MENGAPA KEWIRAUSAHAAN SANGAT PENTING?

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MENGAPA KEWIRAUSAHAAN SANGAT PENTING?"

Transkripsi

1 MENGAPA KEWIRAUSAHAAN SANGAT PENTING? Without entrepreneur, economies become poor and weak. The old will not exist; the new can not enter Pengalaman adalah guru yang sulit sebab ia memberikan ujian dulu kemudian baru pelajarannya Tujuan pembelajaran: Pada akhir sesi pembelajaran peserta diharapkan semakin menyadari peranan penting kewirausahaan. Pada akhir sesi pembelajaran peserta diharapkan menyadari kecenderungan pelaku kewirausahaan Pada akhir sesi pembelajaran peserta memahami kekuatan yang dimiliki usaha kecil Pada akhir sesi pembelajaran peserta mengerti faktor umum yang mengakibatkan gagalnya sebuah usaha kecil.

2 Meet America's Most Promising Company: Smashburger Apakah dunia benar-benar masih membutuhkan yang burger lain? Dengan tiga besar penguasa burger-mcdonald, Burger King dan Wendy's telah menyesaki mal dan jalan raya, dengan lokasi di AS, pemain yang lebih kecil seperti Jack in the Box, Hardee dan Five Guys Burgers & Fries menambah sekitar cabang.tapi dengan semua pasokan yang masih ada permintaan yang besar: Penduduk Amerika mengkonsumsi 13 miliar burger per tahun yang berarti 43 buah untuk setiap pria, wanita dan anak-anak. Setengah laporan negara makan burger setidaknya sekali seminggu. "Hamburger adalah makanan favorit kami," kata Tom Ryan, pendiri Smashburger, seorang anak baru di bisnis burger. "Dan kita masih tidak puas."itulah sebabnya pada tahun 2007 Ryan mulai membangun restoran burger yang cepat, terjangkau, dan bahkan layak dibicarakan. Ini bekerja: Di tengah resesi yang parah, perusahaannya Denver tumbuh hingga 143 lokasi (setengah perusahaan milik, setengah waralaba) dan $ 54 juta pada pendapatan tahunan pada akhir Keunggulan Smashburger ada pada campuran desain produk yang tepat dan pelayanan yang cepat. Seperti "fast casual" pesaingnya Chipotle Grill Meksiko, Panera Bread dan Così, Smashburger menawarkan tarif lebih menarik dan sedikit (kecil) dari pesaingnya dengan harga premium yang wajar. Selain burger, menu Ryan termasuk salad segar, tangan-breaded chicken sandwich, frites sayuran (flash-goreng wortel dan asparagus), Haagen-Dazs milk shake, bahkan bir dan anggur. Harga rata-rata produk mereka: $ 8. (dimana produk McDonald Combo A: burger, kentang goreng dan minuman-berharga sekitar $ 6.)

3 Layanan merupakan hal yang penting juga. Selama dua kunjungan terakhir ke rumah Smashburger dilokasi pusat kota Brooklyn, kasir tersenyum, membuat kontak mata yang solid dan riang menjelaskan nuansa menu. Para pembersih lantai rutin mengisi minuman dan membersihkan piring. "Baby boomer, orang-orang seperti saya, benar-benar layanan nilai yang baik dan pengalaman yang baik," kata Scott Hume, editor Burgerbusiness.com. "Saya pikir mereka mengerti." Dave Prokupek, CEO Smashburger, percaya Anda mendapatkan apa yang Anda inginkan. "Kami berinvestasi lebih dalam hal-hal yang paling penting," katanya. Karyawan baru di perusahaan memperoleh upah $ 9 jam an (upah minimum adalah $ 7,25) dan mendapatkan bonus "Cash Smash" untuk berbagai prestasi. Jika memasak di bawah enam menit secara rata-rata, ia mendapat tambahan 50 sen per jam. Manajer toko bisa mendapatkan bonus bulanan untuk 30% dari gaji dasar mereka-berdasarkan pendapatan bulanan dan opini pelanggan. Franchisee tidak diharuskan untuk menggunakan model ini, tapi banyak yang melakukannya. Ryan dan Prokupek, adalah rekanan yang saling melengkapi. Mereka bertemu pada tahun 2003 melalui Rick Schaden, CEO Quiznos, di mana Ryan adalah kepala pemasaran, Prokupek mengelola kekayaan keluarga Schaden. "Ada begitu banyak teknologi di belakang saus tomat dan mayones, hal ini sehari-hari kita anggap remeh," katanya. "Saya selalu terpesona oleh itu." Setelah lulus sekolah Ryan bekerja pada selai kacang Jif dan kopi Folgers untuk Procter & Gamble. Pada tahun 1988 ia pindah ke Pizza Hut, di mana dia memimpin tim yang datang dengan boneka-kerak pizza. Pada tahun 2001 ia naik ke kepala pejabat pemasaran untuk McDonald di AS. Prokupek lankier, 50, terlihat sedikit seperti Joe Namath,seorang quarterback yang telah berusia lebih. Sebagai junior di University of Wisconsin-Madison ia mendapat pekerjaan di IBM. Setelah sekolah bisnis di Kellogg School Northwestern University of Management, ia bekerja dalam kelompok LBO di Bankers Trust. Dia berhenti pada tahun 1989, membeli paging kecil dan bisnis seluler, dan mulai mendapat lisensi spektrum. Dia menjual perusahaan, yang disebut NationPage, ke Vanguard Wireless untuk harga yang tidak diketahui pada tahun 1997.

4 Ryan dan Prokupek bergabung pada tahun 2006, ketika Ryan memutuskan ia ingin membeli perusahaan burger, Prokupek dikontrak pada sebagai penasihat diluar perusahaan. Mereka membeli satu restoran, Icon Burger di Denver, dan menggunakannya sebagai laboratorium mereka. "Icon Burger adalah menarik karena itu kecil, sudah ada selama beberapa tahun, memiliki arus kas dan dijual," kata Ryan. Mereka bermain-main dengan resep dan desain dapur, menguji ide dengan pelanggan setiap hari. Akhirnya puas, mereka membuka Smashburger pertama di Denver pada bulan Juni Dalam sebulan restoran memiliki garis keluar pintu. Delapan belas bulan kemudian Prokupek menjadi CEO, sehingga Ryan untuk fokus pada menu, yang ia ditingkatkan dengan sandwich ayam, burger vegetarian dengan rasa lokal. Sumber: Forbes.com PERANAN KEWIRAUSAHAAN Masalah pengangguran dan kemiskinan merupakan suatu masalah yang menjadi perhatian pada setiap negara diseluruh dunia. Akan tetapi hingga kini solusi yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan ini masih belum ditemukan. Tentunya masih segar didalam ingatan kita bagaimana Negara sebesar Amerika mengalami goncangan perkekonomian yang berakibat pula terhadap kestabilan perekonomian dunia. Seperti yang dilansir oleh CNBCSabtu (18/8/2012) pemerintah AS, telah memberi pernyataan, angka pengangguran di 44 negara bagian meningkat. Kondisi yang sama saat ini juga dirasakan oleh beberapa negara-negara dengan tingkat perekonomian yang sebelumnya kuat dengan tingkat pengangguran yang rendah sekarang berubah menjadi negara dengan tingkat pengangguran tertinggi didunia. (Lihat Lampiran1) Untuk mengatasi masalah pengangguran dan kemiskinan telah banyak program yang telah disusun dan di terapkan. Jutaan dolar sudah diinvestasikan untuk dapat menciptakan proyek-proyek yang diharapkan bisa menurunkan tingkat pengangguran dan kemiskinan, namun hasilnya belum memuaskan. Sehingga ada satu hal yang pasti

5 kita akan dapati yaitu: pengangguran dan kemiskinan masih bercokol diabat 21 ini. Bagi Negara-negara yang dianugerahi kekayaan alam yang melimpah, situasi yang ditemukan mungkin lebih buruk. Secara alami mereka memiliki segala-galanya untuk kesejahteraan mereka, akan tetapi pada kenyataannya sebagaian rakyat hidup dibawah garis kemiskinan. Apa yang sebenarnya terjadi? Yang hilang adalah Kewirausahaan. Kewirausahaan merupakan faktor kunci seperti yang di ungkapkan oleh Prof. Lester C Thurow (1999) di dalam bukunya Building Wealth 1 yang secara jelas menyatakan, Tidak ada institusi pengganti untuk para agen wirausaha perorangan. Para pemenang permainan wirausaha menjadi makmur dan berkuasa, tetapi tanpa wirausahawan perekonomian menjadi miskin dan lemah. Yang tua tidak akan ada lagi; yang baru tidak dapat masuk. Peranan kewirausahaan dan budaya kewirausahaan dalam pembangunan ekonomi dan sosial sering kali diremehkan. Bagaimanapun, setelah bertahun-tahun menjadi semakin jelas bahwa kewirausahaan memang berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi. Transformasi ide-ide menjadi peluang ekonomi merupakan inti dari kewirausahaan. Sejarah menunjukkan bahwa kemajuan ekonomi telah maju secara signifikan oleh orang-orang yang memiliki jiwa kewirausahaan dan inovatif, mampu memanfaatkan peluang dan berani mengambil risiko. Para wirausaha sering menghasilkan solusi yang tepat dalam suatu kegiatan bisnis dan mereka selalu menentang status quo yang intinya adalah selalu menyukai perubahan. Para wirausaha, mereka adalah para pengambil resiko yang sering melihat suatu peluang dari masalah masalah yang muncul yang bagi sebagian orang dianggap sebagai suatu ancaman bagi keberadaan mereka. ALASAN BERWIRAUSAHA Di Indonesia sampai saat ini masih banyak kita lihat orang baru mencoba memasuki dunia wirausaha setelah dia ditolak bekerja pada beberapa instansi pemerintah, tidak diterima di perusahaan yang diidam-idamkan, atau sudah bekerja pada sebuah instansi kemudian baru keluar dan mulai merintis usaha pada saat mendekati usia pensiun. Sehingga bisa dikatakan wirausaha menjadi alternatif terakhir setelah gagal menjadi

6 pegawai ataupun pegawai negeri bahkan baru akan berpikir menjadi wirausaha setelah mau pensiun atau mendapat PHK. Memang untuk memulai berwirausaha seseorang HARUS memiliki keberanian dan tekad yang kuat karena dalam berwirausaha seseorang seringkali menemui banyak halangan dan ketidakpastian yang tidak ditemui pada saat seseorang menjadi pegawai. Karenanya seorang wirausaha juga harus memiliki semangat dan komitmen yang tinggi dan mau bersusah payah di awal usaha untuk dapat menui kebahagiaan diakhir. Apabila berwirausaha merupakan sebuah pekerjaan yang berat mengapa anda harus tetap berfikir untuk menjadi seorang wirausaha? Mudah saja jawabannya karena dibalik kesusahan dan tantangan yang berat dalam berusaha PASTI ada sesuatu yang besar yang akan dapat anda peroleh. Seperti sebuah koin yang memiliki dua sisi dimana ada banyak alasan yang membuat anda menahan diri menjadi seorang wirausaha tapi sisi lainnya ada pula lebih banyak alasan mengapa menjadi seorang wirausaha bisa menjadi pilihan yang tepat bagi anda selain karena sudah terdesak. Ada beberapa alasan mengapa menjadi seorang wirausaha menjadi sebuah pilihan yang perlu anda pertimbangkan: 1. Wirausahawan sebagai Pahlawan Bagaimana tidak seorang wirausahawan dikatakan sebagai pahlawan, karena dengan menjadi seorang wirausaha kita anda paling tidak dapat memberikan lapangan pekerjaan kepada paling tidak satu orang. Hal lainnya adalah wirausahawan juga membantu masalah negara untuk mengurangi tingkat pengangguran, pemerataan kesejahteraan dan pengentasan kemiskinan yang masih menjadi masalah pelik di negara kita. 2. Bebas secara keuangan Bila anda menjadi pegawai baik itu pegawai swasta atau pegawai negeri ada pasti ada batas maksimal dalam memperoleh penghasilan. Lihat saja pegawai negeri dengan golongan tertinggi tetap memiliki aturan-aturan gaji pokok dan beberapa tunjangan serta fasilitasnya. Walaupun seorang pegawai dapat menghasilkan laba milyaran rupiah bagi suatu perusahaan, kenaikan gajinya tidak akan sebanding dengan kenaikan laba perusahaan yang diperoleh. Selain itu kenaikan gaji

7 terkadang tidak bisa mengimbangi kenaikan harga-harga kebutuhan hidup yang makin meningkat pesat. Selain itu meski kita memiliki prestasi yang baik jika pendidikan kita tidak cukup tinggi maka akan sulit untuk mendapatkan gaji yang tinggi. Seorang Wirausaha bisa menentukan besarnya pendapannya yang sampai secara tak terbatas. Banyak orang bekerja pada orang lain hanya sebagai loncatan untuk mencari modal usaha dan modal relasi. Meski telah mendapatkan fasilitas yang bagus di perusaaan tidak jarang seorang dengan jiwa wirausaha keluar dan mengembangkan usaha sendiri dengan modal pengalaman bekerja. 3. Bebas dalam mengelola Waktu Dengan mempunyai usaha sendiri, seorang wirausaha akan mempunyai jam kerja yang bebas, tidak terikat jam kantor, serta bebas dari pelanggaran disiplin kantor. Apa bila bisnis yang dijalankan sudah berjalan dengan baik tidak perlu setiap hari kita pergi ke kantor karena bisa didelegasikan kepada orang lain. Waktu bisa dibagi untuk kegiatan bisnis yang lain atau aktifitas lain. Meski wirausaha memerlukan disiplin yang tinggi tetapi dengan memiliki usaha sendiri kita bisa mengatur waktu sesuai kebutuhan kita sendiri tanpa diatur oleh orang lain. Karenanya sering kita dengar wirausaha orang yang bebas mengelola waktunya. 4. Memiliki Peluang untuk Mengendalikan Nasib Anda Sendiri Memiliki suatu usaha memberikan kebebasan dan peluang pada wirausahawan untuk mencapai sasaran yang mereka anggap penting. Sepertinya seorang wirausaha ingin menggunakan usaha yang dimilikinya untuk mewujudkan keinginan dalam hidupnya. Wirausaha meraih kepuasan pribadi dengan menyadari bahwa mereka sendirilah daya dorong di balik bisnis mereka 5. Kesempatan Melakukan Perubahan Semakin banyak wirausaha yang memulai usahanya karena mereka melihat kesempatan untuk membuat perubahan yang menurut mereka penting. Mungkin berupa keinginan menyediakan perumahan yang murah dan layak untuk keluarga miskin, atau mendirikan program daur ulang untuk melestarikan sumberdaya alam yang terbatas. Para wirausaha kini menemukan cara-cara untuk mengkombinasikan keprihatinan mereka terhadapa masalah sosial dengan keinginan menjalani hidup lebih baik

8 6. Peluang untuk Menggunakan Potensi Sepenuhnya Terlalu banyak orang yang mendapatkan bawa pekerjaan mereka membosankan, tidak menantang, dan tidak menarik. Tetapi pada seorang wirausaha kebanyakan mereka tidak merasa berbeda antara bekerja dan bermain. Kondisi ini akan memacu wirausaha untuk bekerja secara maksimal dan mengeluarkan kemampuan yang terbaik yang mereka miliki untuk dapat mempertahankan usaha yang di milikinya. 7. Memiliki Peluang untuk Melakukan Apa yang Anda Suka Yang umum dirasakan oleh para wirausaha adalah kegiatan kerja yang mereka lakukan sesungguhnya bukanlah kerja. Kebanyakan wirausaha yang berhasil memilih masuk dalam bisnis tertentu, dikarenakan mereka tertarik dan menyukai pekerjaan tersebut. Wirauasaha membuat kegemaran mereka menjadi pekerjaan mereka dan mereka sangat senang melakukannya. Dalam berwirausaha yang paling perlu perlu dikembangkan adalah motif berusaha dan bekerja keras, kesuksesan dalam berwirausaha adalah prestasi yang ditentukan oleh diri sendiri bukan ditentukan orang lain. Motif ini mestinya menjadi filosofi dasar seorang wirausaha. Hal kedua adalah semangat berkompetisi secara sehat, bisnis adalah persaingan menjadi yang terbaik. Persaingan yang ketat memerlukan kemauan dan tekad keras,serta kesanggupan berpacu dengan keunggulan. Motif berafiliasi juga juga perlu perlu diperhatikan karena karena wirausaha harus pandai pandai meningkatkan meningkatkan kemampuan manajerial yang mampu menggerakkan orang lain dengan sebaik-baiknya yang dilakukan dengan menjalin hubungan antar sesama yang yang baik. KECENDERUNGAN DALAM KEWIRAUSAHAAN Sebenarnya setiap orang memiliki potensi untuk jadi seorang wirausaha, tetapi lingkungan dimana seseorang itu hidup dan bersosialisasi akan memiliki pengaruh besar dalam perkembangan potensi wirausaha tersebut. Meski demikian ada kelompok kelompok tertentu yang dapat lebih cepat masuk dalam kegiatan kewirausahaan. Adapun kelompok-kelompok itu adalah:

9 WIRAUSAHA WANITA Saat ini pertumbuhan wirausaha wanita mengalami perkembangan yang cukup pesat dimana pertumbuhan wirausaha wanita di Amerika tiga kali lebih tinggi dari wirausaha Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia pada 2010 sekitar 60% UKM dikelola oleh perempuan Indonesia. Hal ini tanpa disadari bahwa perempuan memiliki peranan penting dalam meningkatkan perekonomian negara. Angga Bratadharma pria. Seorang penulis mengatakan Kewirausahaan telah bersifat unisex seperti celana jeans, dimana di bidang ini seorang wanita dapat mengembangkan impian ataupun harapan terbesarnya. Lebih dari 70 persen usaha-usaha baru para wanita memiliki usaha lebih dari 8.5 juta usaha kecil dan mempekerjakan lebih dari 17 juta orang dimana hal ini berarti terjadi peningkatan lebih dari 45 persen sejak era tahun Di Indonesia sendiri pada saat ini 60 % kegiatan usaha kecil atau yang dikenal juga dengan sebutan UMKN dikelola oleh kaum pengusaha wanita. Adapun skala bisnis yang dibuka oleh wanita di Amerika cenderung lebih kecil dari yang dibuka laki-laki, tetapi dampaknya sama sekali tidak kecil. Perusahaanperusahaan yang dimiliki wanita mempekerjakan lebih dari 15,5 juta karyawan atau 35 persen lebih banyak dari semua karyawan Fortune 500 di seluruh dunia. Wanita memiliki 36 persen dari semua bisnis-sekitar 7,7 juta di Amerika dan menghasilkan penjualan sekitar $1,4 trilliun pertahun 34(1). Meskipun bisnis mereka cenderung tumbuh lebih lambat dari perusahaan yang dimilki pria, wanita pemiliki bisnis memiliki kelangsungan bisnis yang lebih tinggi dibandingkan keseluruhan bisnis di Amerika. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa ketahanan bisnis kaum hawa selama tiga tahun adala 72,2 persen dibandingkan 66.6 persen untuk keseluruhan bisnis. 3.35(1)

10 Karakteristik antara wirausaha wanita dan pria secara umum adalah tidak jauh berbeda, wirausaha wanita berbeda dalam hal motivasi, kemampuan bisnis dan latarbelakang pekerjaan. Perbandingan karakter antara wirausaha wanita dan pria dapat dilihat dari tabel dibawah ini: Perbandingan karakteristik antara wirausaha wanita dan pria Karakteristik Wirausaha Pria Wirausaha Wanita Motivasi Titik Awal Sumber pembiayaan Karakteristik pribadi Latar Belakang Tipe dari Usaha awal Prestasi - berusaha untuk membuat sesuatu Prestasi pencapaian tujuan terjadi Kebebasan melakukan segalanya Kebebasan pribadi - citra diri yang berkaitan dengan status melalui peran mereka dalam perusahaan mereka tidak penting. Kepuasan kerja yang timbul dari keinginan untuk berada dalam kontrol sendiri Ketidakpuasan terhadap pekerjaan saat ini Frustasi di tempat kerja Pekerjaan sambilan di kampus, pekerjaan saat ini atau muncul dari pekerjaan saat ini Diberhentikan Ada kesempatan mengambil alih Minat Perubahan keadaan pribadi Tabungan dan asset pribadi Tabungan dan asset pribadi Pembiayaan bank Hutang pribadi Investor Pinjaman dari teman dan keluarga Berpendirian keras dan persuasive Fleksibel dan toleran Orientasi tujuan Orientasi tujuan Inovatif dan idealistis Kreative dan realistis Kepercayaan diri yang tinggi Kepercayaan diri yang sedang Antusias dan energik Antusias dan energik Harus menjadi bos Memiliki kemampuan untuk berhubungan dengan lingkungan sosial dan ekonomi Usia saat memulai usaha sekitar tahun Usia saat memulai usaha sekitar 35- Ayah seorang wirausaha 45 tahun Kuliah jurusan bisnis atau teknik Ayah seorang wirausaha Anak pertama Kuliah jurusan seni Anak pertama Industri atau konstruksi Ada kaitannya dengan usaha jasa pendidikan, konsultan atau kehumasan

11 WIRAUSAHA PARUH WAKTU Memulai usaha secara paruh waktu merupakan sebuah pintu masuk yang populer untuk secara total menjadi seorang wirausaha. Wirausaha paruh waktu mendapatkan yang terbaik dari kedua dunianya: mereka dapat masuk kedunia bisnis tanpa mengorbankan keamanan pendapatan dan fasilitas tetap dari pekerjaan utamanya. Keuntungan yang utama dalam bisnis paruh waktu adalah resiko yang lebih rendah apabila terjadi kegagalan dalam usaha yang dibangunnya. Banyak pengusaha paruh waktu ini menguji suasana kewirausahaan untuk melihat apakah gagasan bisnis mereka berhasil dan apakah mereka akan menikmati usaha mandiri yang mereka bangun saat ini. Dengan berkembangnya usaha mereka, para pengusaha paruh waktu akan menghabiskan lebih banyak waktu untuk berwirausaha sampai akhirnya terbentuk bisnis yang sepenuhnya. TELEDINE GROUP Adam Rodell, perwakilan penjualan AT&T, dan Frank Capristo, seorang insinyur di perusahaan konstruksi, memutuskan bahwa cara terbaik untuk menguji gagasan bisnis mereka adalah dengan menjadi wirausahawan paruh waktu. Setiap malam dan akhir minggu, kedua wirausahawan ini menjalankan The Teledine Group, yaitu pemandu makan malam interaktif di mana pelanggan dapat menelpon ke nomor telepon bebas pulsa dan mendapatka informasi tentang bermacam-macam restoran didaerah tersebut. Dengan beroperasi dari rumah Rodell, mereka telah berhasil memperoleh pendaftaran dari lebih 300 restoran kedalam daftar jasa mereka. Walaupun menjalankan bisnis secara paruh waktu berdampak terhadap pertumbuhan bisnis menjadi lebih lambat dari pada yang mereka inginkan BISNIS di RUMAH Bisnis di rumah (home base business) berkembang dengan sanagat cepat, dimana para wirausaha di Amerika menjalankan lebih dari 27,1 juta bisnis dari rumah-rumah mereka (oleh para ahli pemasaran kecenderungan ini diistilahkan sebagai Home Coming),dan peringkat mereka tumbuh dengan sangat cepat dimana secara rata-rata

12 bisnis rumah tangga baru lahir tiap 11 detik. Dimasa lalu bisnis dirumah cenderung berupa industri rakyat yang tidak menarik seperti kerajinan atau menjahit. Perusahaanperusahaan di rumah dijalankan terutama oleh para wirausahawan wanita yang merupakan dua pertiga dari seluruh bisnis di rumah. Meningkatnya jumlah wirausaha wanita dan paruh waktu akan terus menumbuhkan bisnis-bisnis yang bertempat dirumah, seiring dengan kemajuan teknologi (computer dan peralatan komunikasi) yang megubah rumah sederhana menjadi pondok elektronik. Penelitian dari Link Resources Corporation menunjukkan tingginya tingkat keberhasilan usaha di rumah dimana ternyata 85 persen dari perusahaan-perusahaan jenis ini masih beroperasi setelah tiga tahun. Untuk dapat berhasil dalam mengembangkan usaha di rumah ada beberapa aturan yang harus dituruti oleh para wirausahawan rumah, seperti: Aturan 1 Pilih lokasi yang paling efisien untuk kantor anda. Sekitar separuh dari wirausahawan dirumah menjalankan usahanya di kamar yang tidak terpakai. Hindari ruang tidur atau ruang keluarga anda Aturan 2 Pusatkan gagasan bisnis anda. Hindari kecenderungan segala hal untuk semua orang. Sebagian bisnis rumah yang berhasil memusatkan diri pada kelompok pembeli atau spesialisasi tertentu Aturan 3 Bicarakan aturan bisnis dengan keluarga anda. Menjalankan bisnis dirumah berarti anda dapat lebih banyak berkumpul dengan keluarga atau sebaliknya keluarga anda juga dapat lebih banyak bersama anda Aturan 4 PIlih nama bisnis yang cocok. Keputusan pemasaran anda yang pertama adalah nama perusahaan anda, jadi pilihlah yang bagus. Menggunakan nama Anda sendiri memang mudah, tetapi biasanya tidak membantu dalam menjual produk atau jasa anda Aturan 5 Beli peralatan yang benar. Kantor dirumah yang berkelengkapan baik harus memiliki telepon terpisah, computer, printer, mesin fax, fotocopy, scanner, tetapi ingat anda tidak perlu membeli semuanya sekaligus Aturan 6 Berpakaian yang Layak. Menjadi pekerja kerah terbuka memang menyenangkan. Tetapi bila diperlukan berpakaianlah yang layak seperti ketika bertemu dengan pelanggan. Hindari kecenderungan duduk-duduk

13 menggunakan baju tidur sepanjang hari Aturan 7 Belajar menjadi pengalih perhatian. Cara terbaik untuk menghadapi perhatian sewaktu bekerja dirumah adalah dengan memilih bisnis yang benar-benar anda sukai. Aturan 8 Sadarilah bahwa telepon dapat menjadi teman terbaik. Atau musuh terburuk anda. Sebagai wirausaha di rumah, Anda akan menggunakan banyak waktu menggunakan telepon, pastikan penggunaannya produktif. Aturan 9 Tegaslah dengan teman dan tetangga. Kadang kala teman dan tetangga memiliki pandangan salah, bahwa karena anda berada dirumah, anda sedang tidak bekerja. Bila seseorang dating mengobrol sewaktu anda bekerja, berilah penjelasan dengan baik bahwa anda sedang bekerja. Aturan 10 Bersiaplah bila bisnis Anda mengharuskan kedatangan klien kerumah anda.berpakaianlah yang pantas jangan menggunakan pakaian untuk dirumah, Pastikan kantor anda menampilkan citra professional Aturan 11 Gunakan kotak pos. Apabila perampokan dan pencurian meningkat, disarankan menggunakan alamat kotak pos bukannya alamat rumah. Hal ini dapat menghindarkan tindakan criminal Aturan 12 Jaringan,jaringan, jaringan. Keterisolasian dapat menjadi masalah bagi kewirausahaan di rumah dan jalan terbaik untuk mengatasi hal ini adalah dengan membentuk jaringan. Aturan 13 Bangga terhadap bisnis di rumah anda. Hanya beberapa dasawarsa yang lalu, kerja di rumah memberi kesan kurang baik. Saat ini wirausaha dan bisnis dirumah sangat dihargai. Banggalah dengan Bisnis anda WIRASUTRI Wirasutri (copreneurs) adalah pasangan suami istri wirausaha yang bekerja bersama sebagai rekan kerja dalam bisnis mereka. Tidak seperti Mom dan Pop yang bekerja secara tradisional (suami sebagai atasan dan istri sebagai bawahan), wirasutri menciptakan pembagian kerja berdasarkan keahlian dan bukan berdasarkan gender. Mengelola sebuah bisnis kecil dengan pasangan tampaknya merupakan resep menuju

14 pertengkaran yang akan berlangsung lama akan tetapi sebagian wirasutri mengatakan tidak. Tidak ada yang lebih menarik daripada membina bisnis dan melihatnya tumbuh bersama-sama orang yang anda cintai, kata Marcia Sherrill yang dengan suaminya William Kleinberg, menjalankan perusahaan Kleinberg Sherrill, sebuah perusahaan asessori dari bahan kulit. Wirasutri yang berhasil, belajar membangun landasan hubungan kerja yang sukses sebelum mereka mendirikan bisnis. Beberapa sifat yang mereka andalkan mencakup: Membuat penilaian apakah kepribadian mereka akan menjadi sebuah sinergi yang baik atau malah menjadi sebuah konflik dalam lingkup bisnis Saling menghotmati bakat masing-masing Tujuan bisnis yang sesuai dengan tujuan hidup yang menjadi sebuah visi bersama dimana posisi mereka adalah sejajar bukan atasan atau bawahan Keterampilan bisnis yang saling melengkapi yang diakui dan dihargai oleh masing-masing pihak dan mengarah pada identitas bisnis yang unik pada masing-masing pasangan Kemampuan menjaga jalur komunikasi tetap terbuka, berbicara dan mendengarkan masalah-masalah baik pribadi maupun bisnis Pembagaian peran dan wewenang yang jelas, idealnya berdasarkan pada keterampilan dan kemampuan masing-masing pasangan, untuk meminimumkan konflik dan perebutan pengaruh Kemampuan untuk saling mendorong semangat masing-masing dan mengangkat pasangan yang kurang bersemangat Ada batas antara kehidupan bisnis dan kehidupan pribadi agar yang satu tidak mengganggu yang lain Adanya rasa humor dalam mengelola bisnis ini bersama Meskipun wirasutri bukan untuk semua orang, tetapi untuk banyak pasangan kecenderungan menjadi sangat tepat dan mampu mendorong keberhasilan bisnis. Baik suami maupun istri bekerja untuk sasaran yang sama, tetapi memusatkan pada bakat masing-masing. Menurut seorang konsultan bisnis keluarga, dengan menyatukan semua keterampilan ini satu tambah satu lebih dari pada dua.

15 KEKUATAN BISNIS KECIL Dalam perekonomian Indonesia sektor usaha kecil memiliki peran yang sangat besar dalam perekonomian, terutama dikaitkan dengan jumlah tenaga kerja yang mampu diserap oleh usaha kecil. Peran usaha kecil dalam perekonomian Indonesia paling tidak dapat dilihat dari beberap aspek seperti: (1) kedudukannya sebagai pemain utama dalam kegiatan ekonomi di berbagai sektor, (2) penyedia lapangan kerja yang terbesar, (3) pemain penting dalampengembangan kegiatan ekonomi lokal dan pemberdayaan masyarakat, (4) pencipta pasar baru dansumber inovasi, serta (5) sumbangannya dalam menjaga neraca pembayaran melalui kegiatan ekspor Di Amerika dari 22 juta bisnis saat ini, sekitar 21,75 juta dapat digolongkan sebagai usaha kecil. Industri kecil di Amerika bergerak hampir disemua jenis industri, meskipun kebanyakan perusahaan kecil terkonsentrasi dalam industri eceran dan jasa. Tidak hanya di Amerika di Indonesia Usaha kecil memiliki sumbangan yang sama besarnya terhadap perekonomian dan penyerapan tenaga kerja. Berdasarkan data yang di keluarkan oleh Kementerian Koperasi dan UMKM pada tahun 2010 jumlah tenaga kerja yang bekerja pada sektor UMKM memiliki porsi sebesar 97,22 persen ( orang) dan pada sektor industri besar hanya mampu menyerap tenaga kerja sebesar 2,78 persen ( ). Perusahaan kecil tidak hanya menciptakan lapangan pekerjaan yang sangat besar, melainkan juga menanggung beratnya melatih karyawan. Penelitian yang dilakukan oleh Small Business Administration menyimpulkan bahwa bisnis kecil merupakan pemimpin dalam memberikan pelatihan dan peluang dan kemajuan pada karyawan. Usaha kecil memberikan pelatihan keterampilan umum lebih banyak dibandingkan dengan perusahaan besar. Meskipun program pelatihan cenderung tidak resmi, dilakukan di dalam perusahaan sambil bekerja, perusahaanperusahaan kecil mengajarkan keterampilan-keterampilan yang sangat berharga, dari cara menulis surat hingga pemakaian komputer. Dalam situs Forbes.com diungkapkan bahwa sepuluh besar perusahaan Amerika yang paling menjanjikan dan memiliki ambisi global adalah usaha dengan skala yang kecil. Seperti anda lihat pada tabel dibawah ini peringkat pertama untuk perusahaan

16 yang paling menjanjikan di Amerika di pegang oleh Smashburger yang memiliki hanya 67 karyawan tetapi mampu menghasilkan USD 39.4 juta.

17 MENGAPA USAHA KECIL GAGAL dan BAGAIMANA MENGATASINYA? Karena keterbatasan sumberdaya, kurangnya pengalaman manajemen, dan kurangnya kestabilan keuangan merupakan beberapa hal yang menyebabkan kegagalan yang sangat cepat pada usaha kecil. Dengan menelaah sebab-sebab kegagalan bisnis mungkin dapat membantu anda untuk menghindari masalah tersebut. Adapun sebabsebab kegagalan dalam usaha kecila adalah: KETIDAKMAMPUAN MANAJEMEN Dalam kebanyakan usaha kecil, kurangnya pengalaman manajemen atau lemahnya kemampuan pengambilan keputusan merupakan masalah utama dari kegagalan usaha. Kadang-kadang menejer usaha kecil tidak memiliki kemampuan untuk menjalankan usaha tersebut dengan baik, Pemiliknya kurang mempunyai kepemimpinan dan pengetahuan yang diperlukan untuk membuat bisnis tersebut berjalan dengan baik. Yang mematikan perusahaan biasanya tidak banyak hubungannya dengan kekuarangan uang, bakat atau informasi, jika dibandingkan dengan sesuatu yang lebih mendasar: seperti kurangnya penilaian yang baik dan pemahaman kata seorang peneliti bisnis. KURANG PENGALAMAN Calon wirausaha perlu memiliki pengalaman dalam bidang yang akan dimasukinya. Sebagai contoh, bila seseorang ingin membuka bisnis ritel pakaian sebaiknya ia mengerti seluk beluk dalam berusaha ritel pakaian tersebut dan cara paling mudah adalah bekerja pada sebuah usaha ritel pakaian. Hal ini akan memberikan pengalaman praktis dan pengetahuan tentang seluk beluk usaha tersebut. Pengalaman jenis ini dapat benar-benar berpengaruh atas kegagalan atau keberhasilan.idealnya, calon wirausaha harus memiliki keterampilan teknis yang memadai (pengalaman kerja mengenai pengoperasian fisik bisnis dan kemampuan konsep yang mencukupi); kemampuan memvisualisasi, mengkoordinasi, dan mengintegrasikan berbagai kegiatan usaha menjadi sesuatu yang sinergis; dan keterampilan mengelola orang-orang dalam organisasi serta memotivasi mereka untuk meningkatkan tingkat kinerja mereka. LEMAHNYA KENDALI KEUANGAN

18 Manajemen yang sehat adalah kunci keberhasilan usaha kecil, dan manajer yang handal menyadari bahwa semua keberhasilan usaha memerlukan kendali keuangan yang baik. Terutama pada sebagian besar bisnis kecil, ruang untuk melakukan kesalahan dalam mengelola keuangan harus sangat diperkecil. Ada dua kesalahan keuangan yang sering terjadi pada usaha kecil: kekurangan modal dan kelemahan dalam kebijakan kredit kepada pelanggan. 1. Kekurangan Modal Banyak pemilik usaha kecil membuat kesalahan pada awal bisnisnya dengan hanya modal dengkul yang merupakan kesalahan. Wirausahawan cenderung terlalu optimis dan salah menilai uang yang dibutuhkan untuk masuk kedalam bisnis. Sebagai akibatnya, mereka memulai usaha dengan modal yang terlalu sedikit dan tampaknya permodalan yang memadai tidak akan pernah tercapai mengingat perusahaan mereka memerlukan semakin banyak uang untuk mendanai pertumbuhannya. 2. Kelemahan Dalam Kebijakan Kredit Terhadap Pelanggan Tekanan terhadap usaha kecil untuk menjual secara kredit sangat kuat. Beberapa wirausaha melihat peluang untuk mendapatkan keunggulan persaingan terhadap pesaing mereka dengan cara menawarkan penjualan kredit. Apapun kasusnya, pemilik usaha kecil harus mengendalikan penjualan kredit secara hati-hati karena kegagalan mengendalikannya dapat menghancurkan kesehatan keuangan usaha kecil. Praktek kredit dan penagihan yang buruk biasa terjadi pada banyak usaha kecil yang gulung tikar. Gagal Mengembangkan Perencanaan Strategis Terlalu banyak pengusaha kecil yang mengabaikan proses perencanaan strategis, karena mereka mengira hal tersebut hanya bermanfaat untuk perusahaan besar. Saya tidak punya waktu atau Kami terlalu kecil untuk mengembangkan rencana strategis kata mereka mencari alasan. Tetapi kegagalan perencanaan biasanya mengakibatkan kegagalan dalam bertahan hidup. Tanpa suatu strategi yang didefinisikan dengan jelas, sebuah bisnis tidak memiliki dasar yang berkesinambungan untuk menciptakan dan memelihara keunggulan bersaing dipasar. Membangun sebuah perencanaan strategis memaksa seorang wirausaha untuk menilai secara realistis potensi bisnis yang diusulkan.

19 Pertumbuhan Tak Terkendali Pertumbuhan merupakan sesuatu yang alamiah, sehat dan didambakan oleh semua perusahan, tetapi pertumbuhan haruslah terencana dan terkendali. Pakar manajemen Peter Drucker menyatakan bahwa perusahaan yang baru berdiri dapat diperkirakan mengalami pertumbuhan terlalu pesat dibandingkan dengan basis modal mereka apabila penjualan mengingkat 40 sampai 50 persen. Idealnya, perkembangan harus didanai dari laba ditahan atau tambahan modal dari pemiliknya, tetapi sebagaian besar bisnis mengambil pinjaman paling tidak untuk sebagian investasi modalnya. Perluasan biasanya memerlukan perubahan besar dalam struktur organisasi,praktek-praktek bisnis seperti prosedur pengendalian persedian dan pengendalian keuangan, penugsan karyawan, dan bidang lainnya. Tetapi perubahan yang paling penting terjadi dalam kemampuan manajerial. Dengan berkembangnya ukuran dan kompleksitas bisnis, masalah-masalah cenderung meningkat proporsinya dan manajer harus belajar menangani hal ini. Kadang-kadang wirausahawan mendorong pertumbuhan cepat, yang akhirnya berakibat melawati kemampuannya dalam mengelola bisninya. Lokasi Yang Buruk Untuk bisnis apapun, pemilihan lokasi yang tepat untuk sebagian merupakan suatu seni-dan untuk sebagian lagi ilmu. Sangat sering lokasi dipilih tanpa penelitian, pengamatan dan perencanaan yang layak. Beberapa pemiliki usaha memilih lokasi karena ada tempat kosong. Padahal masalah lokasi merupakan hal yang berbahaya apabila dilakukan secara untung-untungan. Akibat ketidaktepatan lokasi, penjualan tidak berkembang dan bisnis ini gagal. Faktor lain yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi adalah besarnya sewa yang harus dibayar. Meskipun penting untuk tidak membayar biaya sewa yang terlalu tinggi, tetapi pemilik usaha harus membandingkan antara biaya dengan efek lokasi terhadap penjualan. Lokasi memiliki dua dal penting yaitu berapa biayanya dan berapa besar penjualan yang dapat dihasilkannya. Pengendalian Persediaan yang Tidak Baik Umumnya, investasi terbesar yang harus dilakukan pemilik usaha kecil adalah dalam persediaan, namun pengendalian persediaan adalah salah satu tanggung jawab manajerial yang sering diabaikan. Tingakat persediaan yang tidak mencukupi akan

20 mengakibatkan kekurangan dan kehabisan stok. Hal ini dapat mengakibatkan pelanggan kecewa dan pergi. Situasi yang umum adalah pengusaha tidak hanya kebanyakan persediaan, tetapi juga terlalu banyak persediaan yang salah jenis. Banyak usaha kecil yang uangnya terlalu banyak mati tertanam dalam persediaan yang tidak bermanfaat. Ketidakmampuan Membuat Transisi Kewirausahaan Berhasil melewati tahap awal kewirausahaan bukanlah jaminan keberhasilan usaha. Setelah berdiri, pertumbuhan biasanya memerlukan perubahan gaya manajemen yang secara drastic berbeda. Kemampuan-kemampuan yang tadinya membuat seorang wirausahawan berhasil seringkali mengakibatkan ketidakefektifan menejerial. Pertumbuhan mengharuskan wirausahawan untuk mendelegasikan wewenang dan melepaskan kegiatan pengendalian sehari-hari-sesuatu yang biasaya tidak mampu dilakukan oleh banyak wirausahawan. CARA MENGHINDARI KEGAGALAN Kita telah melihat alasan-alasan yang paling umum di balik kegagalan bisnis kecil. Sekarang kita harus mempelajari cara menghindari kegagalan dan memperoleh wawasan mengenai apa yang membuat usaha berhasil. Mengenal Bisnis Anda Secara Mendalam Bila anda masuk ke dalam suatu kegiatan yang tidak benar-benar anda ketahui, anda akan gagal kata seorang konsultan usaha kecil. Dapatkan pendidikan terbaik dibidang bisnis itu sebelum anda membuka bisnis anda sendiri. Baca segala macam hal yang mungkin seperti jurnal niaga, majalah bisnis yang ada kaitannya dengan usaha anda. Hubungan pribadi dengan pemasok, pelanggan, perkumpulan bisnis dan kegiatan lainnya dalam usaha yang sama adalah cara lain yang baik untuk memperoleh pengetahuan itu. Mengembangkan Rencana Bisnis yang Matang Untuk seorang wirausaha baru, rancana bisnis yang ditulis dengan baik adalah resep yang sangat penting untuk keberhasilan bisnis. Tanpa rencana bisnis yang matang perusahan akan berjalan tanpa arah yang jelas. Namun biasanya wirausaha yang cenderung menjadi orang yang cepat bertindak, sering kali melompat ke suatu usaha

MENGAPA KEWIRAUSAHAAN SANGAT PENTING? Dosen: Hadi Cahyono SE.MM Universitas Narotama

MENGAPA KEWIRAUSAHAAN SANGAT PENTING? Dosen: Hadi Cahyono SE.MM Universitas Narotama MENGAPA KEWIRAUSAHAAN SANGAT PENTING? Dosen: Hadi Cahyono SE.MM Universitas Narotama Without entrepreneur, economies become poor and weak. The old will not exist; the new can not enter Lester Thurow Pengalaman

Lebih terperinci

Kewirausahaan. Tantangan dan Masalah Dalam Berwirausaha. Ari Sulistyanto, S. Sos., M.I.Kom. Modul ke: Fakultas FEB

Kewirausahaan. Tantangan dan Masalah Dalam Berwirausaha. Ari Sulistyanto, S. Sos., M.I.Kom. Modul ke: Fakultas FEB Kewirausahaan Modul ke: Fakultas FEB Tantangan dan Masalah Dalam Berwirausaha Ari Sulistyanto, S. Sos., M.I.Kom Program Studi Manajemen http://www.mercubuana.ac.id Bagian Isi Masalah yang dihadapi dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator penting untuk menganalisis pembangunan ekonomi yang terjadi disuatu Negara yang diukur dari perbedaan PDB tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan agar daya saing Asean meningkat serta bisa menyaingi Cina dan India

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan agar daya saing Asean meningkat serta bisa menyaingi Cina dan India BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lebih dari satu dekade lalu, para pemimpin Asean sepakat membentuk sebuah pasar tunggal di kawasan Asia Tenggara pada akhir 2015 mendatang. Ini dilakukan agar daya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan bagian penting dalam kehidupan perekonomian suatu negara, sehingga merupakan harapan bangsa dan memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerja kalah cepat dengan kenaikan jumlah lulusan. Sangat ironis bila kita

BAB I PENDAHULUAN. kerja kalah cepat dengan kenaikan jumlah lulusan. Sangat ironis bila kita BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan kita telah berhasil menghasilkan lulusan dengan tanda lulus belajar untuk masuk ke pasar kerja namun sayangnya kenaikan jumlah lapangan kerja kalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN an merupakan pukulan yang sangat berat bagi pembangunan Indonesia. ekonomi yang lebih besar justru tumbang oleh krisis.

BAB I PENDAHULUAN an merupakan pukulan yang sangat berat bagi pembangunan Indonesia. ekonomi yang lebih besar justru tumbang oleh krisis. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Krisis moneter yang terjadi secara mendadak dan di luar perkiraan pada akhir 1990-an merupakan pukulan yang sangat berat bagi pembangunan Indonesia. Dampak

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN ENTREPRENEURSHIP PADA MAHASISWA UMS

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN ENTREPRENEURSHIP PADA MAHASISWA UMS i HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN ENTREPRENEURSHIP PADA MAHASISWA UMS SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat sarjana S-1 Diajukan oleh : DIYAH RETNO NING TIAS F

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 12 BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan landasan teori yang akan digunakan dalam meneliti kepuasan berwirausaha single mother, teori ini juga yang akan membantu peneliti dalam meriset fenomena

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator ekonomi antara lain dengan mengetahui pendapatan nasional, pendapatan per kapita, tingkat

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Keadaan Umum Wilayah Kota Bogor Kota Bogor terletak diantara 16 48 BT dan 6 26 LS serta mempunyai ketinggian minimal rata-rata 19 meter, maksimal 35 meter dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat krisis ekonomi berlangsung di Indonesia, UKM merupakan sektor

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat krisis ekonomi berlangsung di Indonesia, UKM merupakan sektor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usaha Kecil Menengah (UKM) mempunyai peran penting dan strategis bagi pertumbuhan ekonomi negara, baik negara berkembang maupun negara maju. Pada saat krisis ekonomi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap tahun jumlah penduduk di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun. Ini dikarenakan angka kelahiran lebih besar daripada angka kematian. Berdasarkan

Lebih terperinci

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PROPOSAL USAHA ROTI GORENG BIDANG KEGIATAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA KEWIRAUSAHAAN

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PROPOSAL USAHA ROTI GORENG BIDANG KEGIATAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA KEWIRAUSAHAAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PROPOSAL USAHA ROTI GORENG BIDANG KEGIATAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA KEWIRAUSAHAAN Diusulkan Oleh: Nama Mahasiswa (Ketua) (NIM) Nama Mahasiswa (Wakil Ketua) (NIM) Nama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang No. 9 Tahun 1995 yang dimaksud usaha kecil adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang No. 9 Tahun 1995 yang dimaksud usaha kecil adalah 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian UKM Di Indonesia pengertian mengenai usaha kecil masih sangat beragam. Menurut Undang-Undang No. 9 Tahun 1995 yang dimaksud usaha kecil adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. feminisme yang berkembang mulai abad ke-18 telah menjadi salah satu penanda

BAB I PENDAHULUAN. feminisme yang berkembang mulai abad ke-18 telah menjadi salah satu penanda 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kaum perempuan hari ini tidak hanya beraktifitas di ranah domestik saja. Namun, di dalam masyarakat telah terjadi perubahan paradigma mengenai peran perempuan di

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Setelah beberapa tahun menyandang gelar Celtic Tiger, yang menggambarkan betapa

BAB V KESIMPULAN. Setelah beberapa tahun menyandang gelar Celtic Tiger, yang menggambarkan betapa BAB V KESIMPULAN Krisis ekonomi yang melanda Irlandia merupakan batu sandungan yang cukup besar. Setelah beberapa tahun menyandang gelar Celtic Tiger, yang menggambarkan betapa hebatnya perekonomian di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin meningkat serta perusahaan-perusahaan yang semakin besar,

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin meningkat serta perusahaan-perusahaan yang semakin besar, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menuju perdagangan bebas perkembangan perekonomian di Indonesia yang semakin meningkat serta perusahaan-perusahaan yang semakin besar, adanya persaingan antara para

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN WANITA DALAM KEUANGAN SYARIAH Pengalaman & Kiat-Kiat Memulai Usaha. Created by : Indana Saramita Rachman Executive Secretary

PEMBERDAYAAN WANITA DALAM KEUANGAN SYARIAH Pengalaman & Kiat-Kiat Memulai Usaha. Created by : Indana Saramita Rachman Executive Secretary PEMBERDAYAAN WANITA DALAM KEUANGAN SYARIAH Pengalaman & Kiat-Kiat Memulai Usaha Created by : Indana Saramita Rachman Executive Secretary LATAR BELAKANG UMKM berperan menyerap tenaga kerja hingga 97% tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis dan persaingan antar perusahaan pada masa

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis dan persaingan antar perusahaan pada masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis dan persaingan antar perusahaan pada masa sekarang ini semakin ketat. Hal tersebut akan berdampak pada pelanggan, persaingan usaha dan perubahan.

Lebih terperinci

Fokus Negara IMF. Fokus Negara IMF. Ekonomi Asia yang Dinamis Terus Memimpin Pertumbuhan Global

Fokus Negara IMF. Fokus Negara IMF. Ekonomi Asia yang Dinamis Terus Memimpin Pertumbuhan Global Fokus Negara IMF Orang-orang berjalan kaki dan mengendarai sepeda selama hari bebas kendaraan bermotor, diadakan hari Minggu pagi di kawasan bisnis Jakarta di Indonesia. Populasi kaum muda negara berkembang

Lebih terperinci

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia Perlambatan pertumbuhan Indonesia terus berlanjut, sementara ketidakpastian lingkungan eksternal semakin membatasi ruang bagi stimulus fiskal dan moneter

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. tahun 1994 didirikanlah sebuah usaha dengan nama PT SUPRAJAYA 2001

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. tahun 1994 didirikanlah sebuah usaha dengan nama PT SUPRAJAYA 2001 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan Perusahaan ini dirintis oleh suami istri Ngadiman di Jakarta. Maka tahun 1994 didirikanlah sebuah usaha dengan nama PT

Lebih terperinci

BISNIS RUMAH MAKAN STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. Oleh : Muhamad Amirudin Fauzi / S1TI2M

BISNIS RUMAH MAKAN STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. Oleh : Muhamad Amirudin Fauzi / S1TI2M BISNIS RUMAH MAKAN Oleh : Muhamad Amirudin Fauzi 10.11.4479 / S1TI2M STMIK AMIKOM YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemenuhan kebutuhan dan keinginan serta nilai kualitas jasa sangat ditentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 12,94% meskipun relatif tertinggal bila dibandingkan dengan kinerja bursa

BAB I PENDAHULUAN. 12,94% meskipun relatif tertinggal bila dibandingkan dengan kinerja bursa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Beragam isu membayangi, indeks Pasar Modal Indonesia sukses melewati semua ujian. Sepanjang 2012, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mencerminkan kondisi

Lebih terperinci

10 Cara China Salip Ekonomi Amerika Serikat

10 Cara China Salip Ekonomi Amerika Serikat 10 Cara China Salip Ekonomi Amerika Serikat Metta Pranata - detikfinance Jumat, 20/07/2012 08:14 WIB Jakarta - Berdasarkan survey Pew Research Center pada 2008, sebelum terjadi krisis yang mengguncang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lembaga /manajer investasi) melakukan redemption (menarik kembali) investasinya

BAB I PENDAHULUAN. lembaga /manajer investasi) melakukan redemption (menarik kembali) investasinya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Sebagai negara yang menganut sistem ekonomi terbuka, kita memang tidak bisa menghindar dari dampak krisis keuangan global. Terlebih, modal asing yang termasuk

Lebih terperinci

Kewirausahaan atau Wirausaha adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, membawa visi ke dalam kehidupan.

Kewirausahaan atau Wirausaha adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, membawa visi ke dalam kehidupan. EKO HANDOYO MEMBANGUN KADER PEMIMPIN BERJIWA ENTREPRENEURSHIP DAN BERWAWASAN KEBANGSAAN 12-12 2012 Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Kewirausahaan atau Wirausaha adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan,

Lebih terperinci

USAHA RUMAH MAKAN. bisnis rumah makan, Sebelum anda menginvestasikan. waktu anda untuk belajar tentang

USAHA RUMAH MAKAN. bisnis rumah makan, Sebelum anda menginvestasikan. waktu anda untuk belajar tentang Tugas lingkungan bisnis Nama : Vicky Niyanda Libriyanto NIM : 10.12.4419 Kelas : S1-SI-2A USAHA RUMAH MAKAN Rumah makan dapat diartikan sebagai suatu tempat yang menyediakan atau menjual makanan untuk

Lebih terperinci

Materi 9 Organizing: Manajemen Sumber Daya Manusia

Materi 9 Organizing: Manajemen Sumber Daya Manusia Materi 9 Organizing: Manajemen Sumber Daya Manusia Dengan telah adanya struktur organisasi, manajer harus menemukan orang-orang untuk mengisi pekerjaan yang telah dibuat atau menyingkirkan orang dari pekerjaan

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor industri sepatu di era globalisasi seperti sekarang ini berada dalam persaingan yang semakin ketat. Terlebih lagi sejak tahun 2010 implementasi zona perdagangan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wirausaha memiliki peran penting dalam perkembangan ekonomi suatu negara, salah satu contohnya adalah negara adidaya Amerika. Penyumbang terbesar perekonomian Amerika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menggambarkan operasional dan menerangkan soal keuangan, tahap

BAB I PENDAHULUAN. untuk menggambarkan operasional dan menerangkan soal keuangan, tahap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perencanaan bisnis merupakan catatan ringkas yang di buat oleh wirausaha untuk menggambarkan operasional dan menerangkan soal keuangan, tahap keuntungan, strategi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pelaporan keuangan merupakan potret sebuah pertanggungjawaban manajemen dalam pelaporan sumber daya perusahaan terhadap berbagai pihak yang terkait yang berkaitan

Lebih terperinci

BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF

BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF BAB 1 RINGKASAN EKSEKUTIF BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF 1.1 Deskripsi Konsep Bisnis Teknologi telah menjadi unsur yang terdapat dalam kehidupan manusia, bahkan hampir di semua aspek kehidupan. Hampir semua

Lebih terperinci

BISNIS WARUNG KOPI STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. Oleh : Nur cholis / S1TI2M

BISNIS WARUNG KOPI STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. Oleh : Nur cholis / S1TI2M BISNIS WARUNG KOPI Oleh : Nur cholis 10.11.4545 / S1TI2M STMIK AMIKOM YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepuasan seseorang tergantung pada mutu minuman dan pelayanan pada konsumen sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang memicu orang-orang untuk mencari pekerjaan.

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang memicu orang-orang untuk mencari pekerjaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini masyarakat kesulitan dalam menemukan lapangan pekerjaan. Banyak sarjana yang menjadi pengangguran, akibatnya pendidikan yang dulunya begitu diagung-agungkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini hampir semua negara-negara di dunia menganut sistem pasar bebas

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini hampir semua negara-negara di dunia menganut sistem pasar bebas BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Saat ini hampir semua negara-negara di dunia menganut sistem pasar bebas sehingga terkait satu sama lain. Aliran dana bebas keluar masuk dari satu negara ke negara

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak. Juni 2010

PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak. Juni 2010 PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak Juni 2010 viii Ringkasan Eksekutif: Keberlanjutan di tengah gejolak Indonesia terus memantapkan kinerja ekonominya yang kuat,

Lebih terperinci

K168. Konvensi Promosi Kesempatan Kerja dan Perlindungan terhadap Pengangguran, 1988 (No. 168)

K168. Konvensi Promosi Kesempatan Kerja dan Perlindungan terhadap Pengangguran, 1988 (No. 168) K168 Konvensi Promosi Kesempatan Kerja dan Perlindungan terhadap Pengangguran, 1988 (No. 168) K168 - Konvensi Promosi Kesempatan Kerja dan Perlindungan terhadap Pengangguran, 1988 (No. 168) 2 K168 Konvensi

Lebih terperinci

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA Ekonomi rakyat merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. parah bagi perekonomian nasional. Deputi Gubernur Bank Indonesia Ronald

BAB I PENDAHULUAN. parah bagi perekonomian nasional. Deputi Gubernur Bank Indonesia Ronald BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis moneter dan ekonomi terus melanda baik itu di negara maju maupun negara berkembang. Salah satu negara yang merasakannya yaitu Indonesia, dimana krisis moneter

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keputusan migrasi didasarkan pada perbandingan untung rugi yang berkaitan

I. PENDAHULUAN. Keputusan migrasi didasarkan pada perbandingan untung rugi yang berkaitan 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Migrasi merupakan perpindahan orang dari daerah asal ke daerah tujuan. Keputusan migrasi didasarkan pada perbandingan untung rugi yang berkaitan dengan kedua daerah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dalimunthe dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dalimunthe dengan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Menurut hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dalimunthe dengan judul penelitian Pengaruh Karakteristik Individu, Kewirausahaan, Gaya Kepemimpinan

Lebih terperinci

KRISIS EKONOMI DI INDONESIA MATA KULIAH PEREKONOMIAN INDONESIA

KRISIS EKONOMI DI INDONESIA MATA KULIAH PEREKONOMIAN INDONESIA KRISIS EKONOMI DI INDONESIA MATA KULIAH PEREKONOMIAN INDONESIA Definisi Krisis ekonomi : Suatu kondisi dimana perekonomian suatu negara mengalami penurunan akibat krisis keuangan Krisis keuangan/ moneter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jangka pendek maupun jangka panjang yang ingin dicapai. Tujuan jangka pendek

BAB I PENDAHULUAN. jangka pendek maupun jangka panjang yang ingin dicapai. Tujuan jangka pendek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi dan persaingan bisnis yang semakin ketat, industri bisnis dituntut untuk terus berkembang dan menyesuaikan diri dengan perubahan bisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bank merupakan perusahaan bidang jasa yang penting dalam membantu masyarakat. Jasa-jasa perbankan sangat berperan dalam membantu masyarakat melakukan transaksi. Menyadari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan sosial, yaitu berupa kegiatan-kegiatan yang dilakukan suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan sosial, yaitu berupa kegiatan-kegiatan yang dilakukan suatu negara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu upaya untuk mencapai pertumbuhan kesejahteraan sosial, yaitu berupa kegiatan-kegiatan yang dilakukan suatu negara untuk mengembangkan kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perubahan ekonomi dalam era globalisasi mengalami

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perubahan ekonomi dalam era globalisasi mengalami BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perubahan ekonomi dalam era globalisasi mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Proses tersebut adalah suatu perubahan di dalam perekonomian dunia, yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berlomba-lomba menciptakan terobosan untuk meningkatkan daya saing demi

BAB 1 PENDAHULUAN. berlomba-lomba menciptakan terobosan untuk meningkatkan daya saing demi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingginya populasi usia produktif di Indonesia yang tak berbanding lurus dengan ketersediaan jumlah lapangan pekerjaan, mendorong orang Indonesia berlomba-lomba menciptakan

Lebih terperinci

Survey Bisnis Keluarga 2014 Indonesia

Survey Bisnis Keluarga 2014 Indonesia www.pwc.com/id Survey Bisnis Keluarga 2014 Indonesia November 2014 Terima kasih.. Atas partisipasi dalam survey dan kehadirannya Agenda Latar belakang Family business survey 2014 Sekilas temuan utama Gambaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dan merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dan merupakan salah BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PEMILIHAN JUDUL Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dan merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk terbesar di dunia, merupakan pasar

Lebih terperinci

IRRA MAYASARI F

IRRA MAYASARI F HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN VOKASIONAL DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Disusun oleh : IRRA MAYASARI F 100 050 133

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN DAN RASA MEMILIKI

PEMBERDAYAAN DAN RASA MEMILIKI PEMBERDAYAAN DAN RASA MEMILIKI Sebuah perusahaan yang melakukan pemberdayaan karyawan dan memiliki mutu pelayanan akan memberikan pelayanan yang prima kepada para pelanggannya. Hanya Karyawan Berkualitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian wirausahawan (entrepreneur) secara sederhana adalah orang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian wirausahawan (entrepreneur) secara sederhana adalah orang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Wirausaha Pengertian wirausahawan (entrepreneur) secara sederhana adalah orang yang berjiwa berani mengambil risiko untuk membuka usaha dalam

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa masyarakat adil dan makmur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dapat dilakukan dibanyak sektor, salah satunya adalah sektor

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dapat dilakukan dibanyak sektor, salah satunya adalah sektor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi dapat dilakukan dibanyak sektor, salah satunya adalah sektor properti. Pada umumnya banyak masyarakat yang tertarik menginvestasikan dananya di sektor properti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kecil Menengah (UMKM). Adalah suatu kegiatan ekonomi yang berperan

BAB I PENDAHULUAN. Kecil Menengah (UMKM). Adalah suatu kegiatan ekonomi yang berperan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usaha kecil menengah (UKM) sering disebut juga sebagai Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Adalah suatu kegiatan ekonomi yang berperan penting untuk suatu Negara atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Riskha Mardiana, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Riskha Mardiana, 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Permasalahan pada suatu negara yang saat ini sedang di alami adalah mengenai pengangguran. Jumlah pengangguran semakin mengkhawatirkan pertahunnya terus bertambah.

Lebih terperinci

UJIAN AKHIR SEMESTER MK.KEWIRAUSAHAAN

UJIAN AKHIR SEMESTER MK.KEWIRAUSAHAAN UJIAN AKHIR SEMESTER MK.KEWIRAUSAHAAN A. Pilih salah satu jawaban yang paling benar dengan memberi tanda silang pada salah satu huruf a, b, c atau d pada lembar jawaban yang tersedia!. 01. Saat kita merasa

Lebih terperinci

Kasus Leverage Buyout (LBO) DELL MENJADI PERUSAHAAN PRIVAT

Kasus Leverage Buyout (LBO) DELL MENJADI PERUSAHAAN PRIVAT Kasus Leverage Buyout (LBO) DELL MENJADI PERUSAHAAN PRIVAT Dell, Inc. (NASDAQ: DELL), adalah sebuah perusahaan berbasis di Round Rock, Texas, Amerika Serikat, memproduksi dan memasarkan perangkat keras

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan masa depan pembangunan bangsa mengharapkan penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan masa depan pembangunan bangsa mengharapkan penduduk yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di Era Globalisasi dan pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat ini, pemerintah sedang melaksanakan pembangunan di segala bidang yang pada hakekatnya bertujuan

Lebih terperinci

"Indonesia Bisa Jadi Masalah Baru Bagi Asia"

Indonesia Bisa Jadi Masalah Baru Bagi Asia H T T P : / / U S. A N A L I S I S. V I V A N E W S. C O M / N E W S / R E A D / 2 8 4 0 2 5 - I N D O N E S I A - B I S A - J A D I - M A S A L A H - B A R U - B A G I - A S I A "Indonesia Bisa Jadi Masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis semakin pesat membuat orang berpikir lebih

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis semakin pesat membuat orang berpikir lebih 48 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis semakin pesat membuat orang berpikir lebih kreatif untuk membuat cara yang lebih efektif dalam memajukan perekonomian guna meningkatkan

Lebih terperinci

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERINDUSTRIAN

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERINDUSTRIAN PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERINDUSTRIAN 1 (satu) bulan ~ paling lama Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia di bidang Industri sebagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikunjungi serta memiliki fasilitas yang memadai untuk bersantai bersama

BAB I PENDAHULUAN. dikunjungi serta memiliki fasilitas yang memadai untuk bersantai bersama BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin padatnya jadwal kegiatan masyarakat di Kota Medan membuat masyarakat membutuhkan tempat makan yang memiliki akses yang mudah untuk dikunjungi serta memiliki

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pada Peringatan 1 Tahun Gerakan Kewirausahaan Nasional, Jakarta, 8 Maret 2012 Kamis, 08 Maret 2012

Sambutan Presiden RI pada Peringatan 1 Tahun Gerakan Kewirausahaan Nasional, Jakarta, 8 Maret 2012 Kamis, 08 Maret 2012 Sambutan Presiden RI pada Peringatan 1 Tahun Gerakan Kewirausahaan Nasional, Jakarta, 8 Maret 2012 Kamis, 08 Maret 2012 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PERINGATAN SATU TAHUN GERAKAN KEWIRAUSAHAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang perekonomiannya. Pembangunan ekonomi negara Indonesia di. ide baru, berani berkreasi dengan produk yang dibuat, dan mampu

BAB I PENDAHULUAN. bidang perekonomiannya. Pembangunan ekonomi negara Indonesia di. ide baru, berani berkreasi dengan produk yang dibuat, dan mampu A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dalam bidang perekonomiannya. Pembangunan ekonomi negara Indonesia di masa yang akan datang, sangatlah ditentukan

Lebih terperinci

BAB I PERUSAHAAN ASURANSI

BAB I PERUSAHAAN ASURANSI BAB I PERUSAHAAN ASURANSI A. Pengertian Perusahaan Asuransi 1. Pengertian Perusahaan Kegiatan ekonomi yang berkembang akan membawa perkembangan pula dalam kegiatan bisnis, kegiatan ekonomi yang meningkat

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2, 2009 Ekonomi. Lembaga. Pembiayaan. Ekspor. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4957) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Tohar (2001:1) Usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Tohar (2001:1) Usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Usaha Kecil Menurut Tohar (2001:1) Usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil, dan memenuhi kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 mengakibatkan

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 mengakibatkan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator yang sangat penting dalam perekonomian setiap negara, baik di negara maju maupun di negara berkembang. Krisis ekonomi yang terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian dan (2) pencapaian sasaran-sasaran organisasi dengan cara yang

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian dan (2) pencapaian sasaran-sasaran organisasi dengan cara yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Membahas tentang perencanaan bisnis tidak lepas dari manajemen, karena perencanaan merupakan salah satu bagian dari empat fungsi manajemen. Manajemen (management) adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai sektor-sektor yang dapat memperlihatkan tingkat pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai sektor-sektor yang dapat memperlihatkan tingkat pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perekonomian suatu negara maupun daerah pada kenyataannya terdapat berbagai sektor-sektor yang dapat memperlihatkan tingkat pertumbuhan perekonomian yaitu

Lebih terperinci

PENGANTAR BISNIS MEMAHAMI KEWIRAUSAHAAN DAN KEPEMILIKAN BISNIS BARU. Catur Widayati, SE.,MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS

PENGANTAR BISNIS MEMAHAMI KEWIRAUSAHAAN DAN KEPEMILIKAN BISNIS BARU. Catur Widayati, SE.,MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Modul ke: PENGANTAR BISNIS MEMAHAMI KEWIRAUSAHAAN DAN KEPEMILIKAN BISNIS BARU Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Catur Widayati, SE.,MM Program Studi MANAJEMEN www.mercubuana.ac.id Pengertian Bisnis Kecil Pengertian

Lebih terperinci

Seri Berkoperasi: MENGUBAH MINDSET PENGELOLAAN KEUANGAN KELUARGA

Seri Berkoperasi: MENGUBAH MINDSET PENGELOLAAN KEUANGAN KELUARGA Seri Berkoperasi: MENGUBAH MINDSET PENGELOLAAN KEUANGAN KELUARGA Disarikan dari buku: [BUKAN] DOSA-DOSA ORANGTUA TERHADAP ANAK DALAM HAL FINANSIAL, oleh Agus Arijanto (2015) MENYIASATI DUIT ( UANG ) BAGAIMANA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini sangat banyak merek mobil yang digunakan di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini sangat banyak merek mobil yang digunakan di Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Memasuki era globalisasi ini, perkembangan perekonomian khususnya di Indonesia berkembang dengan pesat. Hal ini ditandai dengan banyaknya perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan merupakan bersatunya seorang laki-laki dengan seorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan merupakan bersatunya seorang laki-laki dengan seorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan bersatunya seorang laki-laki dengan seorang perempuan sebagai suami istri untuk membentuk keluarga. Dahulu pembagian peran pasangan suami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara berkembang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara berkembang diarahkan untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan bagi seluruh rakyatnya. Keberhasilan sebuah pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi sekarang ini, kebutuhan hidup setiap orang semakin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi sekarang ini, kebutuhan hidup setiap orang semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi sekarang ini, kebutuhan hidup setiap orang semakin hari semakin meningkat, hal ini salah satu permasalahan yang membuktikan bahwa setiap

Lebih terperinci

Kegagalan masyarakat Indonesia dalam mengendalikan pengeluarannya diperburuk dengan kesalahan keuangan yang berulang

Kegagalan masyarakat Indonesia dalam mengendalikan pengeluarannya diperburuk dengan kesalahan keuangan yang berulang Untuk didistribusikan pada 4 Februari 2016 Kegagalan masyarakat Indonesia dalam mengendalikan pengeluarannya diperburuk dengan kesalahan keuangan yang berulang Lebih dari separuh investor (53%) menghabiskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara-negara miskin dan negara baru berkembang, Indonesia sebagai negara

BAB I PENDAHULUAN. negara-negara miskin dan negara baru berkembang, Indonesia sebagai negara i BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemiskinan dan pengangguran merupakan masalah yang sering dijumpai di negara-negara miskin dan negara baru berkembang, Indonesia sebagai negara berkembang

Lebih terperinci

MAKALAH MENGELOLA DALAM LINGKUNGAN BISNIS DINAMIS : MENGAMBIL RESIKO DAN MENGHASILKAN LABA. DOSEN PEMBIMBING : Dr. Silvya Sari Rosalina,Ssos,MSi

MAKALAH MENGELOLA DALAM LINGKUNGAN BISNIS DINAMIS : MENGAMBIL RESIKO DAN MENGHASILKAN LABA. DOSEN PEMBIMBING : Dr. Silvya Sari Rosalina,Ssos,MSi MAKALAH MENGELOLA DALAM LINGKUNGAN BISNIS DINAMIS : MENGAMBIL RESIKO DAN MENGHASILKAN LABA DOSEN PEMBIMBING : Dr. Silvya Sari Rosalina,Ssos,MSi Salah satu tugas mata kuliah Pengantar Bisnis Disusun Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dirasakan dampaknya ke seluruh dunia, termasuk negara berkembang pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. dirasakan dampaknya ke seluruh dunia, termasuk negara berkembang pada tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Gejolak krisis keuangan global telah mengubah tatanan perekonomian dunia. Krisis global yang berawal di Amerika Serikat pada tahun 2007, semakin dirasakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah,

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah, I. PENDAHULUAN Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan ruang lingkup penelitian. Pembahasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdampak pada tingkat pengangguran seperti yang dijelaskan oleh teori trade-off

BAB I PENDAHULUAN. berdampak pada tingkat pengangguran seperti yang dijelaskan oleh teori trade-off BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Inflasi merupakan salah satu indikator penting dalam menganalisis perekonomian sebuah negara selain pertumbuhan ekonomi dan pengangguran. Inflasi juga sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperti Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Hal ini tentunya membuat jumlah

BAB I PENDAHULUAN. seperti Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Hal ini tentunya membuat jumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semenjak krisis ekonomi tahun 1997 perekonomian Indonesia semakin terpuruk. Banyak perusahaan-perusahaan besar yang bergerak di sektor formal yang menutup usahanya

Lebih terperinci

Pengaruh utang luar negeri dan defisit anggaran terhadap kondisi makro ekonomi OLEH: Siti Hanifah NIM.F BAB I PENDAHULUAN

Pengaruh utang luar negeri dan defisit anggaran terhadap kondisi makro ekonomi OLEH: Siti Hanifah NIM.F BAB I PENDAHULUAN Pengaruh utang luar negeri dan defisit anggaran terhadap kondisi makro ekonomi OLEH: Siti Hanifah NIM.F 0102058 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam menyelenggarakan pemerintahan, suatu negara memerlukan

Lebih terperinci

Hubungan antara upah, motivasi kerja dengan produktivitas kerja karyawan pada PT. Pilar Kekar Plasindo Surakarta tahun

Hubungan antara upah, motivasi kerja dengan produktivitas kerja karyawan pada PT. Pilar Kekar Plasindo Surakarta tahun 2 Hubungan antara upah, motivasi kerja dengan produktivitas kerja karyawan pada PT. Pilar Kekar Plasindo Surakarta tahun 2004 2005 Oleh : Rifki NIM K7499092 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepemimpinan, dan pengendalian sumber daya organisasi (Richard L. Daft, 2005)

BAB I PENDAHULUAN. kepemimpinan, dan pengendalian sumber daya organisasi (Richard L. Daft, 2005) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Membahas tentang perencanaan bisnis tidak lepas dari manajemen, karena perencanaan merupakan salah satu bagian dari empat fungsi manajemen. Manajemen (management) adalah

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. serangan Paris oleh kaum Islamis dengan pandangan-pandangan SYRIZA terhadap

BAB V KESIMPULAN. serangan Paris oleh kaum Islamis dengan pandangan-pandangan SYRIZA terhadap BAB V KESIMPULAN Pada Pemilihan di Yunani lalu, kampanye formal berlangsung pendek dan dimulai pada awal Januari, yang dilakukan segera setelah dua pihak berkuasa gagal memiliki kandidat untuk upacara

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Republik

Lebih terperinci

Profil Pekerjaan yang Layak INDONESIA

Profil Pekerjaan yang Layak INDONESIA Profil Pekerjaan yang Layak INDONESIA Ringkasan Selama 15 tahun terakhir, Indonesia mengalami perubahan sosial dan politik luar biasa yang telah membentuk latar belakang bagi pekerjaan layak di negeri

Lebih terperinci

Perluasan Lapangan Kerja

Perluasan Lapangan Kerja VII Perluasan Lapangan Kerja Perluasan lapangan kerja untuk menciptakan lapangan kerja dalam jumlah dan mutu yang makin meningkat, merupakan sebuah keniscayaan untuk menyerap angkatan kerja baru yang terus

Lebih terperinci

Memahami Krisis Yunani. Oleh: Nicholas Cachanosky

Memahami Krisis Yunani. Oleh: Nicholas Cachanosky Memahami Krisis Yunani Oleh: Nicholas Cachanosky Pada saat saya menulis baris ini; sudah hampir pasti bahwa Yunani akan gagal membayar hutangnya hari ini, 30 Juni. Apa yang menuntun kepada situasi malapetaka

Lebih terperinci

PEMANFAATAN PELUANG USAHA SECARA KREATIF DAN INOVATIF C. PEMANFAATAN PELUANG USAHA SECARA KREATIF DAN INOVATIF

PEMANFAATAN PELUANG USAHA SECARA KREATIF DAN INOVATIF C. PEMANFAATAN PELUANG USAHA SECARA KREATIF DAN INOVATIF PEMANFAATAN PELUANG USAHA SECARA KREATIF DAN INOVATIF C. PEMANFAATAN PELUANG USAHA SECARA KREATIF DAN INOVATIF Wirausaha yang kreatif adalah wirausaha yang cepat menangkap peluang yang muncul dari suatu

Lebih terperinci

Pengantar Bisnis. Tujuan, Sumber Daya, dan Stakeholders Bisnis MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

Pengantar Bisnis. Tujuan, Sumber Daya, dan Stakeholders Bisnis MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh MODUL PERKULIAHAN Tujuan, Sumber Daya, dan Stakeholders Bisnis Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ekonomi & Bisnis Akuntansi 01 MK84014 Abstract Tujuan dan perkembangan dunia bisnis;

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2010 245 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2010 Tim Penulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, peranan Industri Kecil Menengah (IKM) dikaitkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, peranan Industri Kecil Menengah (IKM) dikaitkan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di Indonesia, peranan Industri Kecil Menengah (IKM) dikaitkan dengan upaya pemerintah untuk mengatasi pengangguran, memperluas kesempatan kerja, memerangi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan bisnis adalah suatu cetak biru tertulis ( blue print ) yang

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan bisnis adalah suatu cetak biru tertulis ( blue print ) yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perencanaan bisnis adalah suatu cetak biru tertulis ( blue print ) yang berisikan tentang misi usaha, usulan usaha, operasional usaha, rincian financial, strategi

Lebih terperinci