2 > t 1 benda berada pada

Lebih terperinci

Sumber:

Sumber: Transformasi angun Datar Geometri transformasi adalah teori ang menunjukkan bagaimana bangun-bangun berubah kedudukan dan ukuranna menurut aturan tertentu. Contoh transformasi matematis ang paling umum

Lebih terperinci

Pembahasan OSP Fisika Tahun 2018 Oleh Ahmad Basyir Najwan

Pembahasan OSP Fisika Tahun 2018 Oleh Ahmad Basyir Najwan Contact Person : Pembahasan OSP Fisika Tahun 018 Oleh Ahmad Basyir Najwan follow my Instagram @basyir.physolimp Facebook ID Line WA Hal 1 Contact Person : Hal Contact Person : Petunjuk Penggunaan 1. Pembahasan

Lebih terperinci

K 1. h = 0,75 H. y x. O d K 2

K 1. h = 0,75 H. y x. O d K 2 1. (25 poin) Dari atas sebuah tembok dengan ketinggian H ditembakkan sebuah bola kecil bermassa m (Jari-jari R dapat dianggap jauh lebih kecil daripada H) dengan kecepatan awal horizontal v 0. Dua buah

Lebih terperinci

BAB 6 PERCEPATAN RELATIF

BAB 6 PERCEPATAN RELATIF BAB 6 PERCEPATAN RELATIF Dalam analisa percepatan, dapat dijumpai tiga situasi yang telah dibahas dalam analisa kecepatan : (1) hubungan perceptana dua buah titik yang berbeda dan terpisah, (2) hubungan

Lebih terperinci

Berdasarkan lintasannya, benda bergerak dibedakan menjadi tiga yaitu GERAK MELINGKAR BERATURAN

Berdasarkan lintasannya, benda bergerak dibedakan menjadi tiga yaitu GERAK MELINGKAR BERATURAN 3 GEAK MELINGKA BEATUAN Kincir raksasa melakukan gerak melingkar. Sumber: Kompas, 20 Juli 2006 Berdasarkan lintasannya, benda bergerak dibedakan menjadi tiga yaitu benda bergerak pada garis lurus, gerak

Lebih terperinci

1/32 FISIKA DASAR (TEKNIK SIPIL) KINEMATIKA. menu. Mirza Satriawan. Physics Dept. Gadjah Mada University Bulaksumur, Yogyakarta

1/32 FISIKA DASAR (TEKNIK SIPIL) KINEMATIKA. menu. Mirza Satriawan. Physics Dept. Gadjah Mada University Bulaksumur, Yogyakarta 1/32 FISIKA DASAR (TEKNIK SIPIL) KINEMATIKA Mirza Satriawan Physics Dept. Gadjah Mada University Bulaksumur, Yogyakarta email: mirza@ugm.ac.id Definisi KINEMATIKA Kinematika adalah cabang ilmu fisika yang

Lebih terperinci

1. (25 poin) Sebuah bola kecil bermassa m ditembakkan dari atas sebuah tembok dengan ketinggian H (jari-jari bola R jauh lebih kecil dibandingkan

1. (25 poin) Sebuah bola kecil bermassa m ditembakkan dari atas sebuah tembok dengan ketinggian H (jari-jari bola R jauh lebih kecil dibandingkan . (5 poin) Sebuah bola kecil bermassa m ditembakkan dari atas sebuah tembok dengan ketinggian H (jari-jari bola R jauh lebih kecil dibandingkan dengan H). Kecepatan awal horizontal bola adalah v 0 dan

Lebih terperinci

GERAK LURUS Standar Kompetensi Menerapkan konsep dan prinsip dasar kinematika dan dinamika benda titik.

GERAK LURUS Standar Kompetensi Menerapkan konsep dan prinsip dasar kinematika dan dinamika benda titik. GERAK LURUS Standar Kompetensi Menerapkan konsep dan prinsip dasar kinematika dan dinamika benda titik. Kompetensi Dasar Menganalisis besaran fisika pada gerak dengan kecepatan dan percepatan konstan.

Lebih terperinci

Nama : Mohammad Syaiful Lutfi NIM : D Kelas : Elektro A

Nama : Mohammad Syaiful Lutfi NIM : D Kelas : Elektro A Nama : Mohammad Saiful Lutfi NIM : D46 Kelas : Elektro A RANGKUMAN MATERI MOMENTUM SUDUT DAN BENDA TEGAR Hukum kekalan momentum linier meruakan salah satu dari beberaa hukum kekalan dalam fisika. Dalam

Lebih terperinci

Diferensial Vektor. (Pertemuan III) Dr. AZ Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Diferensial Vektor. (Pertemuan III) Dr. AZ Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya TKS 4007 Matematika III Diferensial Vektor (Pertemuan III) Dr. AZ Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Perkalian Titik Perkalian titik dari dua buah vektor A dan B pada bidang dinyatakan

Lebih terperinci

a. Hubungan Gerak Melingkar dan Gerak Lurus Kedudukan benda ditentukan berdasarkan sudut θ dan jari jari r lintasannya Gambar 1

a. Hubungan Gerak Melingkar dan Gerak Lurus Kedudukan benda ditentukan berdasarkan sudut θ dan jari jari r lintasannya Gambar 1 . Pengantar a. Hubungan Gerak Melingkar dan Gerak Lurus Gerak melingkar adalah gerak benda yang lintasannya berbentuk lingkaran dengan jari jari r Kedudukan benda ditentukan berdasarkan sudut θ dan jari

Lebih terperinci

BAHAN AJAR FISIKA KELAS XI IPA SEMESTER GENAP MATERI : DINAMIKA ROTASI

BAHAN AJAR FISIKA KELAS XI IPA SEMESTER GENAP MATERI : DINAMIKA ROTASI BAHAN AJAR FISIKA KELAS XI IPA SEMESTER GENAP MATERI : DINAMIKA ROTASI Momen gaya : Simbol : τ Momen gaya atau torsi merupakan penyebab benda berputar pada porosnya. Momen gaya terhadap suatu poros tertentu

Lebih terperinci

BAB III GERAK LURUS. Gambar 3.1 Sistem koordinat kartesius

BAB III GERAK LURUS. Gambar 3.1 Sistem koordinat kartesius BAB III GERAK LURUS Pada bab ini kita akan mempelajari tentang kinematika. Kinematika merupakan ilmu yang mempelajari tentang gerak tanpa memperhatikan penyebab timbulnya gerak. Sedangkan ilmu yang mempelajari

Lebih terperinci

KINEMATIKA. A. Teori Dasar. Besaran besaran dalam kinematika

KINEMATIKA. A. Teori Dasar. Besaran besaran dalam kinematika KINEMATIKA A. Teori Dasar Besaran besaran dalam kinematika Vektor Posisi : adalah vektor yang menyatakan posisi suatu titik dalam koordinat. Pangkalnya di titik pusat koordinat, sedangkan ujungnya pada

Lebih terperinci

Gerak Melingkar Pendahuluan

Gerak Melingkar Pendahuluan Gerak Melingkar Pendahuluan Gerak roda kendaraan, gerak CD, VCD dan DVD, gerak kendaraan di tikungan yang berbentuk irisan lingkaran, gerak jarum jam, gerak satelit mengitari bumi, dan sebagainya adalah

Lebih terperinci

Soal-Jawab Fisika Teori OSN 2013 Bandung, 4 September 2013

Soal-Jawab Fisika Teori OSN 2013 Bandung, 4 September 2013 Soal-Jawab Fisika Teori OSN 0 andung, 4 September 0. (7 poin) Dua manik-manik masing-masing bermassa m dan dianggap benda titik terletak di atas lingkaran kawat licin bermassa M dan berjari-jari. Kawat

Lebih terperinci

KHAIRUL MUKMIN LUBIS IK 13

KHAIRUL MUKMIN LUBIS IK 13 Fakultas Perikanan - KESETIMBANGAN Kondisi benda setelah menerima gaya-gaya luar SEIMBANG : Bila memenuhi HUKUM NEWTON I Resultan Gaya yang bekerja pada benda besarnya sama dengan nol sehingga benda tersebut

Lebih terperinci

Saat mempelajari gerak melingkar, kita telah membahas hubungan antara kecepatan sudut (ω) dan kecepatan linear (v) suatu benda

Saat mempelajari gerak melingkar, kita telah membahas hubungan antara kecepatan sudut (ω) dan kecepatan linear (v) suatu benda 1 Benda tegar Pada pembahasan mengenai kinematika, dinamika, usaha dan energi, hingga momentum linear, benda-benda yang bergerak selalu kita pandang sebagai benda titik. Benda yang berbentuk kotak misalnya,

Lebih terperinci

SOAL DINAMIKA ROTASI

SOAL DINAMIKA ROTASI SOAL DINAMIKA ROTASI A. Pilihan Ganda Pilihlah jawaban yang paling tepat! 1. Sistem yang terdiri atas bola A, B, dan C yang posisinya seperti tampak pada gambar, mengalami gerak rotasi. Massa bola A, B,

Lebih terperinci

bermassa M = 300 kg disisi kanan papan sejauh mungkin tanpa papan terguling.. Jarak beban di letakkan di kanan penumpu adalah a m c m e.

bermassa M = 300 kg disisi kanan papan sejauh mungkin tanpa papan terguling.. Jarak beban di letakkan di kanan penumpu adalah a m c m e. SOAL : 1. Empat buah gaya masing-masing : F 1 = 100 N F 2 = 50 N F 3 = 25 N F 4 = 10 N bekerja pada benda yang memiliki poros putar di titik P. Jika ABCD adalah persegi dengan sisi 4 meter, dan tan 53

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN GURU FISIKA SMA/MA

MATERI PELATIHAN GURU FISIKA SMA/MA MATERI PELATIHAN GURU FISIKA SMA/MA a. Judul: Pembelajaran Gerak Rotasi dan Keseimbangan Benda Tegar Berbasis Koop untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa SMA b. Kompetensi Dasar Setelah berpartisipasi

Lebih terperinci

SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2015 CALON TIM OLIMPIADE FISIKA INDONESIA 2016

SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2015 CALON TIM OLIMPIADE FISIKA INDONESIA 2016 HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2015 CALON TIM OLIMPIADE FISIKA INDONESIA 2016 Bidang Fisika Waktu : 180 menit KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

Karena hanya mempelajari gerak saja dan pergerakannya hanya dalam satu koordinat (sumbu x saja atau sumbu y saja), maka disebut sebagai gerak

Karena hanya mempelajari gerak saja dan pergerakannya hanya dalam satu koordinat (sumbu x saja atau sumbu y saja), maka disebut sebagai gerak BAB I. GERAK Benda dikatakan melakukan gerak lurus jika lintasan yang ditempuhnya membentuk garis lurus. Ilmu Fisika yang mempelajari tentang gerak tanpa mempelajari penyebab gerak tersebut adalah KINEMATIKA.

Lebih terperinci

Treefy Education Pelatihan OSN Online Nasional Jl Mangga III, Sidoarjo, Jawa WhatsApp:

Treefy Education Pelatihan OSN Online Nasional Jl Mangga III, Sidoarjo, Jawa  WhatsApp: Treefy Education PEMBAHASAN LATIHAN 1 1.a) Bayangkan bola berada di puncak pipa. Ketika diberikan sedikit dorongan, bola akan bergerak dan menabrak tanah dengan kecepatan. Gerakan tersebut merupakan proses

Lebih terperinci

Jawaban Soal OSK FISIKA 2014

Jawaban Soal OSK FISIKA 2014 Jawaban Soal OSK FISIKA 4. Sebuah benda bergerak sepanjang sumbu x dimana posisinya sebagai fungsi dari waktu dapat dinyatakan dengan kurva seperti terlihat pada gambar samping (x dalam meter dan t dalam

Lebih terperinci

BAB 1 Keseimban gan dan Dinamika Rotasi

BAB 1 Keseimban gan dan Dinamika Rotasi BAB 1 Keseimban gan dan Dinamika Rotasi titik berat, dan momentum sudut pada benda tegar (statis dan dinamis) dalam kehidupan sehari-hari.benda tegar (statis dan Indikator Pencapaian Kompetensi: 3.1.1

Lebih terperinci

GURUMUDA.COM. KONSEP, RUMUS DAN KUNCI JAWABAN ---> ALEXANDER SAN LOHAT 1

GURUMUDA.COM. KONSEP, RUMUS DAN KUNCI JAWABAN ---> ALEXANDER SAN LOHAT 1 GURUMUDA.COM. KONSEP, RUMUS DAN KUNCI JAWABAN ---> ALEXANDER SAN LOHAT 1 Soal UN Fisika sesuai SKL 2012 disertai dengan konsep, rumus dan kunci jawaban. Indikator 1 : Membaca hasil pengukuran suatu alat

Lebih terperinci

Fisika Umum Suyoso Kinematika MEKANIKA

Fisika Umum Suyoso Kinematika MEKANIKA GERAK LURUS MEKANIKA A. Kecepatan rata-rata dan Kecepatan sesaat Suatu benda dikatan bergerak lurus jika lintasan gerak benda itu merupakan garis lurus. Perhatikan gambar di bawah: Δx A B O x x t t v v

Lebih terperinci

Besaran Fisika pada Gerak Melingkar

Besaran Fisika pada Gerak Melingkar MATERI POKOK BESARAN FISIKA PADA GERAK MELINGKAR I. Kompetensi Dasar Menganalisis besaran fisika pada gerak melingkar dengan laju konstan II. Indikator Hasil Belajar Siswa dapat : 1. Mengetahui pengertian

Lebih terperinci

Pengertian. Transformasi geometric transformation. koordinat dari objek Transformasi dasar: Translasi Rotasi Penskalaan

Pengertian. Transformasi geometric transformation. koordinat dari objek Transformasi dasar: Translasi Rotasi Penskalaan Pengertian Transformasi geometric transformation Transformasi = mengubah deskripsi koordinat dari objek Transformasi dasar: Translasi Rotasi Penskalaan Translasi Mengubah posisi objek: perpindahan lurus

Lebih terperinci

GuruMuda.Com. Konsep, Rumus dan Kunci Jawaban ---> Alexander San Lohat 1

GuruMuda.Com. Konsep, Rumus dan Kunci Jawaban ---> Alexander San Lohat  1 Indikator 1 : Membaca hasil pengukuran suatu alat ukur dan menentukan hasil pengukuran dengan memperhatikan aturan angka penting. Pengukuran dasar : Pelajari cara membaca hasil pengukuran dasar. dalam

Lebih terperinci

GERAK MELINGKAR BERATURAN

GERAK MELINGKAR BERATURAN Pengertian Gerak melingkar GERAK MELINGKAR BERATURAN Gerak melingkar beraturan adalah gerak yang lintasannya berbentuk lingkaran dengan laju konstan dan arah kecepatan tegak lurus terhadap arah percepatan.

Lebih terperinci

BAB 1 ANALISA SKALAR DANVEKTOR

BAB 1 ANALISA SKALAR DANVEKTOR 1.1 Skalar dan Vektor BAB 1 ANAISA SKAA DANVEKT Skalar merupakan besaran ang dapat dinatakan dengan sebuah bilangan nata. Simbul,, dan z ang digunakan merupakan scalar, dan besarna juga dinatakan dalam

Lebih terperinci

v adalah kecepatan bola A: v = ωr. Dengan menggunakan I = 2 5 mr2, dan menyelesaikan persamaanpersamaan di atas, kita akan peroleh: ω =

v adalah kecepatan bola A: v = ωr. Dengan menggunakan I = 2 5 mr2, dan menyelesaikan persamaanpersamaan di atas, kita akan peroleh: ω = v adalah kecepatan bola A: v = ωr. ω adalah kecepatan sudut bola A terhadap sumbunya (sebenarnya v dapat juga ditulis sebagai v = d θ dt ( + r), tetapi hubungan ini tidak akan kita gunakan). Hukum kekekalan

Lebih terperinci

BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR

BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR 1 BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR I. SOAL PILIHAN GANDA 01. Grafik disamping ini menggunakan posisi x sebagai fungsi dari waaktu t. benda mulai bergerak saat t = 0. Dari graaafik ini dapat diambil

Lebih terperinci

(Kegagalan adalah suatu pilihan. Jika hal-hal (yang anda lakukan) tidak mengalami kegagalan, artinya anda tidak cukup melakukan inovasi) Elon Musk

(Kegagalan adalah suatu pilihan. Jika hal-hal (yang anda lakukan) tidak mengalami kegagalan, artinya anda tidak cukup melakukan inovasi) Elon Musk Contact Person : Failure is an option. If things are not failing, you are not innovating enough (Kegagalan adalah suatu pilihan. Jika hal-hal (yang anda lakukan) tidak mengalami kegagalan, artinya anda

Lebih terperinci

KINEMATIKA. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT.

KINEMATIKA. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT. KINEMATIKA Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT. KINEMATIKA LAJU: Besaran Skalar. Bila benda memerlukan waktu t untuk menempuh jarak d, maka laju rata-rata adalah

Lebih terperinci

BAB 3 DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR

BAB 3 DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR 80 BAB 3 DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR Benda tegar adalah benda yang dianggap sesuai dengan dimensi ukuran sesungguhnya dengan jarak antar partikel penyusunnya tetap. Ketika benda tegar

Lebih terperinci

Tri Widodo UNTUK SMA/MA

Tri Widodo UNTUK SMA/MA diunduh dari http://www.pustakasoal.com Tri Widodo UNTUK SMA/MA XI Tri Widodo FISIKA untuk SMA/MA Kelas XI Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional dilindungi Undang-undang FISIKA untuk SMA/MA Kelas

Lebih terperinci

Distribusi Tekanan pada Fluida

Distribusi Tekanan pada Fluida Distribusi Tekanan pada Fluida Ref: White, Frank M., 2011, Fluid Mechanics, 7th edition, Chapter 2, The McGraw-Hill Book Co., New York 2/21/17 1 Tekanan pada Fluida Tekanan fluida (fluid pressure): tegangan

Lebih terperinci

BENDA TEGAR FISIKA DASAR (TEKNIK SISPIL) Mirza Satriawan. menu. Physics Dept. Gadjah Mada University Bulaksumur, Yogyakarta

BENDA TEGAR FISIKA DASAR (TEKNIK SISPIL) Mirza Satriawan. menu. Physics Dept. Gadjah Mada University Bulaksumur, Yogyakarta 1/36 FISIKA DASAR (TEKNIK SISPIL) BENDA TEGAR Mirza Satriawan Physics Dept. Gadjah Mada University Bulaksumur, Yogyakarta email: mirza@ugm.ac.id Rotasi Benda Tegar Benda tegar adalah sistem partikel yang

Lebih terperinci

DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN

DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN FIS A. BENDA TEGAR Benda tegar adalah benda yang tidak mengalami perubahan bentuk dan volume selama bergerak. Benda tegar dapat mengalami dua macam gerakan, yaitu translasi dan rotasi. Gerak translasi

Lebih terperinci

dengan vektor tersebut, namun nilai skalarnya satu. Artinya

dengan vektor tersebut, namun nilai skalarnya satu. Artinya 1. Pendahuluan Penggunaan besaran vektor dalam kehidupan sehari-hari sangat penting mengingat aplikasi besaran vektor yang luas. Mulai dari prinsip gaya, hingga bidang teknik dalam memahami konsep medan

Lebih terperinci

DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR

DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR Fisika Kelas XI SCI Semester I Oleh: M. Kholid, M.Pd. 43 P a g e 6 DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR Kompetensi Inti : Memahami, menerapkan, dan

Lebih terperinci

Pembahasan UAS I = 2/3 m.r 2 + m.r 2 = 5/3 m.r 2 = 5/3 x 0,1 x (0,05) 2

Pembahasan UAS I = 2/3 m.r 2 + m.r 2 = 5/3 m.r 2 = 5/3 x 0,1 x (0,05) 2 Pembahasan UAS 2013 1. Sebuah cakram homogen berjari-jari 0,3 m pada titik tengahnya terdapat sebuah poros mendatar dan tegak lurus dengan cakram. Seutas tali dililitkan melingkar pada sekeliling cakram

Lebih terperinci

BAB KINEMATIKA KINEMA

BAB KINEMATIKA KINEMA BAB KINEMATIKA Kinematika Mempelajari tentang gerak benda tanpa memperhitungkan penyebab gerak atau perubahan gerak. Asumsi bendanya sebagai benda titik yaitu ukuran, bentuk, rotasi dan getarannya diabaikan

Lebih terperinci

III. KINEMATIKA PARTIKEL. 1. PERGESERAN, KECEPATAN dan PERCEPATAN

III. KINEMATIKA PARTIKEL. 1. PERGESERAN, KECEPATAN dan PERCEPATAN III. KINEMATIKA PARTIKEL Kinematika adalah bagian dari mekanika yang mempelajari tentang gerak tanpa memperhatikan apa/siapa yang menggerakkan benda tersebut. Bila gaya penggerak ikut diperhatikan maka

Lebih terperinci

FISIKA GERAK MELINGKAR BERATURAN

FISIKA GERAK MELINGKAR BERATURAN K-13 Kelas X FISIK GEK MELINGK BETUN TUJUN PEMBELJN Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami definisi gerak melingkar beraturan dan ciri-cirinya. 2. Memahami

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODUL 5 MOMEN INERSIA

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODUL 5 MOMEN INERSIA LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODUL 5 MOMEN INERSIA Nama : Lukman Santoso NPM : 240110090123 Tanggal / Jam Asisten : 17 November 2009/ 15.00-16.00 WIB : Dini Kurniati TEKNIK DAN MANAJEMEN INDUSTRI PERTANIAN

Lebih terperinci

FIsika DINAMIKA ROTASI

FIsika DINAMIKA ROTASI KTS & K- Fsika K e l a s X DNAMKA ROTAS Tujuan embelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut.. Memahami konsep momen gaya dan momen inersia.. Memahami teorema sumbu

Lebih terperinci

Gerak rotasi: besaran-besaran sudut

Gerak rotasi: besaran-besaran sudut Gerak rotasi Benda tegar Adalah kumpulan benda titik dengan bentuk yang tetap (jarak antar titik dalam benda tersebut tidak berubah) Gerak benda tegar dapat dipandang sebagai gerak suatu titik tertentu

Lebih terperinci

A. Pendahuluan. Dalam cabang ilmu fisika kita mengenal MEKANIKA. Mekanika ini dibagi dalam 3 cabang ilmu yaitu :

A. Pendahuluan. Dalam cabang ilmu fisika kita mengenal MEKANIKA. Mekanika ini dibagi dalam 3 cabang ilmu yaitu : BAB VI KESEIMBANGAN BENDA TEGAR Standar Kompetensi 2. Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam menyelesaikan masalah Kompetensi Dasar 2.1 Menformulasikan hubungan antara konsep

Lebih terperinci

Dr. Ramadoni Syahputra Jurusan Teknik Elektro FT UMY

Dr. Ramadoni Syahputra Jurusan Teknik Elektro FT UMY SISTEM-SISTEM KOORDINAT Dr. Ramadoni Syahputra Jurusan Teknik Elektro FT UMY Sistem Koordinat Kartesian Dalam sistem koordinat Kartesian, terdapat tiga sumbu koordinat yaitu sumbu x, y, dan z. Suatu titik

Lebih terperinci

Bab 6 Momentum Sudut dan Rotasi Benda Tegar

Bab 6 Momentum Sudut dan Rotasi Benda Tegar Bab 6 Momentum Sudut dan Rotasi Benda Tegar A. Torsi 1. Pengertian Torsi Torsi atau momen gaya, hasil perkalian antara gaya dengan lengan gaya. r F Keterangan: = torsi (Nm) r = lengan gaya (m) F = gaya

Lebih terperinci

θ t = θ t Secara grafik θ-t : kecepatan sudut dapat ditentukan menggunakan tangen sudut kemiringan grafik terhadap sumbu t dθ dt d dt Gerak Melingkar

θ t = θ t Secara grafik θ-t : kecepatan sudut dapat ditentukan menggunakan tangen sudut kemiringan grafik terhadap sumbu t dθ dt d dt Gerak Melingkar Gerak Melingkar Posisi dari suatu titik yang mengalami gerak melingkar dinyatakan dengan θ yaitu besar sudut yang telah ditempuh dari awal perhitungan. Kecepatan sudut ω Adalah besar sudut yang ditempuh

Lebih terperinci

PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap 1 Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA

PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap 1 Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap 1 Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA 1. Soal Olimpiade Sains bidang studi Fisika terdiri dari dua (2) bagian yaitu : soal isian singkat (24 soal) dan soal pilihan

Lebih terperinci

Pengertian Momen Gaya (torsi)- momen gaya.

Pengertian Momen Gaya (torsi)- momen gaya. Pengertian Momen Gaya (torsi)- Dalam gerak rotasi, penyebab berputarnya benda merupakan momen gaya atau torsi. Momen gaya atau torsi sama dengan gaya pada gerak tranlasi. Momen gaya (torsi) adalah sebuah

Lebih terperinci

Kinematika. Gerak Lurus Beraturan. Gerak Lurus Beraturan

Kinematika. Gerak Lurus Beraturan. Gerak Lurus Beraturan Kinematika Gerak Lurus Beraturan KINEMATIKA adalah Ilmu gerak yang membicarakan gerak suatu benda tanpa memandang gaya yang bekerja pada benda tersebut (massa benda diabaikan). Jadi jarak yang ditempuh

Lebih terperinci

Apabila lintasan itu dinyatakan dengan satuan s, maka persamaan di atas dapat juga ditulis menjadi :

Apabila lintasan itu dinyatakan dengan satuan s, maka persamaan di atas dapat juga ditulis menjadi : Gerak pada ruang Bila suatu titk zat bergerak, maka titik zat akan membuat lintasan dalam ruang geometri. Lintasan ini merupakan garis atau umumnya merupakan perpotongan dua bidang dalam ruang. Pada koordinat.

Lebih terperinci

S M A 10 P A D A N G

S M A 10 P A D A N G Jln. Situjuh Telp : 071 71 Kode Pos : 19 Petuntuk : Silangilah option yang kamu anggap benar! 1. Grafik di samping menggabarkan posisi x sebagai fungsi dari waktu t. Benda mulai bergerak saat t = 0 s.

Lebih terperinci

Gerak Jatuh Bebas. Sehingga secara sederhana persaman GLBB sebelumya dapat diubah menjadi sbb:

Gerak Jatuh Bebas. Sehingga secara sederhana persaman GLBB sebelumya dapat diubah menjadi sbb: Gerak Jatuh Bebas Gerak jatuh bebas adalah gerak yang timbul akibat adanya gaya gravitasi dan benda tidak berada dalam kesetimbangan. Artinya benda terlepas dan tidak ditopang oleh apapun dari segala sisi.

Lebih terperinci

SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2015 TINGKAT PROPINSI

SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2015 TINGKAT PROPINSI SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 05 TINGKAT PROPINSI FISIKA Waktu : 3,5 jam KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH

Lebih terperinci

Pembahasan UAS I = 2/3 m.r 2 + m.r 2 = 5/3 m.r 2 = 5/3 x 0,1 x (0,05) 2

Pembahasan UAS I = 2/3 m.r 2 + m.r 2 = 5/3 m.r 2 = 5/3 x 0,1 x (0,05) 2 Pembahasan UAS 2014 1. Sebuah cakram homogen berjari-jari 0,3 m pada titik tengahnya terdapat sebuah poros mendatar dan tegak lurus dengan cakram. Seutas tali dililitkan melingkar pada sekeliling cakram

Lebih terperinci

ANALISIS VEKTOR. Aljabar Vektor. Operasi vektor

ANALISIS VEKTOR. Aljabar Vektor. Operasi vektor ANALISIS VEKTOR Aljabar Vektor Operasi vektor Besaran yang memiliki nilai dan arah disebut dengan vektor. Contohnya adalah perpindahan, kecepatan, percepatan, gaya, dan momentum. Sementara itu, besaran

Lebih terperinci

MATEMATIKA. Sesi TRANSFORMASI 2 CONTOH SOAL A. ROTASI

MATEMATIKA. Sesi TRANSFORMASI 2 CONTOH SOAL A. ROTASI MATEMATIKA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 14 Sesi NGAN TRANSFORMASI A. ROTASI Rotasi adalah memindahkan posisi suatu titik (, y) dengan cara dirotasikan pada titik tertentu sebesar sudut tertentu.

Lebih terperinci

KESETIMBANGAN MOMEN GAYA

KESETIMBANGAN MOMEN GAYA 43 MDUL PERTEMUAN KE 5 MATA KULIAH : ( sks) MATERI KULIAH: Momen gaa, sarat kedua kesetimbangan, resultan gaa sejajar, pusat berat, kopel. PKK BAHASAN: KESETIMBANGAN MMEN GAYA 5. PENGERTIAN MMEN GAYA Besar

Lebih terperinci

Transformasi Bidang Datar

Transformasi Bidang Datar Bab Transformasi Bidang Datar Sumber: img07.imageshack.us Pada bab ini, nda akan diajak untuk menentukan kedudukan, jarak ang melibatkan titik, garis, dan bidang dalam dimensi dua sehingga nda dapat menerapkan

Lebih terperinci